Chapter 11

407 50 28
                                        

Acara berlibur mereka di Tokyo Disney Land berjalan lancar dengan penuh kegembiraan. Mereka menghabiskan waktu hampir seharian di sana. Hanya ketika Chanyeol memergoki raut kelelahan Sehun, barulah ia mengajak semuanya untuk pergi dari sana. Mereka memilih sebuah restorant sushi untuk melakukan makan malam. Dimana Sushi adalah salah satu makanan favorite Sehun.

Namun sayang, kesenangan mereka terusik oleh kedatangan seseorang. Seorang pria yang berhasil mengacaukan Sehun untuk kedua kalinya dalam satu hari ini.

"Bolehkah aku bergabung? Tidak ada lagi tempat kosong."

Jihoon mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan untuk memverifikasi perkataan si pendatang baru. Dan benar saja, hanya meja mereka yang memiliki dua kursi kosong.

Melihat ketidak nyamanan Sehun di sampingnya sejak orang itu datang, Chanyeol segera berucap.

"Kau bisa menempati meja ini-"

Jihoon dan Guan Lin sama-sama melotot pada Chanyeol.

"kami akan pergi."

Orang itu duduk pada salah satu kursi kosong yang letaknya bersebelahan dengan tempat Sehun duduk. Chanyeol sudah berdiri dengan menggandeng pergelangan tangan Sehun yang lantas turut bangkit, namun orang itu menahan pergelangan tangan Sehun yang lain.

"Sehun-ah, aku tidak tau bahwa kau akan berlaku sombong seperti ini hanya karena kau telah berhasil di nikahi oleh salah satu putra pemilik perusahaan besar di Korea Selatan."

Ucap pria itu dengan nada dingin yang terkesan mengejek. Chanyeol hampir kehilangan kendali dan bersiap untuk menyerang pria itu, namun rematan Sehun pada lengannya mampu membuatnya beralih fokus. Di lihatnya Sehun yang sudah akan menangis tengah menggeleng pelan.

"Tuan Park, tau kah kau bahwa istrimu ini dulu sudah pernah ku jamah?"

Kalimat yang di ucapkan dengan nada menghina yang di tujukan pada Sehun itu berhasil membuat kesabaran Chanyeol habis, dengan kecepatan cahaya ia telah memukul wajah pria itu dengan kepalan tangan besarnya hingga jatuh ke lantai.

"Kau marah? Bukankah kau tak keberatan menerima barang bekas dari kakakmu?"

Seolah tidak kapok setelagh menerima satu pukulan yang berhasil menciptakan robekan kecil pada sudut bibirnya, orang itu masih mencoba untuk memprovokasi Chanyeol yang lalu menduduki perutnya sambil mencengkram kerah kemejanya.

"Tutup mulutmu!"

Lalu Chanyeol menghadiahi pukulan demi pukulan pada pria itu dan baru berhenti ketika Guan Lin serta dua orang petugas keamanan yang menghampiri karena melihat keributan tersebut melerainya.

"Park Chanyeol, kau tau aku bisa menuntutmu atas tindak kekerasan yang kau lakukan hanya demi seorang jalang sepertinya."

Wajahnya sudah babak belur dengan bercak darah dimana-mana, tapi orang itu masih saja memiliki tenaga untuk menggertak.

Chanyeol melepaskan diri dari Guan Lin serta salah satu petugas keamanan setelah meyakinkan mereka bahwa ia tak akan kembali melakukan penyerangan.

"Kau bisa melaporkanku kepada pihak yang berwajib, tapi kau harus mendengar ini dulu."

Ucap Chanyeol seraya menatap Guan Lin sambil memberikan satu anggukan. Guan Lin turut mengangguk pada kode yang di berikan sebelum mengambil ponselnya, menghubungi sebuah nomor. Setelah sambungan di angkat, ia segera memberikan ponselnya pada Chanyeol.

"Tuan Wang, jika dalam waktu dua kali dua puluh empat jam putra anda tidak meminta maaf kepada istri saya secara resmi, maka saya akan membatalkan seluruh kerja sama kita termasuk dengan proyek yang sedang berlangsung. Untuk lebih jelasnya, anda bisa tanyakan langsung mengenai permasalahan yang terjadi Pada putra anda. Namun jika ia menolak untuk menjelaskan, maka anda bisa menemui sekertaris pribadi saya."

Spring For ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang