Mengerutkan dahinya, Flo merasakan hawa tubuhnya berubah drastis. Yang tadinya terasa cukup pengap karena berkumpul dengan ramai orang di aula, sekarang mendadak atmosfirnya jadi lebih sejuk. Suara kakak seniornya yang tadi memandu acara pun seolah lenyap begitu saja. Sekarang yang bisa dia dengar hanyalah bunyi dari detak jantung serta deru napasnya yang teratur. Gadis itu mulai curiga kalau ada yang tidak beres dengan dirinya.Perlahan, Flo membuka kedua bola matanya untuk memastikan ada apa. Dia tercengang tak percaya sambil menatap bingung saat sekelilingnya tiba-tiba berubah, tak seperti kondisi awal ketika dia menutup mata. Dimana dia berada saat ini? Mengapa tempatnya seperti tidak asing?
Matanya menyapu pandang sekitaran dengan coba menebak tempatnya berdiri tersebut. Ada banyak meja serta kursi yang berjejer rapih di sana. Sebuah alat proyektor juga nampak menggantung di langit-langit yang langsung mengarah ke papan tulis putih di depan.
Ruang kelas? Iya, benar. Ini memang tempat mahasiswa menimba ilmu. Bagaimana Flo bisa berada di ruang kelas? Jelas-jelas tadi mereka sedang melakukan acara Ratap malam di dalam aula. Ada apa ini? Siapa yang membawanya kemari tanpa sepengetahuan Flo? Apakah tadi dia pingsan? Tapi, harusnya mereka membawa Flo ke UKS, bukannya ruang kelas.
Tunggu, Flo melihat sebuah cahaya dari sedikit celah. Dia bergegas berjalan mendekati jendela kaca yang tertutup gorden. Lagi-lagi dia dibuat keheranan karena ternyata pemandangan di luar menunjukkan suasana terang dengan langit bercorak kemerahan menandakan waktu sore hari. Bukannya tadi mereka berkumpul di aula sebelum isya? Kenapa sekarang matahari masih sedikit terlihat? Apa dia pingsan selama itu? Tapi aneh, tidak ada orang yang menjaganya di sini. Flo tidak mengerti, dia mulai panik.
Tak lama, terdengar suara derap langkah dari arah pintu yang menarik perhatiannya. Seketika, diapun langsung berlari menuju pintu tersebut, berharap yang datang menemuinya adalah Hanna.
Namun, gadis itu sekali lagi dibuat kebingungan karena yang muncul bukanlah sahabatnya, melainkan dua orang perempuan lain. Sepertinya dia mengenali salah satu dari mereka. Pupil mata Flo melebar sempurna saat ingatannya akhirnya muncul. Iya, dia mengenali yang rambut ikal. Itu adalah Lilly, gadis yang menjatuhkan pulpen. Tapi, bukannya dia sudah_Sebentar, apa ini? Apakah sekarang ini Flo sedang bermimpi? Gadis itu bertambah khawatir sambil terus celingak-celinguk mengawasi tempatnya berada. Oh, tidak! Jangan-jangan dia mengalami sindrom itu lagi. Tetapi aneh, waktunya cepat sekali padahal belum sampai tiga bulan jaraknya. Ya Tuhan, mengapa dia harus mengalami masalah di hari-hari pertamanya masuk kampus?
Flo menggigit bibirnya seraya berpikir keras. Kali ini apakah Lilly yang akan dia tolong? Namun, bukannya perempuan itu sudah meninggal? Apa yang Lilly inginkan dari Flo? Dia juga bingung karena sebelumnya tidak pernah berada di situasi menolong arwah. Tugas Flo biasanya menuntun jiwa yang tersesat menemukan jalan, akan tetapi mengapa yang satu ini berbeda? Lalu, Flo harus bagaimana?
Astaga! Atensi Flo sepenuhnya tertuju kepada Lilly yang sedang menangis di dalam sana. Ada apa dengannya? Kenapa Lilly kelihatan sangat ketakutan? Gadis itu seperti sedang bersembunyi dari sesuatu. Tapi siapa dan mengapa? Dan juga, seorang perempuan yang datang bersama Lilly tadi juga hanya terdiam ditempatnya sambil memperhatikan Lilly. Ekspresinya sangat murung. Anehnya, dia bahkan tidak menunjukkan pergerakan apapun walaupun tahu keadaan Lilly. Flo yang menyaksikannya tidak mengerti harus berbuat apa karena Lilly ternyata tidak menyadari kehadirannya.
"Lilly!"
Flo mengalihkan pandangannya karena terkejut mendengar suara menggema yang berasal dari luar. Ritme ketukan sepatu sangat nyaring, bersamaan dengan seseorang yang menerobos masuk tanpa permisi. Dia melihat bagaimana raut wajah Lilly begitu ketakutan saat berusaha menghindar dari orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleeping beauty {END}
ParanormalWarning ‼️ Cerita tak semanis judul❗ 🏅Rank1#Depresi 🏅Rank 2 #Paranormal Cerita ini hadir untuk menampar ekspektasi tinggi kalian si manusia-manusia halu, yang tingkat halunya sudah dikategori kronis merambah ironis. Gadis itu bukan putri tidur yan...