26. Sedih

2.1K 201 4
                                    

Dua manusia berbeda jenis kelamin memasuki kamar mereka. Sakura merasa tubuhnya begitu lelah dan sangat ingin tidur setelah hampir mati karena tenggelam.

Sasuke maju mendekati Sakura, melepaskan mantel milik pria yang bernama Sai, pria yang entah mengapa membuat Sasuke kesal dan marah. Sasuke mengerti jika Sakura mempunyai teman pria, tapi Sasuke tidak akan bisa mengerti jika teman pria Sakura terlalu akrab dengan Sakura. Sasuke akui, ia cemburu.

"Berendam air hangat sebentar agar kau tidak sakit lagi." Ucap Sasuke sembari menarik Sakura ke dalam kamar mandi.

Sasuke mengisi bathub dengan air hangat, kemudian menelanjangi dirinya tanpa malu, membuat Sakura tersentak kaget.

"Aku yang buka atau kamu sendiri?" tanya Sasuke pada Sakura yang masih diam saja.

"Aku nanti saja!" sahut Sakura cepat, segera menolak segala ajakan Sasuke.

Sasuke mendengus, ia kembali melangkah mendekati Sakura, mulai melucuti Sakura yang terkejut tapi tidak bisa protes. Sakura memberengut, Sasuke selalu punya cara untuk membuatnya terdiam.

Setelah telanjang bersama, Sakura dengan pasrah mengikuti Sasuke saja untuk berendam air hangat karena tubuhnya terlalu lelah malam ini, dan sepertinya Sasuke juga mengalami hal yang sama. Semacam shock terapi.

"Aku baru membuka pesanmu, ada kecelakaan di mana dan apa yang terlempar?" tanya Sakura sesaat setelah mereka berendam bersama merilekskan tubuh mereka.

"Aku juga hampir mati hari ini, aku hampir menabrak mobil di depanku jika aku tidak melihat ada bayi yang terlempar dari mobil paling depan. Aku terkejut melihat bayi itu terlempar dan segera menghentikan laju mobilku. Aku menggendong bayi itu yang menangis kencang dan ketakutan, menenangkan bayi itu sembari menelepon polisi. Karena bayi itu sudah lebih tenang, aku segera membawanya ke rumah sakit sekalian menjemputmu. Pihak polisi sudah menghubungi keluarga dari bayi itu, dan dari situ aku menunggumu." Jelas Sasuke, mengingat kejadian menyedihkan dan mengerikan beberapa jam yang lalu.

Sakura termenung sesaat, ia dan Sasuke nyaris meninggal di hari yang sama, walaupun tempat berbeda. Entah mengapa, Sakura tiba-tiba membayangkan jika mereka sudah mempunyai anak dan anak mereka harus ditinggalkan kedua orang tuanya, pasti sangat menyedihkan.

"Lalu, kau baik-baik saja?" tanya Sakura selagi memperhatikan tubuh Sasuke.

"Aku tidak apa-apa, hanya sempat terkejut dan sangat sedih karena menyaksikan kecelakaan itu." Jawab Sasuke yang melebarkan senyum menenangkannya. "Tapi aku lebih terkejut mengetahui Sukari pelaku penggelapan uang negara, aku tidak tahu wanita yang dinikahi kakakku adalah wanita yang berbahaya, mafia narkoba." Sambung Sasuke yang seketika berubah serius.

"Dari dulu aku sudah curiga pada dia, maka dari itu aku selalu berhati-hati kepadanya. Sampai aku tahu bahwa dia selingkuhan kakakmu sendiri, itu membuatku marah dan harus lebih waspada, karena aku yakin dia bukan orang yang mudah aku lawan." Sakura kini merasa beruntung dan tenang karena Sasuke sudah mempercayainya, tidak lagi menuduhnya sebagai orang yang jahat.

Sasuke mengangguk, ia bisa mengerti sekarang. "Aku akan mengecek semua cctv yang tersembunyi di Mansion Uchiha ini, aku harap kamu tidak membuatnya marah, Sakura."

"Dia yang membuatku marah!" sanggah Sakura cepat sembari mengerucutkan bibirnya kesal. "Dia selalu menyindirku dari awal aku di sini, karena dia juga aku  memilih diam saat kau mengancam memperkosaku. Dia selalu bilang bahwa aku bernasib sama seperti Izumi, itu membuatku marah karena dia membahas tentang masa-masa sulit Izumi. Maka dari itu, aku ingin membuktikan padanya bahwa ucapan dia tidak ada yang benar."

"Kalau begitu, coba hindari dia setelah ini. Jangan berinteraksi dengannya, biarkan kali ini aku saja yang membantu temanmu, Sai, dalam mencari bukti. Kau fokus saja terhadap koasmu." Larang Sasuke agar Sakura tidak berhubungan dengan Sukari lagi. Sasuke tidak ingin kejadian yang sama atau lebih mengerikan terulang lagi.

"Tapi dia yang selalu mencari masalah denganku, aku selalu menghindari bicara dengannya. Kalau kau tahu, dia lah yang selalu menyindirku setiap aku malas berinteraksi dengannya. Perkataannya bahkan selalu membuatku kesal!" balas Sakura sembari memberengut kesal.

Selama ini jelas Sakura memang selalu menghindari Sukari, bukan karena takut, melainkan karena malas menanggapi. Tapi kenyataannya Sukari selalu menyindirnya dengan kata-kata yang mampu membuatnya marah.

Sasuke terkekeh kecil, ia menarik Sakura ke dalam pelukannya, memeluk erat perut Sakura sembari menaruh dagunya di bahu Sakura.

"Kalau begitu, jangan dengarkan. Biarkan saja dia bicara semaunya, sampai dia lelah sendiri. Kau cukup melewatinya tanpa menoleh ke arahnya, meski kau sangat kesal." Ucap Sasuke sembari menghirup aroma tubuh Sakura yang bercampur sabun.

Sakura tiba-tiba berbalik, memeluk erat tubuh Sasuke, membuat Sasuke bahkan sedikit terkejut dan bingung. Sasuke menelan salivanya kasar, payudara Sakura jelas menempel dengan dadanya, menggesek sesuatu yang bahkan sedari tadi ditahan olehnya.

"Katanya lelah, tapi kau sendiri yang membangunkan Nisuke." Bisik Sasuke tepat di telinga Sakura dengan sedikit menggoda Sakura.

Sakura tidak membalas perkataan Sasuke, melainkan semakin memeluk erat Sasuke, karena saat ini ia sedang merasa membutuhkan pelukan seseorang. Perlahan senyum Sasuke melebar, ia tidak tahu apa yang dipikirkan Sakura, tapi dirinya senang atas pelukan hangat yang tercipta karena istrinya lebih dulu memeluknya. Tangan Sasuke kemudian menjalar ke pinggang Sakura, membalas memeluk erat Sakura dan menyandarkan tubuhnya agar membuat mereka semakin rileks.

"Jangan baik pada dia, aku tidak suka." Bisik Sakura dengan nada lirih.

Sasuke melirik pada Sakura, tidak menduga Sakura akan mengungkapkan isi hatinya. Namun, setelahnya Sasuke tersenyum penuh makna.

"Aku harus melakukannya untuk lebih mengenalnya." Balas Sasuke berhati-hati. Beberapa hari ini Sasuke memang sengaja berbuat baik pada Sukari agar ia tahu bagaimana karakter Sukari yang asli, bukan karena ia menyukai Sukari.

Satu-satunya wanita yang ia cintai ialah istrinya seorang.

"Cih, bilang saja kau ingin dekat dengannya karena memang dia tipemu. Cantik, iya. Badan bagus, iya." Sindir Sakura.

Sasuke tertawa kecil. "Hmm .., Kau cemburu?"

"Ck. Harus berapa kali ku bilang, aku tidak cemburu pada wanita seperti dia!" sahut Sakura dengan kesal.

"Lalu kenapa selalu kesal dan marah-marah setiap membicarakannya?"

"Karena aku tidak suka! Aku tidak suka kamu pujianmu dari awal tentangnya!"

"Kau menganggap serius perkataanku?" Sasuke sedikit mendengus geli menahan tawanya. Ia jelas hanya main-main saja memuji Sukari untuk membuat Sakura kesal. Karena dirinya selalu merasa terhibur melihat Sakura yang kesal.

Sakura mengangguk ke arah Sasuke.

Sasuke mendengus geli, Sakura terlalu mempercayai perkataannya. Padahal dari awal Sakura mengatakan bahwa wanita itu mempunyai kekasih yang tugas ke desa, Sasuke tidak percaya sedikitpun. Tapi dengan mudahnya Sakura percaya atas pujiannya yang jelas hanya untuk membuat Sakura kesal.

"Hinata, bukan kekasihku. Dia istri sahabatku, Sakura." Ucap Sasuke merasa lega setelah bisa memberitahu langsung pada Sakura. Karena ia tahu Sakura akan menganggap serius perkataan Sukari.

《BERSAMBUNG》





26-07-2022/Selasa/08.06
By. Sasusaku08/Haruchi08

Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang