28;

1.9K 161 17
                                    

Off menyibak rambut Gun, menatap sosok mungil yang terlihat nyaman di dalam dekapannya. Telepon yang terus berdering bahkan tak mengusik Gun dari tidur nyenyak nya.

Off tersenyum tipis kala mengingat kejadian semalam. Bagaimana ia menyatakan cinta pada Gun yang berujung dengan kegiatan panas keduanya. .

"I think i'm really in love with you"

Cinta? Off tak pernah membayangkan dirinya bisa balas mencintai Gun sebelumnya. Tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa pernikahannya dengan Gun mampu membawa perubahan besar dalam hidupnya, terutama perasaannya. Siapa sangka Off yang awalnya menerima perjodohannya dengan Gun karena ia baru saja putus cinta namun sekarang berujung dirinya yang kembali menemukan cinta.

Berbicara mengenai cinta, rasanya belum pantas jika aku menarik sendiri kesimpulan tentang apa yang disebut dengan cinta.

Namun, jika Off ditanya tentang alasannya mencintai Gun...bukankah tak harus ia temui alasan ketika dirinya jatuh cinta? terlebih ia jatuh cinta pada suaminya sendiri.

Sejak dirinya bertemu dengan Gun dan mengenal Gun, ia merasakan sebuah perubahan terjadi padanya. Perubahan hatinya juga cara pandangnya tentang cinta. Off dapat mempelajari hal-hal baru yang tidak ia ketahui sebelumnya. Dan Off baru menyadari dan memahami semua hal itu saat ia mencintai Gun.

Gun fell first, but Off fell harder.

Suara dering telepon yang terus menerus berbunyi memang tak mampu membangunkan Gun dari tidurnya, namun cukup membuat Off kesal dibuatnya.
Ia yakin itu adalah telefon dari kantornya, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 10 membuatnya menyadari bahwa orang-orang dikantornya pasti sedang mencarinya.

Off menekan tombol hijau di layar dan langsung mendapatkan pekikan dari seberang sana. Siapa lagi kalau bukan Namtan pelakunya?

"AISHH P'OFF KAU KEMANA SAJA? AKU DAN LUKE SUDAH BERUSAHA MENELPON SEJAK JAM 7 PAGI!"

Off memutar bola matanya malas, kalau bisa ia sangat ingin menukar tambah sekretarisnya yang satu ini.

"Aku tidak ke kantor hari ini" jawab Off tanpa rasa bersalah, sembari sesekali melirik Gun yang masih terlelap.

"Semalam kau menghabiskan berapa ronde?" itu suara Luke

"Luke!"

"Aku hanya berca--"

"Aishh minggir lah Luke, ini bukan waktunya untuk bercanda. Aku masih harus menyelesaikan urusanku dengan p'Off"

Off menghela nafasnya berat, lelah mendengar keributan yang diciptakan sekretaris dan asistennya itu.

"Khun Off, kau boleh tak ke kantor namun kau tidak bisa membatalkan rapat proyek yang di Chiang Mai dengan setiap divisi dan juga bersama khun Tha"

Off mengernyit, kembali mengingat apakah ia memang ada rapat hari ini? sungguh dia tak mengingatnya.

"Aku tid--" ucapannya dipotong cepat oleh Namtan

"Kau tidak bisa membatalkan atau menundanya khun, karena 2 hari yang lalu kau sudah melakukan hal itu. Bukankah kau bilang kalau rapatnya di adakan di rumahmu saja khun?"

Off terdiam, otaknya kembali berusaha mengingat-ingat tentang pembahasan rencana rapat hari ini namun nyatanya ia tak mengingat apapun. Yang ia ingat malah kejadian semalam dimana dirinya melihat Gun dengan pria lain. Ah dia jadi semakin kesal karena hal itu.

"Baiklah, kau atur saja baiknya bagaimana" pasrah Off, lagi pula ia tak bisa membatalkan rapatnya.

"Baik khun, sesuai rencana awal bahwa rapatnya akan diadakan di rumahmu pukul 11 siang" Off hanya berdehem singkat, dan langsung mematikan panggilan teleponnya secara sepihak.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang