Pagi ini Sehun terbangun dengan mata sembab. Pertengkaran semalam menyisakan tangis bagi Sehun. Memang bukan yang pertama kalinya Sehun menangis sejak ia tinggal di rumah ini. Tapi yang semalam itu adalah tangis terlama dan terparah di banding sebelum-sebelumnya.
Bukan hanya karena bertengkar cukup hebat dengan suaminya, tapi juga karena pria itu meninggalkannya tanpa kata setelah ia mengatakan argumentasi terakhirnya.
Mendudukkan diri dan mengedarkan pandangan, Sehun menemukan tempat di sisinya kosong. Biasanya ia akan mendapati sosok Chanyeol yang masih tertidur lelap ketika ia membuka mata di pagi hari.
Kemudian seolah ada sebuah paku yang menusuk ulu hatinya. Ketika Sehun mengingat pertengkaran mereka semalam dan menyadari ketiadaan Chanyeol saat ini.
Sehun merutuki dirinya sendiri yang masih berharap bahwa hubungannya dengan Chanyeol akan baik-baik saja setelah apa yang terjadi semalam. Tentu saja, akan aneh jika Chanyeol masih sudi tidur satu ranjang dengan seorang istri yang membangkang pada suami seperti dirinya.
Menghela nafas sekali, Sehun tak berani membayangkan bahwa saat ini Chanyeol tengah terlelap di tempat tinggal dari kekasih pria itu. Sehun berpikir bahwa Chanyeol tak mungkin kembali ke rumah utama yang pasti akan menimbulkan keributan. Karena Sehun tau ayah Park tak akan diam saja ketika tau bahwa putra dan menantunya bertengkar sampai sang putra harus meninggalkan rumah dalam keadaan marah.
Sehun jadi bertanya-tanya, apakah dirinya sudah keterlaluan?
Tapi dimana salahnya? Bukankah apa yang ia ungkapkan benar adanya?
Tentang Chanyeol yang tak mengakuinya sebagai istri hingga tak sudi menyematkan marga Park di depan namamya.
Tak ingin memikirkan hal itu lebih jauh dan menyiksa diri sendiri, Sehun akhirnya memutuskan untuk turun dari ranjang. Mandi, lalu keluar kamar untuk menuju dapur guna membuat sarapan. Meski tak memiliki nafsu makan karena suasana hatinya yang buruk, Sehun tetap harus makan sebab anak dalam kandungannya butuh asupan nutrisi.
Letak dapur yang bersebalahan dengan ruang makan itu mengharuskan Sehun berjalan melewati ruang keluarga. Dan betapa terkejutnya Sehun ketika ia mendapati seseorang yang tertidur di sofa panjang yang ada disana.
Itu Chanyeol.
Suaminya yang Sehun pikir pergi dari rumah dan menginap di tempat tinggal kekasihnya.
Melihat Chanyeol yang tidur dengan posisi meringkuk pada sofa yang berukuran tidak lebih panjang dari tinggi tubuhnya membuat Sehun merasa tak enak hati. Sehun juga bertanya-tanya, mengapa Chanyeol memilih untuk tidur di sana dari pada di kamar mereka malam tadi jika pria itu tak keluar rumah?
Udara pagi hari yang masih cukup dingin membuat Sehun bergidik. Terlebih ketika mendapati Chanyeol yang sedikit mengigil kedinginan dalam tidur lelapnya.
Sehun lalu memutar tubuh dan masuk ke kamar, kemudian kembali lagi dengan selimut di tangan. Ia gunakan kain tebal itu untuk menyelimuti tubuh suaminya. Setelah memastikan ia telah membenarkan letak selimut, Sehun segera beranjak ke dapur.
Tanpa tau bahwa ketika ia beranjak dari sana, Chanyeol yang ia kira masih terlelap itu tersenyum dengan mata yang masih terpejam.
Ketika makanan sudah tertata rapi di atas meja, Sehun mendapati suaminya masih belum bangun juga. Maka ia berinisiatif membangunkan. Ia guncang pelan pundak pria Park tersebut hingga sang empunya melenguh.
Ternyata, setelah sempat bangun hanya untuk memergoki Sehun yang memberinya perhatian kecil, Chanyeol tidur lagi. Dan kali ini mata ngantuknya tak bisa di ajak kompromi. Membuat Sehun kesulitan membangunkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/315358574-288-k901746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring For Chanyeol
FanfictionPark Chanyeol adalah pria normal yang memiliki kekasih seorang wanita. Chanyeol mencintai kekasihnya hampir sama banyak seperti ia mencintai almarhum ibunya. Namun suatu hari, ia mendengar sebuah permintaan tak masuk akal dari ayahnya dengan iringan...