24;

1.7K 167 39
                                    

"Apa mungkin Gun hamil?"

"Tidak mungkin Nam, dia seorang laki-laki jika kau lupa"

Off memijat kepalanya pening, rasanya percuma saja menceritakan keluh kesahnya tentang Gun pada kedua bawahannya itu.

Sudah hampir 2 minggu sejak Gun menangis hanya karena menginginkan ice cream dan setelah itu Off semakin di buat takjub dengan sifat Gun yang semakin aneh, setiap harinya ada saja yang Gun inginkan dan itu harus Off sendiri yang membelikannya. Sebenarnya Off tidak masalah jika harus mengeluarkan uangnya untuk menuruti kemauan Gun, hanya saja pria itu merasa terganggu karena Gun selalu memintanya di saat jam sibuk kerjanya.

"P'Off sepertinya kau memang harus membawa Gun ke rumah sakit"

Off menoleh pada Luke, mengernyit heran mendengar usulan asistennya tersebut, memangnya Gun sakit apa hingga harus di bawa ke rumah sakit? pikirnya.

"Aku curiga Gun hamil, dari ceritamu itu aku menyimpulkan bahwa Gun sedang mengidam" lanjut Namtan

Ah bawahannya ini semakin tidak waras saja

"Tidak mungkin" lesu Off, dia benar-benar sudah lelah

"Bagaimana kau tau? kau belum memeriksakan Gun ke Dokter" Namtan mengangguki ucapan Luke

Off lagi-lagi menghela nafasnya berat sebelum menjawab Luke

"Beberapa hari lalu Gun muntah-muntah lalu aku membawanya ke rumah sakit, dan Dokter mengatakan bahwa asam lambung Gun naik hingga menyebabkan Gun muntah-muntah"

"Dia tidak hamil, lambungnya saja yang bermasalah" lanjut Off

Luke dan Namtan hanya bisa melongo mendengar cerita boss mereka. Awalnya Off juga mengira hal yang sama dengan Namtan, meskipun sejujurnya ia tidak percaya bahwa seorang laki-laki bisa hamil. Hingga akhirnya pernyataan Dokter kemarin kembali menyadarkannya dari dugaan gilanya.

"Sudah aku bilang Gun tidak mungkin hamil" Luke memukul kepala Namtan pelan membuat wanita itu mengaduh tak terima

"Kan itu hanya kesimpulanku saja, mana aku tau kalau Gun punya penyakit lambung" Namtan memalingkan wajahnya dari Luke.

"Tapi jika Gun memang hamil, berarti honeymoon kalian berhasil"

"Kau gila, p'Off mungkin hanya melakukannya sekali, tidak mungkin secepat itu" lagi-lagi Luke tak terima dengan ucapan Namtan, omong-omong bagaimana Luke bisa tau jika Off hanya melakukannya sek--? ah tidak, Off kan saat itu melakukannya 2 kali, tebakan Luke salah.

"Kembali ke ruangan kalian dan bersihkan pikiran kotor kalian itu. Aku mau pulang" rasanya kepala Off hampir meledak mendengar percakapan bawahannya yang semakin tidak jelas.

"Aow? ini masih jam 4 sore, dokumen yang kami antarkan tadi pagi saja sepertinya belum kau urus sama sekali" kata Luke yang diangguki Namtan

"Maka selesaikan, aku membayar kalian tidak untuk bersantai" Off melengos pergi meninggalkan Luke dan Namtan yang menatap kepergiannya dengan ekspresi cengo.

"Dia yang memanggil kita kesini, dia juga yang meninggalkan kita" Namtan menyandarkan badannya lemas di sofa

"Cepat bangun dan bantu aku membawa berkas-berkas ini ke ruangan kita, hari ini ini kita akan lembur" Luke mengambil setengah tumpukan berkas di meja Off diikuti Namtan yang membawa sisanya dengan gaya malas-malasan

"Kau benar Luke, kita akan lembur sampai pagi" Namtan meratapi tumpukan berkas ditangannya.

Sedangkan di sisi lain, Gun tengah memasak di bantu dengan ART yang sudah seminggu ini bekerja dirumahnya. Bibi Fah, begitu Gun memanggilnya. Namun Bibi Fah tidak tinggal di rumah mereka, ia akan datang waktu fajar dan kembali pulang sebelum matahari terbenam.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang