"I'm sceptical,"
Cam Harrison pernah mengatakan hal tersebut ketika dirinya hendak mencaritahu akan kebenaran adanya Healing water namun dengan keras kepala tetap menolak untuk percaya khasiatnya. Dia penasaran ingin mencari jawaban atas persoalan yang dia sendiri tidak yakini. Lucu ya, egois manusia antara terlalu logis atau bodoh tidak bisa dibedakan. Sama halnya seperti mempertanyakan keberadaan oksigen meskipun diri sendiri tidak percaya oksigen itu nyata, sebab entitasnya yang tidak terlihat oleh mata. Lantas yang selama ini dihirup apa? Tai?
Magic, trik, dan hoax. Saling terkait dan saling terhubung satu sama lain untuk menjebak. Permainan tipuan mata, hipnotis, adalah contoh kecil ketidak masuk akalan yang diakui entitasnya oleh kalangan pemikir andal. Berbeda halnya dengan apa yang aku alami. Meskipun sama-sama tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, setidaknya mereka diakui ada sedang keanehanku tidak....
"Simpen dulu bukunya. Selesai makan nanti bisa dilanjutkan lagi menulisnya," ujar Gita setelah mengambilkan nasi untuk si bungsu.
Menurut patuh, Flo menyudahi kegiatannya seperti yang diperintahkan oleh sang mama. "Nggak usah, Flo bisa ambil lauknya sendiri. Terimakasih, ma," cegahnya mengambil alih piring yang ada di tangan Gita, tak lupa mengucapkan terimakasihnya.
Senyum tipis terbit di wajah yang sudah tak muda itu, ia melirik suaminya sejenak seolah mengirim sinyal untuk melihat perkembangan anak kesayangan mereka. Sam hanya mengangguk kecil tanpa berkomentar karena takut menyinggung suasana hati putri mereka tersebut. Jauh di dalam lubuk hati, selayaknya kedua orang tua pada umumnya, Sam dan Gita tentunya sangat bahagia mendengar penuturan Flo barusan.
"Kenapa pada senyum-senyum?" Celetuk Felix yang baru tiba langsung dibuat kebingungan kala mendapati kedua orang tuanya saling melirik satu sama lain dengan senyum anehnya. "Mau ngode mama ya, pah? ish," lanjutnya yang langsung membuat Gita dan Sam melotot terkejut bersamaan.
Dug
"Anjir!" Teriak Felix tertahan dengan kepala tertunduk setelah di geplak oleh kembarannya dari arah belakang.
"Ada Flo di sini. Mulut nggak bisa dijaga," omelnya dengan raut tanpa dosa, usai menghadiahkan tamparan kecil langsung menarik kursi yang tadinya hendak ditempati oleh Felix.
Belum selesai sakit yang diterimanya, kini Faris lagi-lagi berhasil membuat Felix kesal karena merebut kursi yang sudah dia persiapkan untuk duduk. Hendak dia membalas perbuatan tak berperikemanusiaan itu namun teguran Gita seketika membuatnya mati kutu tak berani berkutik. Sebab tidak main-main, ancamannya adalah dia tidak diperbolehkan makan ayam goreng kalau masih membuat keributan di meja makan. Sungguh mengesalkan. Selalu saja ada halangan saat dia hendak membela diri.
Baiklah, untuk kali ini dia akan berlapang dada menerima kekalahan demi sepotong ayam goreng kesukaannya. Lain kali lihat saja, dia akan membalas dendam kepada kembaran durjana nya itu. Pelajaran yang dijamin tidak akan bisa terlupakan. Dijamin kembarannya tersebut pasti kapok. Tunggu saja tanggal mainnya, dan Felix akan beraksi.
"Do you guys believe in magic?"
"Hah?" Suapan pertama Felix bersamaan dengan mimik bertanya yang dilayangkan kepada si bungsu.
Tak hanya Felix, bahkan kedua orang tua beserta kakak sulungnya pun serempak memusatkan atensi mereka pada gadis itu. Ucapan Flo yang tiba-tiba itu tentu saja menarik perhatian keempatnya, apalagi topik yang disinggung nya terdengar aneh perihal magic. Entah yang dimaksud sihir atau keajaiban, mereka pun jadi bingung.
"What are you talking about, Honey?" Tanya Sam tak mengerti.
Sadar akan tatapan khawatir semua orang, Flo pun segera mengoreksi ucapannya karena tak ingin keluarganya menebak-nebak. "It's just part of the dialogue. Never mind, aku hanya asal bicara," ungkapnya berusaha menjelaskan kemudian melanjutkan makannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping beauty {END}
ParanormalWarning ‼️ Cerita tak semanis judul❗ 🏅Rank1#Depresi 🏅Rank 2 #Paranormal Cerita ini hadir untuk menampar ekspektasi tinggi kalian si manusia-manusia halu, yang tingkat halunya sudah dikategori kronis merambah ironis. Gadis itu bukan putri tidur yan...