Menyeka air matanya dengan kasar setelah berhasil keluar dari mobil, Flo memutar langkahnya dari yang tadinya ke arah pintu utama berbalik menuju koridor samping yang mengarah ke taman. Enggan masuk melalui jalur normal biasanya sebab malas bersinggungan dengan mahasiswa lainnya, Flo memilih menghindar sebentar dari keramaian. Suasana hatinya sedang tidak baik, dia bahkan tidak mau sekedar mengangkat kepalanya menyapa balik beberapa orang yang tadi sempat menegurnya. Biarlah dia dikatakan sombong, toh siapa peduli?
Bukan hanya mood bahkan tubuhnya pun terasa lelah dan tak bertenaga. Jika bisa, akan lebih baik kalau dia menunda kuliahnya dulu untuk hari ini dan kembali ke rumah saja supaya bisa beristirahat dengan tenang. Menyebalkan. Mengapa semangatnya yang semula membara langsung berubah seratus delapan puluh derajat hanya karena pertengkaran kecilnya dengan sang kakak. Sungguh, dia benar-benar capek.
"Jalang sialan!"
Umpatan kasar melengking ditengah-tengah lorong yang lumayan sepi seketika menghentikan langkah kaki Flo. Dia yang awalnya menunduk pun lantas mendongak kebingungan menatap sumber keributan yang berada tak jauh didepannya. Sorotnya kini tertuju sempurna pada dua orang perempuan yang saat itu tengah saling melempar caci maki dengan beragam kata-kata kasar yang tentunya sangat merusak pendengaran.
"Jaga bacot lo, anjing! Gue bisa laporin lo ke dekan kalau berani main fisik," sungut perempuan satunya tak terima ketika lawannya mendorong tubuhnya dengan tiba-tiba.
Keadaan yang semula senyap mendadak jadi riuh dengan kehadiran beberapa mahasiswa yang tidak sengaja berlalu lalang kemudian memilih mendekat untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana. Tidak terlalu banyak memang, namun gerombolan pun tercipta karena teriakan marah kedua gadis yang seperti sedang memperebutkan sesuatu. Astaga. Flo mendengus jengkel atas pemandangan tersebut. Niatnya tadi melewati jalan ini supaya tidak bertemu banyak orang, eh ini malah lebih parah. Bahkan sampai disuguhkan adegan adu bacot yang memuakkan.
"Ini nih, wanita murahan yang sok berkuasa di kampus!" Tunjuknya pada perempuan yang dilabraknya itu dengan maksud ingin mencari perhatian serta simpati dari mereka yang menyaksikan. "Kalau nggak punya pacar nggak usah ngedeketin cowok orang, bitch!"
Perempuan tersebut menepis tangan yang mengarah padanya dengan kasar. Alisnya terangkat sebelah, tak lupa dihiasi senyum mencibirnya. "Gue beneran bisa laporin lo ke dekan kalau masih berani asal ngomong," peringatnya dengan nada rendah namun sarat akan makna. Dia bersungguh-sungguh dalam kalimatnya.
Tunggu dulu, Flo sepertinya mengenal perempuan yang barusan berbicara dengan nada mengancam itu. Sejenak, dia coba mengingat-ingat. Oh iya, dia itukan senior yang pernah memarahinya waktu ospek, tapi kemudian dipermalukan balik oleh Kak Felix. Kalau tidak salah namanya Raya.
"Memang dasar pembuat onar," batinnya kemudian setelah beberapa detik mengamati situasi. Sudah membuat keributan di tengah jalan, tidak tahu malu, mengganggu aktivitas pula. Sekarang dia harus memikirkan cara bagaimana agar Flo bisa melewati kedua orang yang sedang berceloteh itu tanpa merasa terusik? Apa dia menunggu seperti mahasiswa yang lainnya juga sembari menonton perdebatan tak berarti itu? Huh, sudahlah, buang-buang waktu. Flo lanjut jalan saja dengan pura-pura tak melihat kejadian itu. Anggap saja kali ini telinga serta matanya sedang tidak berfungsi. Daripada harus terjebak di sana menunggu suasana hening yang entah sampai kapan. Bisa-bisa dia terlambat di jam pelajaran.
"Maksud lo apa, Raya? Mentang-mentang wajah lo cantik lo bisa seenaknya godain cowok orang. Emang dasar ya lo tuh wanita murahan!" semprot perempuan yang diketahui bernama Naomy lagi-lagi berupaya memojokkan Raya. Akan tetapi si empunya masih nampak santai dalam menanggapi celotehan tersebut bahkan juga terkekeh karenanya.
"Ngakuin juga lo kalau gue cantik. Lo pikir cowok lo Ariel noah sampe segitu nafsunya gue ngerebut dia?! Ngaca! Yang ada cowok lo yang ngejar-ngejar gue," Raya balik menyerang dengan tak kalah menohoknya sampai orang-orang pun terkagum-kagum mendengarnya. Memang tak salah jika perempuan itu dijuluki Queen of the hell.
Toh, ucapan dan perilakunya memang setara ratu iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping beauty {END}
ParanormalWarning ‼️ Cerita tak semanis judul❗ 🏅Rank1#Depresi 🏅Rank 2 #Paranormal Cerita ini hadir untuk menampar ekspektasi tinggi kalian si manusia-manusia halu, yang tingkat halunya sudah dikategori kronis merambah ironis. Gadis itu bukan putri tidur yan...