Kandungan Sehun sudah memasuki usia tujuh bulan. Sehun cukup kuwalahan melakukan pekerjaannya dengan perut sebesar itu. Belum lagi tubuhnya yang semakin mudah lelah.
Namun begitu, Sehun tak lantas bermalas-malasan. Pada dasarnya dia memang seseorang yang ulet dan rajin. Tak akan betah jika harus berdiam diri saja di rumah. Kris dan Rowoon sampai kehabisan akal untuk membujuk pria hamil itu agar tidak terlalu keras dalam bekerja. Karena Sehun adalah manusia keras kepala, sama seperti suaminya.
Ngomong-ngomong mengenai suami Sehun, keberadaannya sempat di pertanyakan oleh dokter kandungan ketika pria itu melakukan pemeriksaan rutin di klinik terdekat. Dimana hal itu berhasil mempengaruhi suasana hati Sehun menjadi mendung.
Tak bisa di pungkiri bahwa Sehun merindukan Chanyeol. Selama beberapa bulan terakhir ini ia berusaha menekan rasa rindunya keras-keras. Menunjukkan pada dunia bahwa ia baik-baik saja meski tanpa Chanyeol di sisinya.
Tapi hari ini sepertinya Sehun tak bisa lagi berpura-pura. Ia terus saja murung sejak pulang dari Klinik bersalin dengan Rowoon yang mengantar.
"Sehun-ah, kau baik-baik saja?"
Rowoon memang orang yang peka. Ia selalu tau ketika Sehun sedang tidak baik-baik saja meski pria hamil itu tidak mengatakannya.
Keduanya tengah dalam perjalanan pulang menuju ruko yang mereka tempati dengan berjalan kaki. Kebetulan, klinik yang mereka datangi letaknya hanya berjarak lima belas menit dari ruko jika pergi dengan berjalan kaki.
"Aku baik."
Jawab Sehun. Seperti biasa, tak mau berterus terang mengenai apa yang ia rasakan karena tak ingin membuat orang di sekelilingnya khawatir.
"Aku tau kau tidak. Semuanya terlihat jelas di wajahmu."
Balas Rowoon.
"Eyy.. Rowoon-ah, apa kau cenayang? Mind Rider? Huh?"
Canda Sehun, ingin mengalihkan topik pembicaraan. Rowoon menghentikan langkahnya yang otomatis di ikuti oleh Sehun. Kemudian meraih kedua pundak Sehun dan membuat keduanya berdiri berhadapan.
"Sehun-ah, kau harus lebih jujur mengenai apa yang kau rasakan. Jangan berpura-pura baik-baik saja jika kenyataannya tidak. Jangan memendam masalahmu sendirian. Kau memiliki aku dan Kris yang akan selalu membantumu. Tak perlu sungkan. Melihatmu seperti ini justru membuat kami semakin khawatir. Jika kau jatuh sakit karena hal ini, maka kami akan menyalahkan diri kami sendiri karena merasa lalai dalam menjagamu."
Mata Sehun mulai berkaca-kaca.
"Rowoon-ah.."
"Bukankah kita adalah teman? Sudah sewajarnya kita saling membantu. Lagi pula, kau adalah koki andalan toko kita. Jika kau sakit, siapa yang akan membuat kue-kue lezat itu untuk di jual?"
Keduanya lantas terkekeh renyah setelahnya.
"Sebenarnya.. aku hanya.. merindukan suamiku."
Akhirnya Sehun mau mengungkapkan perasaannya.
"Apa kau berpikir untuk kembali padanya?"
Ucap Rowoon yang kini mulai melanjutkan langkah, diikuti Sehun. Mereka kembali berjalan bersisian, membuat Sehun yang menatap ke depan tidak melihat bagaimana raut wajah Rowoon yang tampak resah.
"Tidak. Aku tidak bisa. Kau tau alasannya."
Chanyeol menatap marah pada berkas laporan di atas meja. Laporan penyelidikan mengenai data penumpang pesawat dari Bandara International Tokyo tiga bulan yang lalu. Dimana pada berkas tersebut tertulis ada satu nama penumpang yang terbukti menggunakan identitas palsu telah menaiki pesawat dengan tujuan Bandara International Jogjakarta, Indonesia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Spring For Chanyeol
FanfictionPark Chanyeol adalah pria normal yang memiliki kekasih seorang wanita. Chanyeol mencintai kekasihnya hampir sama banyak seperti ia mencintai almarhum ibunya. Namun suatu hari, ia mendengar sebuah permintaan tak masuk akal dari ayahnya dengan iringan...