Mimpi indah, my sleeping beauty! (End)

440 30 20
                                    

"Flo," gumamnya mendapati seorang gadis yang sangat dirindukannya tengah duduk manis tak jauh dari hadapannya berdiri.

Senyuman mengembang sempurna seakan menyambut kehadiran laki-laki itu. Dia juga sampai melambaikan tangannya tanda senang akan kedatangan sahabat dekat dari sang kakak. "Kak Nu," nadanya pun terdengar begitu sumringah.

Wisnu menatap tak percaya namun juga begitu bahagia bisa melihat gadis itu lagi setelah sekian lamanya. Akan tetapi semuanya berubah menjadi tersenyum pahit saat ia menyadari situasi ini tidaklah nyata. Sebab, kenyataannya sekarang mereka bukan berjumpa di dunia nyata melainkan tengah berada di alam mimpi yang tercipta dari khayalan seorang Florencia Charmaine. Bukan sebagai manusia, keduanya hanyalah berupa jiwa yang tengah berada di dimensi lain.

Tak bisa dipungkiri, sama seperti yang lainnya, sungguh laki-laki itu juga teramat merindukan sosok gadis dihadapannya ini. Sudah lama, selama beberapa bulan terakhir dia masih menyaksikan bagaimana anak ini terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Sekarang mendapatinya kembali seperti sediakala bahkan juga senyum lebarnya, rasanya Wisnu tidak bisa menjelaskan bagaimana bahagianya dia. Meskipun hanya di dalam mimpi tapi dia bersyukur, Flo terlihat sangat sehat dan lebih bersemangat dari biasanya.

Tersadar dari emosinya, Wisnu mencoba mengendalikan diri agar tidak terlalu terhanyut dalam perasaannya. Setelahnya, dia kembali teringat akan misinya kemari. Laki-laki itu memberanikan dirinya melakukan pengembaraan nuraga yang semata karena ingin mengajak Flo pulang kembali ke dunia yang semestinya. Iya, dia memang mengambil resiko sebesar ini hanya demi gadis itu.

"Flo, ayo kita kembali. Semua orang sedang menunggumu," bujuknya mencoba mengambil hati gadis tersebut.

Masih sama, gadis itu menggeleng tak mau. Senyumnya tak pernah luntur meski nadanya menolak teguh. "Aku suka di sini. Karena hanya disinilah aku nggak merasakan sakit seperti dulu. Tidak ada yang membuatku sedih. Aku malah sangat bahagia. Bahkan lihatlah, di sini juga ada mama sama papa, kak Faris, kak Felix, Hanna, dan kak Wisnu pun ada," dia menunjukkan sekumpulan orang yang nampak tengah berbincang-bincang di lokasi tak jauh dari mereka.

Wisnu mengerutkan keningnya karena tak menyangka akan mendapati pemandangan seperti itu. Benar-benar mirip dengan suasana di kediaman Charmaine, lengkap dengan orang-orangnya. Bahkan yang membuatnya makin tercengang ialah dia juga ikut menyaksikan sendiri adanya Wisnu kedua yang tengah berada diantara sosok-sosok duplikat orang-orang lainnya. Entah para makhluk yang menyerupai itu jahat atau baik, tapi sungguh sulit untuk dipercaya. Flo yang sudah membuat imajinasi ini. Sebenarnya, apa yang ada dipikiran gadis itu? Bukannya mau kembali, dia malah kelihatan lebih senang berada di dimensi tersebut bersama para makhluk yang tidak jelas itu. Tidak disangka, sepertinya dia akan kesulitan mengajak gadis itu untuk pulang.

"Tapi, Flo, mereka tidak nyata. Mereka itu cuma makhluk_"

"Yang aku ciptakan sesuai isi kepalaku," dia menyela hingga Wisnu tak bisa melanjutkan kalimatnya lagi. "Aku sadar itu, kak Nu. Akan tetapi semuanya tidak begitu buruk. Mereka berhasil membuat aku merasakan kehidupan normal tanpa dibayangi kesedihan. Suasana rumah tidak akan aku rindukan lagi, karena sekarang aku memiliki mereka," lanjutnya dengan begitu bersemangat.

Sama sekali tidak tergambarkan penderitaan di wajah gadis itu. Padahal sebelumnya ia selalu memasang raut murung dan dingin. Melihat ini, apakah Wisnu harus ikut bahagia atau justru sebaliknya? Sungguh, semua ini diluar ekspektasi dari yang pernah dia bayangkan sebelumnya. Dia pikir Flo akan merasa sedih terkurung di alam lain ini, atau mungkin terpuruk. Tapi, ini malah terkesan bertentangan.

"Flo,"

"Aku tahu apa yang kakak pikirkan." Lagi-lagi dia memotong ucapan Wisnu. Terdengar helaan panjangnya sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. "Kakak takut kalau aku nggak kembali maka tubuhku akan mati dan aku bisa terjebak di sini untuk selamanya?" gadis itu menebak dan sepertinya tebakan tersebut benar. "Maka biarkan aku terjebak dalam kebahagiaan ini, kak."

Sleeping beauty {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang