nyatakah?

225 25 0
                                    


"Oi, masbro!" Seru Mervin lantas berdiri ketika melihat dari arah pintu kantin ada seorang sahabatnya, Genta, yang baru memunculkan diri setelah sekian lamanya cuti akibat kecelakaan. "Dateng juga akhirnya lo," lanjutnya seraya bersalaman ala pria.

"Gimana luka lo?" Sahut Felix yang juga ikut menyambut kehadiran sang sahabat dengan bahagia.

"Alham_ aws, Pelan-pelan bege!" Suara Genta berganti ringis ketika tangan Rafi tak sengaja mengenai tengkuknya yang masih ditempeli plaster luka kecil.

Segera, Raffi menjauhkan jarak mereka. "Sorry-sorry, gue nggak sengaja. Nggak kenapa-kenapa kan lo?" Ujarnya panik sebab juga terkejut dengan tindakannya sendiri.

"Santai udah," jawab Genta terkekeh kecil melihat wajah khawatir keempat sahabatnya itu.

Obrolan ringan mengalun seru diantara perkumpulan cowok-cowok tampan itu. Tawa mereka juga mengisi suasana kantin yang saat itu cukup ramai dipadati oleh para mahasiswa. Keberadaan Genta rupanya memancing reaksi dari beberapa mahasiswa yang memang sudah mengenal mereka. Hal ini wajar, sebab semenjak kabar kecelakaan yang dialami oleh Genta serta masa komanya, seluruh kampus pun bersimpati. Mereka mempertanyakan kondisi cowok itu karena khawatir dia belum pernah memunculkan dirinya.

Hari ini wajar kalau hampir penjuru tempat memperhatikan Genta dengan tatapan bersyukur dan rindu. Mengingat tidak sedikit orang yang menyukai cowok satu itu. Tidak dipungkiri kalau kelima sahabat yang menjadi ikon kampus tersebut memang nyaris semuanya memiliki penampilan yang bisa dibilang diatas rata-rata. Katakanlah hampir sempurna kalau dari segi fisik. Namun untuk latarbelakang, mereka berlima berasal dari daerah yang bervariasi.

Felix asli Jakarta, Mervin berasal dari Sulawesi, Raffi dari Bandung, Leon itu keturunan Indonesia-Inggris, sedangkan Genta dari Sumatera. Kelimanya disatukan dalam satu jurusan dan sejak itulah kedekatan pertemanan mereka terjalin. Sebagai ikon kampus, kelima orang itu memiliki fans yang bervariasi dan pastinya mayoritas dari kaum hawa. Tidak terkecuali Felix, si tampan yang mempunyai julukan playboy.

Membahas dari karakter mereka, semuanya sudah pasti berbeda-beda. Entah itu kebiasaan, sikap, attitude, dan segalanya. Mulai dari Leon si perfeksionis. Yang satu itu sangat disiplin dan penuh kehati-hatian dalam berbagai macam urusan. Tidak mengherankan jika dia terpilih sebagai ketua BEM yang disegani. Selanjutnya Felix. Cowok ini suka sekali bercanda namun akan berubah menyeramkan ketika sedang serius. Karena itu teman-temannya cenderung lebih suka ketika Felix sedang dalam mode biasa ketimbang serius.

Kemudian, Genta si berprestasi dan cerdas. Pemilik IQ 148 ini dikenal dengan sikapnya yang ramah dan bertanggungjawab. Genta paling tidak suka kebohongan dan cenderung pendiam dalam circle pertemanan mereka. Lalu, Raffi si baik hati. Yang satu ini terkenal paling disukai oleh orang-orang termasuk para dekan. Sikapnya yang demikian membuatnya sering disebut jelmaan malaikat karena hatinya memang benar-benar lembut. Fyi juga, Raffi ini mudah sekali menangis bahkan ketika menonton film sedih. Hatinya sangat sensitif, jadi teman-temannya selalu berusaha menghindari topik yang bisa membuat cowok itu terluka.

Dan terakhir, si paling berisik dan paling rusuh, Mervin. Pemilik rambut keriting setengah kribo ini suka sekali membolak-balikan mood teman-temannya, terkhusus Leon yang dicap sebagai musuh abadinya. Mervin bisa menjadikan semua orang bak Tom and Jerry dengan kejahilannya. Dan kalau urusan usil seperti itu kawan baiknya adalah Felix. Mereka berdua kalau disatukan mampu meruntuhkan satu bumi dengan emosi. Memang tipikal pecinta keributan. Namun, dengan keunikan tersebut, mereka semua nyatanya banyak disukai oleh para mahasiswa juga dekan. Sebab poin pentingnya, mereka semua itu berprestasi dan tidak pernah menimbulkan kekacauan yang parah di kampus.

"So, soal mimpi lo pas koma itu udah nemu jawaban belum?" Mervin bertanya dengan nada sedikit bercanda.

Dengan raut tak yakinnya, Genta menggeleng pelan. "Kayaknya beneran deh yang Omah gue omongin. Mungkin itu cuman halusinasi gue," ujarnya pasrah.

Sleeping beauty {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang