Langit malam ini di penuhi bintang yang menghiasi angkasa, tampak begitu indah dengan sinar rembulan yang melengkapinya.
Sunyi menyelimuti kediaman keluarga kecil Chanyeol dan Sehun yang penghuninya tengah terlelap, bermain-main di alam mimpi yang membuat tidur mereka semakin nyenyak.
Hanya suara serangga yang bernyanyi riang di luar sana. Mengiringi lelapnya para manusia yang terhanyut dengan dunia mimpi mereka.
Hingga suara tangis bayi menggema membelah kesunyian, memaksa mata terpejam Sehun yang tidur di pelukan sang suami untuk terbuka lebar seketika. Mendudukkan diri seraya mengerjap, mencoba mengumpulkan nyawa yang sesaat lalu masih terlena di alam mimpi penuh bunga.
Tangis putrinya yang semakin kencang membuat Sehun segera menyingkirkan lengan sang suami yang melingkari perutnya dengan gerakan perlahan, takut membangunkan tercintanya yang masih lelap. Lalu turun dari ranjang.
Keningnya berkerut di langkah ketiga, sebab tiba-tiba tangisan tersebut berhenti seketika. Dengan sedikit panik, ia melangkah cepat menuju kamar sebelah dimana bayi kecilnya di tempatkan.
Sehun semakin heran mendapati kini bayi berusia enam bulan yang berbaring terlentang itu justru tengah tertawa cekikian dengan kedua tangan yang terjulur ke atas, seolah ingin meraih sesuatu yang tak terlihat.
Melangkah pelan, Sehun mendekati ranjang bayi tempat putrinya berada. Seketika kekehan ceria si bayi lenyap. Berganti dengan tatapan polos yang di arahkan padanya.
Sehun meraih tubuh putrinya, membawa tubuh mungil itu ke dalam gendongan. Mengayunkan tubuh putrinya untuk kembali di tidurkan karena waktu masih menunjukkan tengah malam. Lalu memandang udara kosong di samping ranjang bayinya dengan tatapan penuh kehangatan.
Ia berucap-
"Terima kasih karena selalu menjaga Aeri seperti yang dulu biasa kau lakukan pada Sean."
Pagi hari adalah saat paling sibuk bagi Sehun. Ia akan menjadi orang yang bangun paling awal, melesat ke dapur setelah menggosok gigi dan mencuci wajahnya, lalu membuat sarapan untuk dua jagoannya.
Oh! Tentu saja ada saat dimana Chanyeol tak membiarkannya beranjak dengan mudah dari ranjang mereka. Pria itu baru akan melepaskan Sehun meski dengan enggan setelah mendengar teriakan Sean yang mencari induknya.
Selesai memasak dan menata menu sarapan di atas meja, Sehun akan mendatangi kamar anak-anaknya yang terletak bersebelahan dengan kamar miliknya dan Chanyeol. Memandikan anak ayamnya, memakaikan seragam sekolah lalu berpindah ke kamar sebelah untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya.
Bayi mungilnya masih terlelap, dan biasanya baru bangun di atas jam sembilan. Karena itu, Sehun memiliki cukup waktu untuk sarapan bersama suami serta anak pertamanya. Sementara ia berada di meja makan, Sehun tak perlu merasa khawatir untuk meninggalkan bayinya sendirian di dalam kamar, sebab ia tau akan ada yang menjaga putrinya itu.
"Mom, tsemalam Tsean mimpi!"
Si kecil Sean yang baru merayakan ulang tahun ke limanya enam bulan lalu berseru setelah menelan suapan terakhir dari nasi goreng ayam buatan sang ibu.
"Mimpi apa?"
Tanya ibunya, menunjukkan gestur tertarik pada apapun yang akan putranya itu ceritakan.
Sean adalah anak yang memiliki kepribadian ceria, aktif dan cukup banyak bicara. Ia senang menceritakan segala hal yang ia lihat dan alami kepada siapapun yang dekat dengannya. Berbeda dengan Sehun yang dulu begitu tertutup di masa kecilnya.
Hal ini adalah sesuatu yang baik bagi pertumbuhannya. Dengan begitu, Sehun dan Chanyeol tak perlu khawatir mereka akan melewatkan apapun mengenai apa yang putra mereka alami, entah itu hal baik ataupun hal buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring For Chanyeol
FanfictionPark Chanyeol adalah pria normal yang memiliki kekasih seorang wanita. Chanyeol mencintai kekasihnya hampir sama banyak seperti ia mencintai almarhum ibunya. Namun suatu hari, ia mendengar sebuah permintaan tak masuk akal dari ayahnya dengan iringan...