Chapter 8

429 56 40
                                    

Chanyeol mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tanpa perduli bahwa jalanan kota Seoul di siang hari begitu ramai. Ia bahkan sampai mendapat makian dari pengguna jalan lain sebab tindakannya yang mengemudi secara ugal-ugalan.

Begitu sampai di halaman rumah, ia langsung melompat turun dari mobil. Begitu panik dan tergesa hingga lupa mematikan mesin mobil serta menutup pintunya. Ia bahkan merasa perlu berlari ke dalam rumah untuk segera menemukan istrinya yang dikatakan pingsan.

"Sehun!"

Panggilnya seraya melintasi ruang tamu menuju ruang keluarga.

"Di dapur!"

Seruan sang pelayan menyahutinya. Ia segera berlari menuju sumber suara. Menemukan Sehun yang terbaring pingsan di lantai dapur dengan kepala yang di sandarkan pada paha sang pelayan. Ia segera mendekat.

"Apa yang terjadi?"

Tanyanya seraya mengangkat tubuh pingsan Sehun ke dalam gendongannya.

"Saya tidak tau. Ketika saya memasuki dapur setelah membersihkan kamar utama, Tuan Sehun sudah seperti ini."

Jawab sang pelayan dengan langkah cepat mengikuti majikannya yang berjalan keluar rumah. Chanyeol membaringkan Sehun di kursi belakang dan meminta sang pelayan untuk menjaganya sementara Chanyeol bertugas untuk menyetir, melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.







Chanyeol duduk termenung di sisi ranjang tempat Sehun terbaring pingsan dengan selang infus yang menghiasi punggung tangan kanan istrinya.

Chanyeol merenungkan pernyataan dokter tentang diagnosa atas penyebab pingsannya Sehun. Dokter itu mengatakan bahwa Sehun kekurangan nutrisi yang membuat tubuhnya rentan. Hal itu di duga karena Sehun jarang makan. Dokter juga menduga bahwa Sehun kehilangan nafsu makan karena memiliki beban pikiran yang mempengaruhi nafsu makannya. Dimana beban pikiran tersebut juga berbentrokkan dengan hormon Sehun yang tak stabil sebagai efek dari kehamilannya.

Dokter lantas menjelaskan bahwa ibu hamil tidak boleh memikirkan hal berat yang bisa membuatnya stress karena bisa berakibat buruk untuk kesehatan tubuh serta kandungannya.

Maka Chanyeol pun merasa resah. Hal apa yang mengganggu pikiran Sehun hingga sang istri menjadi seperti ini? Apakah ada hubungannya dengan ciuman yang ia berikan beberapa waktu lalu? Atau lagi-lagi karena kerinduan isrtinya itu pada mendiang sang kekasih?

Lalu pintu di buka dari luar, ayah Park datang dengan raut khawatir dan segera menanyakan keadaan menantunya.

"Apa yang terjadi Chan? Mengapa Sehun bisa seperti ini?"

Chanyeol menunduk dengan rasa sesal yang menghimpit. Merasa pertanyaan sang ayah menyudutkannya.

"Aku.. tidak tau. Dokter bilang Sehun kehilangan nafsu makan karena stress."

Jawaban putus asa Chanyeol membuat ayahnya prihatin.

"Apakah hubungan kalian baik-baik saja?"

Chanyeol menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Aku yakin kau tak mungkin memperlakukan Sehun dengan buruk, dan Sehun, meski mungkin ia belum mencintaimu, tapi aku tau dia akan berlaku sebagaimana mestinya seorang istri. Jadi apa masalahnya, Chan?"

"Masalahnya adalah karena aku tidak bisa menjadi seperti Seo Joon Hyung. Benar bukan?"

Ketika Chanyeok mengangkat wajahnya, sang ayah tercengang oleh kabut yang melingkupi bola mata putranya.









Sehun tersadar dari pingsan setelah beberpa jam. Tak heran lagi ketika mendapati dirinya tengah berada di ruang rawat rumah sakit. Hal yang sudah berulang kali terjadi sejak sangat lama karena ia memang memiliki imun tubuh yang lemah sehingga sering sakit.

Spring For ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang