Sakura bernapas lega bisa menghabiskan makanan yang dibawa Sasuke dan tentu Sasuke juga memberikan jus yang ia inginkan. Sakura bahagia, perutnya terasa kenyang dan hatinya begitu lega setelah Sasuke menemuinya. Sakura hanya perlu bersabar hingga ia keluar dari penjara ini dan menjalani kehidupan normal dalam membesarkan anak-anak dalam rahimnya dengan suami tercintanya.
Sasuke menarik tangan Sakura, mengecup punggung tangan Sakura berkali-kali, hingga membuat Sakura menggelengkan kepala dengan tertawa.
"Aku merindukanmu." Ucap Sasuke dengan kerutan sedih di dahinya.
"Kita sekarang bertatap muka, sayang." Balas Sakura yang menggelengkan kepala disertai kekehan kecil.
"Aku ingin memelukmu, mencumbumu dengan bebas tanpa penghalang seperti ini." Jelas Sasuke kembali.
Sakura berdeham malu, sepertinya Sasuke melupakan kehadiran penjaga yang memperhatikan mereka dalam diamnya. Pipi Sakura bersemu merah karenanya.
"Nanti ada saatnya kita bersama lagi, sekarang kita hanya perlu menjalani ini untuk sementara. Aku yakin tidak lama lagi aku keluar dari penjara ini." Balas Sakura menenangkan.
Sasuke mendengus sesaat dengan senyum lebarnya. "Aku akan memastikan itu terjadi, aku-"
"Maaf, waktu kalian habis." Penjaga itu tiba-tiba menginterupsi perkataan Sasuke, membuat Sasuke sangat kesal karena belum selesai berbicara dengan Sakura.
"Saya bisa bayar!" balas Sasuke dengan sinis dan tatapan merendahkan.
"Tapi ini peraturan!" tegas penjaga itu.
Sakura menghembuskan napas dengan tenang, mungkin karena ia di penjara, Sasuke menjadi jauh lebih sensitif.
"Saya mengerti, tapi biarkan sebentar lagi kami berbicara. Kami membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit lagi." Pinta Sakura dengan menatap penuh harap pada penjaga pria yang sedari tadi menunggu mereka.
Tampak penjaga tersebut menghela napas sejenak sebelum menganggukkan kepalanya dengan kembali memundurkan tubuhnya.
"Tuhan mungkin sedang menguji cinta kita? Kesetiaan kita? Seberapa kuat kita melalui ini dengan tetap bergandengan tangan. Aku percaya kita bisa menjalani kehidupan normal, aku yakin anak-anak kita juga bisa mengerti keadaan sekarang. Aku mencintaimu." Ucap Sakura dengan menggenggam tangan Sasuke.
Sasuke membelalak saat mendengar pengakuan cinta dari Sakura yang telah berkali-kali ia dengar, namun tetap membuatnya berdebar-debar.
"I love you more. Semua pasti bisa kita lalui seperti yang kita harapkan. We'll see, the truth will be won by me." Balas Sasuke dengan yakin.
Sakura mengangguk disertai senyum lebar. "Aku percaya, sekarang kamu pulang dulu dan bersihkan tubuhmu yang berantakan. Aku tidak mau melihat suamiku jadi begini, kamu juga harus memperhatikan dirimu sendiri. Karena aku dan anak-anak kita bisa kuat, jika kami melihatmu kuat."
"Papa yakin kalian anak-anak yang kuat, tetap bertahan sampai papa selesaikan semuanya. Bantu papa menguatkan mamamu, ya, nak." Ucap Sasuke. Sakura jelas mengerti perkataan tersebut diperuntukkan kepada mereka di dalam kandungannya.
Sakura menarik tangannya, memundurkan tubuhnya sembari memperlihatkan perutnya yang tengah ia usap.
"Kau tahu? Sekarang anak-anak kita sudah bisa berpesta di dalam sini." Jelas Sakura dengan antusias.
Sasuke tertawa, ia mengerti maksud Sakura berpesan ialah tendangan anak-anak mereka sudah sangat terasa oleh Sakura.
"Wah? Begitu? Seharusnya papa juga ikutan berpesta dengan mama kalian." Balas Sasuke yang kemudian tertawa keras.
Sakura mendengus geli, mengerti arah pembicaraan Sasuke akan dibawa kemana.
"Cih, sehari saja tidak bisa berhenti mulut mesummu." Sahut Sakura yang memberengut kesal pura-pura.
Sasuke tertawa keras. "Aku pria hebat, sayang. Bisa mencetak dua gol dalam satu semprotan!" timpal Sasuke yang jelas hanya bercanda.
"As-taga!" Sakura terkejut dan sekaligus merasa malu mendengar ucapan frontal Sasuke.
"Hahaha ..., bercanda, sayang." Sahut Sasuke dengan cepat agar Sakura tidak marah kepadanya.
"Sudah waktunya kita berpisah sekarang." Ucap Sakura yang mengerti kegelisahan penjaga di belakangnya.
《Married For Revenge》
"Bagaimana kita mencari bukti?" tanya Sasuke pada Yahiko yang ia temui di suatu jalan, mereka berbicara dalam mobil yang tertutup rapat.
"Pertama kita harus menangkap satu saksi yang masih hidup, aku mendapat informasi pria bernama Suigetsu menjadi penghubung kerja sama Sukari dengan Danzo, kita bisa menangkapnya dan menginterogasi-nya, sekaligus menjadikannya saksi." Jelas Yahiko yang serius menjelaskan.
"Kapan?"
"Bisa kita lakukan sekarang, orangku memberitahu posisi target saat ini."
Mata Sasuke berbinar, meski mendapatkan satu bukti malam ini, Sasuke akan dengan senang hati melakukannya untuk seluruh keluarganya.
"Aku siap!" seru Sasuke bersemangat.
"Kau bisa menggunakan pistol?" tanya Yahiko memperhatikan tangan Sasuke.
Sasuke tertawa remeh, meski tidak berhubungan dengan hukum atau pekerjaannya berhubungan dengan benda tajam. Sasuke jelas mempelajari teknik bela diri dan menggunakan pistol serta pedang sebagai salah satu pegangan.
"Kau pikir aku selemah itu?" sahut Sasuke dengan sombongnya.
Yahiko mendengus. "Terserah deh, yang terpenting sekarang kita menuju tempat target." Timpalnya.
Yahiko mengeluarkan pistol dengan beberapa peluru tambahan untuk jaga-jaga yang ia berikan langsung pada Sasuke sebagai perlindungan pria itu.
"Pastikan kau selamat malam ini melawannya. Aku tidak terima bila kau mati." Imbuh Yahiko setelah memberikan pistol.
Sasuke menyeringai remeh dan mendengus kesal, seolah ia akan mati hanya karena menangkap pria yang bukan levelnya.
"Kita lihat saja. Ayo segera!" pinta Sasuke tergesa-gesa memaksa agar mereka segera ke tempat target.
Yahiko mendengus, bisa-bisanya ia bekerja sama dengan orang yang seenaknya mengaturnya, padahal biasanya ia bos yang tinggal memerintah orang. Yahiko segera menjalankan mobil menuju tempat target mereka.
"Jangan lupa, pastikan istriku aman di penj- Cih! Menyebalkan menyebutnya!" Sasuke marah mengingat Sakura dipenjara karena kakaknya sendiri.
"Tenang saja, aku sudah mengirim orang untuk mengawasi sekitar penjara dan melindungi istrimu. Orang ini cukup bisa dipercaya." Jawab Yahiko yang setidaknya menenangkannya.
Sasuke menghela napas, meski sangat sesak rasanya. Sasuke menyandarkan tubuhnya pada tumpuan jok mobil, pandangannya menerawang teringat akan istrinya yang kini harus tidur di sel penjara.
"Mengapa orang-orang jahat sulit diberi hukuman?" tanya Sasuke sembari termenung.
Sasuke menoleh sesaat, ia bisa mengerti perasaan gelisah dan frustasinya Sasuke memikirkan keluarganya.
"Karena mereka memiliki koneksi dan kekuasaan. Terkadang dalam masa hukuman saja mereka bisa merencanakan pembunuhan, meski berada di sel tahanan. Maka dari itu pentingnya kita harus lebih kaya dari mereka untuk mempertahankan diri kita di mata hukum. Aku lebih setuju hukuman terberat adalah diberikan hukuman mati, karena aku yakin setidaknya dengan kematian mereka dapat menstabilkan kehancuran dari yang diakibatkan oleh kejahatan mereka."
Sasuke kembali menghela napas berat, kepalanya terasa berat memikirkan semuanya.
"Kapan ini semua berakhir? Aku tidak sanggup membiarkannya terlalu lama di penjara." Lirih Sasuke sangat kecil, hampir tidak terdengar Yahiko bila saja suasana jalanan tidak hening seperti sekarang.
Yahiko seketika merasa iba. "Aku yakin akan segera berakhir, intinya kau jangan putus asa."
《BERSAMBUNG》
02-08-2022/Selasa/21.43
By. Sasusaku08/Haruchi08
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔
Fanfic《16》 21+ END Dalam hidupnya, Sakura tidak akan terima bila keluarganya disakiti orang lain. Sakura tidak akan membiarkan orang yang melukai keluarganya hidup dengan damai dan bahagia. Agar bisa masuk ke Mansion Uchiha, Sakura berusaha mendekati dan...