Chapter 20

332 43 21
                                    

Jihoon dan Jungwoo di larikan kerumah sakit dengan Guan Lin yang menyertai mereka. Sementara Chanyeol tengah berada di kantor polisi untuk di mintai keterangan.

Sebenarnya, Chanyeol bersedia ikut ke kantor polisi bukan karena ia mau di jadikan saksi, tapi ia kesana untuk membuat laporan mengenai hilangnya Sehun. Ia yakin hilangnya Sehun ada hubungannya dengan penyerangan yang terjadi di Villa.

Biasanya, Polisi akan menunggu hingga dua puluh empat jam untuk menangani kasus orang hilang. Tapi karena Chanyeol mengemukakan dugaannya mengenai penyerangan tersebut yang ia yakini sebagai sebuah pengalihan untuk menculik Sehun, maka Polisi bersedia untuk segera bertindak. Di samping itu, Chanyeol yang memiliki koneksi dengan pihak kepolisian atas nama keluarga Park dan perusahaan juga turut andil.

Chanyeol juga menyewa beberapa detective untuk memperluas usaha dalam pencarian Sehun serta menyelidiki dalang di balik penyerangan ini.

Setelah urusan di kantor polisi selesai, ia segera ke rumah sakit untuk melihat keadaan Jihoon serta Jungwoo. Selain itu, ia memiliki suatu hal untuk di diskusikan dengan Guan Lin.

Ia memikirkan seseorang sebagai tersangka di balik tragedi ini, namun merasa tidak yakin bahwa orang yang ia maksud akan bertindak sejauh ini. Ia perlu mendengar pendapat Guan Lin untuk memantabkan keyakinannya dan mengambil tindakan yang tepat.

Sayangnya, Chanyeol tidak tau bahwa orang yang ia maksudkan tengah berada di bandara bersama istrinya.

Keduanya tengah bersiap untuk menaiki pesawat dengan tujuan Bandar udara International Schiphol, Belanda.

Sehun duduk di ruang tunggu Bandara dengan tatapan kosong pada lantai, menanti Boarding time yang akan di mulai dua puluh menit lagi.

Jaehyun ada di sampingnya, dengan raut wajah yang menunjukkan kebimbangan. Mereka tak hanya berdua, ada satu orang lagi disana. Salah satu dari tiga pria kekar yang beberapa jam lalu membantu Jaehyun melumpuhkan Jhonny dan menculik Sehun. Jhonny sendiri sudah di larikan ke rumah sakit oleh dua orang lainnya atas perintah Jaehyun yang di dasari oleh permintaan Sehun.

Ada yang janggal di sana.

Jaehyun seharusnya bisa mengangkat wajahnya tinggi-tinggi. Sebab selangkah lagi, ia bisa mewujudkan keinginannya untuk membalas pengkhiyanatan Chanyeol. Jaehyun ingin Chanyeol juga merasakan sakitnya di khiyanati oleh orang yang ia cintai dan sahabatnya sendiri. Jaehyun seharusnya duduk di sana dengan senyum kemenangan bersama Sehun sebagai tropinya.

Tapi tidak. Alih-alih menunjukkan raut senang, Jaehyun justru tampak runyam dengan pikirannya sendiri.

"Hey, Oh Sehun."

Sehun tak merespon, tapi Jaehyun tau pria hamil itu mendengarnya.

"Kau yakin dengan keputusanmu?"

Tanyanya.

"Apa kau akan membiarkanku kembali pada Chanyeol jika ku katakan bahwa aku menyesali keputusanku? Apa kau bisa berjanji untuk tidak mengusik kami jika aku kembali padanya?"

Sehun bertanya balik, nada suaranya terdengar penuh dengan keputus asaan sekaligus harapan. Ia berharap Jaehyun masih memiliki hati nurani untuk membatalkan niat buruknya ini.

"Tidak."

Jawaban singkat yang di ucapkan dengan keyakinan kurang dari seratus persen itu berhasil membuat Sehun semakin terpuruk. Dadanya terasa sesak dan tiba-tiba ia merasa mual.

Lantas ia berdiri, mengundang Jaehyun dan bawahannya ikut berdiri dengan siaga untuk mencegah kemungkinan bahwa ia akan kabur.

"Aku merasa mual."

Spring For ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang