ketemu

266 30 0
                                    


Ketiga pria itu masih sedia menemani Flo bahkan ketika di dalam kamarnya. Dengan Felix yang cekatan menyuapi sang adik setelah mendapat instruksi jatah waktu makan siang dari perawat. Sementara Faris dan Wisnu tengah asyik mengobrol di ruang tunggu yang memang sengaja tersedia di sana. Selang beberapa menit, Sam dan Gita pun tiba dengan membawa makan siang untuk kedua anaknya serta Wisnu.

Perbincangan mengalun selayaknya keluarga pada umumnya. Topiknya tak lain kebanyakan tentang kondisi Flo, namun sesekali diselingi beberapa lelucon dari Felix guna menetralkan suasana agar tidak terlalu serius. Wisnu juga nampaknya sangat akrab dengan keluarga Charmaine, bahkan dia juga tidak lolos dari celetukan usil Felix.

"Ngomongin soal keturunan, aku boleh nanya gak Om, Tante?" Ujar Wisnu meminta izin terlebih dahulu tanpa bermaksud lancang.

"Apa yang Lo kepo dari keluarga gue, bro? Kita ini emang keturunan bangsawan dan gue Raja terakhirnya," sahut Felix dengan sombongnya membanggakan diri.

"Emang dia rajanya para kera, kak Nu," celetuk Flo menambahkan dan pastinya membuat mereka semua tergelak, apalagi menyaksikan raut masam Felix yang ternistakan.

"Sembarangan nyebut kakak sendiri raja kera. Gue emang keturunan raja kali," Felix bersungut tak terima.

"Sinting kali orang yang nyerahin tahtanya sama kak Felix. Modelan sun go Kong kek gini mau mimpin rakyat. Kalau kak Faris jadi raja baru aku percaya," gadis itu masih tak menyerah mematahkan semangat kakak keduanya tersebut.

Felix membelalakkan mata terkejut mendengarnya. "Astaga, anak ini," gregetnya gemas sendiri. Mulut Flo kalau sudah beraksi memang tak tanggung-tanggung.

"Lanjutin aja apa yang mau kamu tanyakan, Wisnu. Kalau nungguin perdebatan mereka nggak akan pernah ada habisnya," Gita mengalihkan topik kembali pada sahabat anaknya tersebut sembari terkekeh kecil.

Kembali ke tujuannya, Wisnu mengalihkan pandangannya pada sepasang suami-istri tersebut. "Maaf sebelumnya, tapi om sama tante jangan tersinggung dulu. Aku bukannya mau tahu privasi keluarga kalian, cuman mau memastikan aja," ucapnya agak sungkan memulai obrolan, takutnya membuat mereka tidak nyaman atau berat hati menanggapinya.

Sam menatapnya semakin penasaran, bahkan Faris pun ikut memasang wajah bertanya. "Silahkan, nggak apa-apa. Nggak usah sungkan lah, Nu," ucap Sam.

Tersenyum tipis, Wisnu mengangguk singkat sebelum kembali membuka mulut. "Tante atau Om ada keturunan bangsawan? Atau leluhur yang paling dihormati, disegani dulu waktu pada masanya?"

Tiba-tiba sekali menanyakan tentang leluhur? Mereka semuanya nampak keheranan dengan maksud Wisnu menanyakan hal tersebut, akan tetapi tidak ada yang mau berkomentar sekedar bertanya penasaran. Mereka hanya diam mendengarkan percakapan antara Wisnu dan kedua orang tuanya.

Sam lantas mengangguk. "Kakek buyut Om itu adalah seorang raja pada zaman dahulu. Dan kakeknya tante kamu ini juga menjadi ketua adat di sukunya. Memangnya ada apa?"

Wisnu menghembuskan napas panjang sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. "Oh, pantas saja," dia seakan memahami sesuatu.

"Apanya yang pantas?" Sahut Felix mewakili yang lain.

"Mohon izin sebelumnya, aku bukan bermaksud untuk membangun kepercayaan tentang hal gaib kepada kalian. Tapi, dari yang aku lihat, kalian semua kayaknya ada yang menjaga. Dan sepertinya mereka dari leluhur garis keturunan Om sama tante,"  Wisnu menuturkan.

Sam terdiam sejenak mendengar hal tersebut, kemudian dia menatap istrinya yang juga tengah memperhatikannya dengan raut bingung sebelum akhirnya kembali berucap. "Om udah pernah dengar pesan itu dari orang tua om. Tapi kami tidak terlalu mempercayainya. Memangnya seperti apa wujud yang kamu lihat?" Dia ikut penasaran apakah Wisnu ini bisa mendeskripsikan hal yang sama seperti yang pernah dia dengar dari ayahnya dulu.

Sleeping beauty {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang