Chanyeol berlari sekuat tenaga menaiki anak tangga untuk mencapai lantai dimana Sehun berada. Meski listrik telah menyala, tapi ada masalah dengan mesin lift yang membuat bilik tersebut tak bisa beroprasi sebagaimana mestinya. Ia mendapati dua orang petugas mekanik yang tengah berdiri di depan pintu lift tanpa melakukan apapun selain berbicara satu sama lain.
Chanyeol segera mendekat dengan kemarahan di wajahnya dan berseru-
"Apa yang kalian lakukan di sini? Cepat selamatkan istriku!"
"Hyung!"
Guan Lin mendekat untuk mencegah keributan.
"Harap tenang tuan. Kami sedang mendiskusikan bagaimana cara-"
"Bagaimana aku bisa tenang sementara di dalam sana istriku terancam kehabisan oksigen!!"
Bukan tanpa alasan Chanyeol bersikap sedemikian paniknya. Pasalnya, lift adalah sebuah bilik yang tidak memiliki fentilasi yang baik. Seseorang bisa saja kekurangan oksigen jika terjebak di dalamnya dalam waktu yang lama. Sehun memang baru beberapa jam terjebak di dalamnya, tapi Chanyeol yang sangat mengkhawatirkan keselamatan istrinya tentu tak bisa berpikir dengan benar.
"Hyung! Petugas sedang berusaha memperbaiki liftnya."
Ucap Guan Lin, berusaha menenangkan.
"Butuh waktu berapa lama hingga selesai di perbaiki?"
Tanya Chanyeol yang mulai bisa mengendalikan diri.
"Salah seorang petugas sedang memeriksa sistem pusat. Kami masih harus menunggu hasil dari pemeriksaan untuk mengetahui letak kerusakannya, baru setelah itu kami bisa memperbaikinya."
"Kau gila?! Sehun bisa mati lemas di dalam sana bahkan sebelum kalian berhasil menemukan letak kerusakannya!"
"Maaf Tuan-"
"Tidak bisa! Aku tidak bisa menunggu lebih lama dari ini. Keluarkan Sehun dulu bagaimanapun caranya, baru setelah itu terserah apa yang mau kalian lakukan!"
"Tapi Tuan-"
"Aku akan bertanggung jawab! Aku akan mengganti rugi apapun dan berapapun biayanya! Yang penting cepat keluarkan istriku dari sana atau aku akan menuntut hotel ini!"
Kedua petugas itu saling berpandangan dengan raut runyam. Dimana hal itu semakin memangkas habis kesabaran Chanyeol.
"Apa yang kalian tunggu! Cepat lakukan perintahku!"
Bentaknya lagi.
"Tuan, saya mohon lakukan saja. Kami akan bertanggung jawab penuh."
Guan Lin berusaha meyakinkan kedua petugas mekanik itu. Dan untungnya berhasil. Salah satu dari mereka menghubungi seseorang untuk membawakan alat berat yang akan di gunakan untuk membuka paksa pintu lift.
Pandangan Chanyeol tak sedetikpun lepas dari pintu lift yang sedang di usahakan untuk dapat di buka. Dadanya bergemuruh. Benar-benar tak sabar untuk masuk ke dalam dan menjemput apa yang menjadi miliknya.
Butuh waktu tiga puluh menit hingga para petugas berhasil membuka pintu lift tersebut. Chanyeol tak melewatkan waktu sedetikpun untuk segera melangkah masuk ke dalam bilik kecil yang sejak beberapa jam lalu mengurung permatanya.
Pemandangan di dalam sana berhasil menyakiti hatinya. Seperti ada sebuah belati tajam yang menghunus jantungnya. Permata miliknya tengah duduk menekuk lutut dengan menenggelamkan wajah di antara lipatan tangan yang ia tumpukan pada kedua lutut.
Chanyeol segera mensejajarkan tubuhnya seraya memanggil nama istrinya.
"Sehun-ah."
Sehun akhirnya mengangkat kepala dimana peluh membanjiri seluruh wajah hinga ke lehernya. Detik itu juga Chanyeol berhasil mendapatkan jawaban atas rasa takut yang ada pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring For Chanyeol
FanfictionPark Chanyeol adalah pria normal yang memiliki kekasih seorang wanita. Chanyeol mencintai kekasihnya hampir sama banyak seperti ia mencintai almarhum ibunya. Namun suatu hari, ia mendengar sebuah permintaan tak masuk akal dari ayahnya dengan iringan...