Ruang tengah di lantai satu ruko Oma Opa Cakery tengah di lingkupi kesunyian kendati ada empat pria yang menduduki sofa sederhana di dalamnya.
Chanyeol baru saja mengemukakan tawarannya pada Kris serta Rowoon untuk ikut dengannya dan Sehun ke Korea, tak lupa menjanjikan untuk membukakan toko kue baru di sana.
Chanyeol menawarkan beberapa benefit yang cukup menguntungkan jika keduanya setuju. Seperti mencarikan kios yang lebih besar di daerah pertokoan yang lebih ramai dan memiliki prospek bagus tanpa perlu memikirkan biaya sewa gedung karena Chanyeol akan menempatkan toko tersebut pada bangunan miliknya sendiri.
Oh! Chanyeol memang sekaya itu, memiliki cukup banyak gedung yang ia sewakan dengan keuntungan besar yang masuk ke kantongnya.
Selain itu, Chanyeol juga menawarkan sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk di jadikan modal serta tempat tinggal yang nyaman bagi keduanya. Tentu saja, Kris dan Rowoon tak perlu khawatir mengenai biaya untuk menempati rumah tersebut. Bahkan jika Rowoon dan Kris ingin tinggal di rumah yang berbeda, Chanyeol akan dengan senang hati membelikannya untuk masing-masing dari mereka tanpa meminta ganti atau bahkan imbalan apapun.
Kemudian, Chanyeol juga tak akan mengambil untung dari pendapatan toko tersebut kelak. Ia menyerahkan semua keuntungan untuk di miliki oleh Rowoon, Kris dan Sehun-jika Sehun menginginkannya tentu saja-. Chanyeol juga akan membiayai ongkos perjalanan mereka ke Korea tanpa terkecuali.
Hanya ada satu syarat yang ia ajukan, yaitu agar keduanya mau menjadikan Sehun sebagai koki di toko kue milik mereka dan berjanji untuk mau menjaga Sehun dari apapun yang beresiko bagi kesehatan dan keamanan istri serta calon anaknya.
Kesunyian setelah tawaran Chanyeol di kemukakan adalah karena Rowoon dan Kris harus berpikir untuk mempertimbangkan hal tersebut. Tawaran Chanyeol sangat menguntungkan sebenarnya.
Tapi sebagai seorang lelaki, Kris memiliki harga diri yang harus ia pertahankan. Setuju untuk menerima tawaran tersebut yang berarti membiarkan orang lain memberinya bantuan finansial dalam membangun usaha, bisa di sebut sebagai ketidak mampuannya dalam memperjuangkan masa depan dengan tangannya sendiri. Jujur saja, harga diri Kris tidak membiarkan dirinya terlihat setidak mampu itu.
Namun jika melihat fakta yang ada, Kris memang kurang mampu dalam hal finansial yang artinya, ia berkemungkinan untuk gagal dalam membangun bisnisnya.
Meski memang, tokonya saat ini cukup ramai pembeli meski terbilang baru. Tapi tidak ada yang bisa menjamin nasib kedepannya dari toko ini tanpa adanya Sehun sebagai koki handal yang bisa membuat kue seenak buatannya. Kris khawatir koki pengganti yang ia temukan nanti tidak bisa membuat kue seenak buatan Sehun. Jikapun ada, Kris khawatir tak bisa memberinya gaji yang sepadan.
Karena jika itu Sehun, maka Sehun dengan segala sifat baiknya tak akan mempermasalahkan seberapa besar jumlah gaji yang ia berikan. Bagaimanapun, Sehun memiliki suami super kaya raya yang uangnya tak akan habis jika Sehun mau berfoya-foya menggunakan harta suaminya sekalipun.
Dan Kris tau, Sehun tak akan melakukannya.
Di sisi lain, Kris berpikir bahwa Sehun bersikeras ingin tetap menjadi koki di toko yang mereka bangun bersama karena ia memiliki kesetiaan terhadap kedua temannya ini. Hal itu bisa Kris simpulkan dari fakta bahwa Sehun mengajukan syarat tersebut untuk setuju ikut pulang ke Korea bersama suaminya.
Padahal jika di pikir-pikir, seandainya Sehun menjadikan profesi koki ini hanya untuk sekedar menyalurkan kegemarannya dalam bidang kuliner, Sehun bisa saja meminta di bukakan toko sendiri pada suaminya di Korea sana tanpa perduli dengan nasib Kris, Rowoon serta toko mereka di sini.
Hal inilah yang membuat Kris yakin bahwa Sehun memang seperduli itu pada teman-temannya. Sahabat yang baik, yaang tidak akan meninggalkan sahabatnya di belakang demi kebahagiaannya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Spring For Chanyeol
FanfictionPark Chanyeol adalah pria normal yang memiliki kekasih seorang wanita. Chanyeol mencintai kekasihnya hampir sama banyak seperti ia mencintai almarhum ibunya. Namun suatu hari, ia mendengar sebuah permintaan tak masuk akal dari ayahnya dengan iringan...