Bukan target?

158 18 0
                                    

Kacau. Kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi kamarnya saat ini. Semuanya terlihat berantakan seakan membenarkan bahwa seseorang memang telah masuk dan mengacak-acak ruangan pribadi milik gadis itu. Buku-buku, pakaian, tas, seprai kasur, serta beragam benda-benda baik dari yang berukuran kecil maupun besar sudah tidak berada di tempatnya semula lagi. Berserakan di lantai dan berhamburan kemana-mana. Bak sehabis diterjang badai akan tetapi dalam skala lokal. Amburadul.

Flo tidak mengerti, apa yang sebenarnya dicari oleh oknum tak bertanggungjawab tersebut di dalam kamarnya? Apakah ulah perampok? Atau justru si peneror? Ah, tapi tidak mungkin. Bagaimana bisa peneror itu berada di tempat yang berbeda dalam waktu bersamaan? Bukannya tadi jelas-jelas Flo melihat sosok pengintainya mengikutinya ke luar. Lalu, siapakah gerangan yang membuat kekacauan di dalam kamarnya tersebut kira-kira?

Dia heran, jikalau pun memang seorang perampok yang ingin mencuri barang berharga, lalu kenapa laptop dan dompetnya yang tadi tertinggal sekarang masih dalam keadaan utuh? Selain itu, uang tunai yang memang sengaja dia simpan di dalam laci juga tidak disentuh dan tak hilang bakal sepeserpun.  Namun anehnya di sana, hanya barang-barang disekitar uang tersebut saja yang nampak dikeluarkan secara paksa. Ini cukup membuat gadis itu keheranan. Seperti ada yang mengganjal dipikirannya.

Saat ini dirinya, dengan ditemani sang ayah, kedua kakak kembarnya, serta pak Sadewa, mereka sedang memeriksa setiap sudut ruangan kamar. Flo diminta mengecek semuanya guna memastikan barang apa saja yang menghilang alias kemungkinan besar telah dicuri. Mulai dari lemari pakaian yang sedari luar juga sudah terlihat jelas beberapa lembar baju dan celana milik gadis itu berserakan tak beraturan. Sementara Flo memeriksa, yang lain pun juga sibuk mengamati tempat lainnya. Kalau-kalau ada kamera, chips, atau benda aneh yang bisa saja diletakkan oleh pelaku. Pokoknya semua kemungkinan mereka selidiki saat itu.

"Bagaimana? Apa saja yang hilang?" Tanya pak Sadewa ketika melihat Flo berbalik menghadap ke arah mereka. Gelengan kepala dari gadis itu lantas membuat keempat pria yang bersamanya menjadi semakin penasaran. Apalagi ditambah raut tak yakin yang ditampakkan oleh Flo juga menambah kebingungan yang tercipta.

"Sudah kamu periksa benar-benar? Handphone atau uang kamu beneran masih ada?" Sam memastikan lagi agar putri bungsunya tersebut tidak keliru.

Bukannya langsung menjawab, Flo malah bergerak memutar langkahnya cepat diiringi dengan tatapan semua orang yang terus mengawasi kemanapun anak itu berjalan. "Lihat!" Tunjuknya kedalam sebuah lemari kecil yang terletak di samping tempat tidurnya. "Laptop aku bahkan nggak bergerak dari tempatnya. Dan uang di sini juga....." Lanjutnya menarik sebuah laci kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang kertas dengan aneka warna.

Hening, tidak ada yang bersuara. Semuanya termangu mendengar penuturan gadis itu. Sedari awal Flo sudah memperhatikan lemari nakasnya, tempat satu-satunya dia biasa meletakkan barang-barang berharga. Pak Sadewa menyusul Flo untuk memastikan sendiri dengan mata kepalanya. Benar saja, di sana terdapat uang dan laptop dan nilainya pun dipastikan tetap utuh. Benar, sepertinya memang ada yang tidak beres.
Tapi apa?

Sejenak, pak Sadewa menatap pada gadis itu yang dengan intuisi membalas tatapan tersebut. "Tinggalkan dulu kamar ini, biar nanti anggota saya yang membereskannya." Ucapnya, setelah itu menoleh kepada Sam yang sudah berdiri disampingnya.

"Sekarang kita harus bagaimana, pak?" Celetuk Felix tak tenang jika belum mengambil tindakan apapun.

"Kita bicarakan diluar saja," ujar pak Sadewa melangkah keluar lebih dulu.

________

Serempak semuanya berdiri dari tempat duduk mereka saat melihat kedatangan Flo dan yang lainnya. Tidak ada yang lebih menarik selain hanya pada satu-satunya gadis sekaligus pemeran utama dalam kasus ini. Seluruh atensi menyambut penuh tanya kepadanya yang justru terlihat bergeming tak bersuara ditempatnya. Mungkin dia syok atas apa yang terjadi.  Kira-kira begitulah kesimpulan yang dapat mereka gambarkan, sebab itulah kemungkinan hal wajarnya.

Sleeping beauty {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang