39;

1.7K 150 43
                                    

"Kenapa kau tidak kabur saja Gun?"

Gun tersenyum tipis mendengar pertanyaan Oab yang kini duduk berdua dengannya di bawah sebuah pohon, menikmati waktu sore bersama sambil memandang danau yang tenang dengan background langit yang mulai berwarna kemerahan.

"Jika aku kabur, apakah itu akan menyelesaikan masalah? tidak kan?"

Gun menatap Oab yang terdiam, lalu ia menidurkan dirinya diatas rerumputan.

"Karena lari dari hal yang menyakitiku akan membuatku semakin sakit, Oab. Lebih baik aku menetap dan menderita seperti ini sampai aku terbiasa olehnya. Juga untuk melihat sejauh mana aku bisa bertahan" ucap Gun

"Tapi pada dasarnya manusia perlu merasakan kehilangan dahulu agar mereka sadar akan berharganya seseorang" jawab Oab.

Gun kembali tersenyum "Lalu bagaimana jika dari awal manusia itu tidak menganggap seseorang yang meninggalkannya berharga?"

Sial, Oab lagi-lagi tak bisa membalas ucapan Gun.

"Aku jelas tau apa yang aku lakukan Oab, aku hanya ingin melihat sejauh mana pernikahanku dengan p'Off bisa bertahan. Sudah sekuat apa pondasi yang kami bangun. Karena ini semua bukan hanya tentang aku kabur dari rumah, meninggalkan p'Off lalu kembali saat dirinya sudah menyadari letak kesalahannya dan menyesal karena sudah menyakitiku" Gun memberi jeda sebentar sebelum lanjut berbicara

"Setiap manusia memiliki caranya masing-masing untuk menyelesaikan masalahnya, dan aku memilih untuk tetap berjalan diatas luka itu"

"Gun--"

"Aku akan pergi saat penghuninya sendiri yang memintaku untuk pergi Oab" Ucap Gun menatap Oab dengan senyuman yang mampu membohongi semua orang bahkan diri Gun sendiri.

Oab menyerah, telak dengan semua ucapan Gun yang membuat hatinya ikut merasa terenyuh. Sebenarnya hati Gun ini terbuat dari apa? kenapa bisa sekuat itu untuk menahan semua lukanya?

Oab membaringkan tubuhnya disebelah Gun, menatap pria mungil disebelahnya yang kini tengah memejamkan matanya. Baginya Gun seperti sebuah barang yang mudah pecah dan harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Tapi kenyataannya Gun seperti besi yang semakin kuat tempaannya akan semakin kuat pula dirinya.

Apa kalian berpikir mereka baru saja melakukan sesi curhat dengan Gun yang menceritakan masalah rumah tangganya? maka jawabannya adalah tidak.

Setelah sekian lama akhirnya Oab memberanikan dirinya menanyakan tentang kejadian dimana saat ia mengantar Gun yang mabuk. Awalnya Gun menolak untuk membahas masalah rumah tangganya, ia bahkan tak sedikitpun menceritakan keburukan Off pada Oab. Gun selalu berusaha menutupi itu semua dengan mencoba membahas topik lain.

Namun entah bagaimana ceritanya hingga Oab bisa membuat Gun menjawab segala pertanyaan yang sudah lama bersarang di kepalanya. Mengetahui alasan Gun untuk tetap bertahan di hubungan yang membuat Gun terluka.

"You deserve someone better, Gun" lirih Oab

Gun membuka matanya, menoleh kearah Oab yang juga menatapnya dengan tatapan sendu.

"But i just want him" balas Gun membuat jantung Oab berdegup kencang.

Angin berhembus menerpa wajah dua orang yang kini saling menatap, merasakan sejuknya semilir angin yang bisa sedikit menyejukkan hati keduanya. Membiarkan dedaunan yang menguning jatuh ke rerumputan hijau.

"Oab, terimakasih" kata Gun yang masih setia menatap Oab

"Untuk apa?" tanya Oab

"Terimakasih sudah selalu menghiburku dan membawaku ke tempat menenangkan seperti ini"

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang