Flash back lima tahun lalu, ruang tengah ruko Oma Opa Cakery, Jogjakarta, Indonesia.
"Maafkan aku.. aku.."
Pundak pasangan ChanHun sudah meluruh lesu mendengar jawaban Rowoon yang belum rampung. Sementara Kris menghela nafas pelan, cukup kecewa dengan pilihan sahabatnya, namun mengerti jika-
"tak bisa menerima bantuan anda selain tentang toko. Seperti Kris, saya akan mengurus sendiri mengenai tempat tinggal. Sementara untuk pekerjaan, biarkan saya melamar di perusahaan anda tanpa adanya unsur nepotisme."
"Jadi kau setuju untuk ikut pindah?"
Tanya Sehun yang kini kembali berbinar. Rowoon mengangguk yakin, meski sebenarnya kurang yakin. Ia kurang yakin apakah dirinya akan dapat mengatasi perasaannya kelak. Tapi terlalu tak tega mengecewakan sang pujaan jika bersikeras menolak. Biarlah ia urus masalah hatinya belakangan.
Lalu terdengar suara tangan yang di tepuk sekali dari Chanyeol.
"Baiklah. Jika semua sudah setuju, kita terbang ke Korea sekarang juga."
Ketiga pria lainnya lantas melotot padanya. Yang benar saja? Jam berapa ini?
Flashback end.
Kini Rowoon dan keponakan kecilnya, Sean, baru saja sampai di pekarangan sebuah rumah besar yang meski tidak mewah namun tetap menunjukkan sebanyak apa isi brankas pemiliknya.
Rumah itu terletak di kompleks perumahan yang asri dengan suasana tenang seperti di pedesaan. Keamanannya terjaga dengan ketat, jangankan penjahat apa lagi perampok, pencuri pun tak akan bisa menginjakkan kaki di sana tanpa tertangkap meski tak ada satpam yang berjaga di setiap rumah.
Rumah itu hanya memiliki satu lantai dengan pekarangan luas di sertai rumput hijau yang membentang. Ada pagar setinggi perut orang dewasa yang melingkari rumah tersebut. Sebuah pohon mahoni besar dengan ayunan yang menggantung di salah satu dahannya akan terlihat dari kejauhan. Pekarangan tersebut di hiasi dengan berbagai macam tanaman hias berbunga indah, hasil kegiatan berkebun yang menjadi salah satu hobi si pemilik rumah ketika senggang.
Hari ini, terdapat beberapa mobil yang terparkir di depan rumah. Sepertinya si pemilik rumah sedang kedatangan banyak tamu. Atau mungkin memang tengah mengadakan perjamuan? Mengingat hari ini adalah salah satu hari spesial bagi penghuni di sana.
Hari kelahiran anak pertama dari pasangan suami-istri yang kedatangannya di dunia membuat kedua orang tuanya harus menempuhi banyak perjuangan.
Sean berjalan dengan paman Rowoon yang menuntun langkah kaki-kaki kecilnya. Anak itu mengabsen beberapa mobil yang terparkir di halaman rumah selain milik kedua orang tuanya dengan raut heran.
Ia mengenali beberapa dari kuda besi itu sebagai kepunyaan para paman serta kakek-neneknya yang memang cukup sering berkunjung ke rumah.
Biasanya, jika banyak tamu seperti ini, maka Daddy dan Mommynya sedang membuat acara makan-makan.
Iya. Apapun tujuan acara yang orang tuanya selenggarakan, Sean selalu menyebutnya sebagai acara makan-makan. Karena selama acara semua orang akan bercengkrama sambil memakan apapun yang Mommynya suguhkan.
Dan Sean selalu suka saat-saat seperti itu, sebab Mommynya akan menyuguhkan berbagai makanan lezat dan kue-kue manis buatannya yang menjadi kesukaan Sean. Selain itu, Sean juga bisa bermain dengan anak-anak dari para pamannya. Yeah.. kecuali anak paman Rowoon yang ibunya masih dalam pencarian. Hehe
Memikirkan semua kesenangan itu membuat mood buruk Sean saat di sekolah tadi hilang bagai buih. Ia melepaskan genggamannya pada telapak tangan sang paman secara sepihak dan bergegas lari memasuki rumah.
![](https://img.wattpad.com/cover/315358574-288-k901746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring For Chanyeol
FanfictionPark Chanyeol adalah pria normal yang memiliki kekasih seorang wanita. Chanyeol mencintai kekasihnya hampir sama banyak seperti ia mencintai almarhum ibunya. Namun suatu hari, ia mendengar sebuah permintaan tak masuk akal dari ayahnya dengan iringan...