35. Kabar Buruk

1.7K 182 14
                                    

Dua bulan kemudian

Sakura mulai disibukkan banyak pekerjaan,
menyelesaikan koas yang tinggal seminggu lagi ia selesaikan. Memang tidak terasa perjalanan dua bulan ini dengan kandungannya yang sudah menginjak delapan belas minggu. Tidak ada yang perlu mereka khawatirkan, karena anak mereka dalam kondisi normal dan sehat.

Sakura mengusap perutnya yang kini telah menonjol, ada satu fakta yang mengejutkan Sasuke dan Sakura, di kehamilan sebelas minggu, dokter menjelaskan ada dua kantung janin, itu berarti kemungkinan mereka akan memiliki bayi kembar. Sangat mengejutkan bagi keduanya, karena mereka berdua tidak berekspektasi memiliki anak kembar. Pemeriksaan terakhir mereka, dokter menyatakan bahwa anak mereka berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Lagi-lagi mereka dikejutkan.

Sampai saat ini, mereka berdua masih menyembunyikan kehadiran si kembar dari keluarga mereka. Untuk menyembunyikan tonjolan perutnya, Sakura selalu memakai baju yang kebesaran dan jarang berkumpul dengan keluarganya. Sementara sampai sekarang bukti tentang kejahatan Shion hampir sepenuhnya bisa diajukan ke pengadilan, sayangnya Sai tiba-tiba sulit dihubungi.

"Untukmu."

Sakura terkejut saat melihat makanan ditaruh di atas meja dan di hadapannya, ia lalu menoleh ke arah Sasuke yang tiba-tiba sudah ada di rumah sakit tanpa mengabarinya.

Sasuke melipatkan kedua tangannya di depan dada, ia cukup kesal karena Sakura melewatkan sarapan karena mendapat panggilan telepon dari rumah sakit yang mengharuskan mahasiswa koas datang secepatnya.

"Sekarang mengerjakan apa?" tanya Sasuke yang melirik ke arah komputer yang sedang dipakai Sakura.

Sakura menarik kotak makan, membukanya dengan langsung memakan sembari kembali mengetik.

"Aku disuruh memasukkan semua data pasien, pemeriksaannya, dan sebagainya. Ini juga termasuk keringanan karena ketua kelompok tahu aku sedang hamil, jadi diberikan pekerjaan yang cukup mudah." Balas Sakura dengan menenangkan Sasuke.

Sebelumnya Sakura memang ikut memeriksa beberapa pasien dan mengikuti para dokter yang menjelaskan keadaan pasien. Namun setelah berkeliling, ia diberikan waktu untuk beristirahat oleh ketua kelompoknya dengan cara memberinya tugas mengetik data pasien. Tapi Sakura tidak akan memberitahu Sasuke, karena pasti Sasuke tidak setuju setiap dirinya disibukkan sesuatu.

"Tetap saja kelamaan melihat layar komputer bisa membuatmu pusing, sayang. Minta izin saja kalau kau sudah kelelahan." Balas Sasuke tidak setuju.

"Aku tidak enak melihat semua temanku sibuk, sementara aku diam saja. Setidaknya aku masih punya pekerjaan." Jelas Sakura membela dirinya.

Sasuke mengangguk mengerti, Sasuke mengulurkan tangannya yang langsung disambut Sakura. Sakura berdiri dan Sasuke menggantikannya duduk dengan setelahnya menarik Sakura untuk duduk di tengah-tengahnya.

"Aku masih ada waktu satu jam, sekarang fokus makan saja, biar aku yang selesaikan ini." Ucap Sasuke yang jaraknya sangat dekat dengan Sakura.

Tangan Sasuke memegang perut Sakura, mengusapnya sesaat sebelum beralih pada keyboard untuk menggantikan tugas Sakura.

"Aku masih bisa mengerjakannya." Tahan Sakura agar Sasuke berhenti. Bersyukur di ruangan itu sedang kosong dan hanya ada mereka berdua, karena semua sedang sibuk berkeliling memeriksa pasien lainnya.

"Diam, sayang." Tolak Sasuke.

Sakura akhirnya memilih menyerahkan pekerjaannya kepada Sasuke, sementara ia memilih memakan makanan yang dibawa oleh Sasuke.

"Sepertinya kita harus memberitahu keluarga tentang kehamilanku, sayang. Perutku akan semakin membesar dan aku tidak mau mengecewakan mereka." Ucap Sakura membahas persoalan yang cukup lama mereka abaikan.

"Baiklah, kita akan memberitahu mereka. Anak-anak kita juga sepertinya tidak mau lama-lama disembunyikan, ya, nak." Sasuke terkekeh sembari mengusap sekilas perut Sakura.

Sakura tersenyum geli sembari menoleh ke arah Sasuke yang serius menatap layar komputer. "Keluarga kita pasti terkejut saat tahu kita menyembunyikan kandunganku, aku yakin mereka juga akan marah kepada kita."

"Marahnya mereka tidak mungkin sampai memisahkan kita, sayang." Sahut Sasuke dengan tenang.

"Iya, aku tahu. Maka dari itu aku ingin segera memberitahu mereka, karena tidak mau mengecewakan mereka lebih dari keputusan menikah kita yang mendadak waktu itu."

"Tidak perlu dipikirkan, kekecewaan mereka akan pudar setelah kita beritahu mereka akan mendapat cucu kembar." Ucap Sasuke menenangkan.

Sakura mengangguk mengerti, mungkin jika bayi kembar mereka telah lahir, pasti lebih bisa mengobati kekecewaan kedua orang tua mereka. Namun sayangnya karena Sai menghilang, penyelidikan tentang Shion juga ditunda sementara.

"Nanti setelah kontrol terakhirmu, kita tinggal sementara saja di apartemen. Aku ingin mendekati melahirkan kamu dalam keadaan tenang tanpa kehadiran wanita itu. Aku juga ingin fokus terhadapmu dan anak kita." Ucap Sasuke menjelaskan. Sasuke sudah mempersiapkan semuanya, Sasuke sangat menyadari Sakura tidak nyaman ada Sukari di sekitarnya.

Mata Sakura berbinar, akhirnya ia bisa menjauhi orang yang penuh kepura-puraan. Sakura tidak peduli hubungan kekerabatan mereka, karena Sukari yang memulai ketegangan di antara mereka, Sukari yang duluan sengaja ingin mencelakai Daichi dan dirinya.

"Itu bagus, aku bisa fokus ujian akhir dan mempersiapkan kelahiran bayi kembar kita." Sahut Sakura yang langsung menyetujui keputusan Sasuke.

Sasuke tersenyum, ia mengusap kepala Sakura dengan sayang. "Kalau kau membutuhkan seseorang untuk membantumu, katakan saja. Aku akan mencarikannya untuk kita pekerjaan." Ucap Sasuke menawarkan agar Sakura tidak kerepotan

"Sepertinya tidak usah, sayang. Aku coba dulu mampu atau tidaknya." Jawab Sakura.

"Terserah kamu saja bagaimana nyamannya. Berapa hari lagi koas mu berakhir?"

"Sekitar lima hari lagi."

"Itu tidak akan terasa, kamu menginginkan apa?"

"Hmm ..., sekarang belum menginginkan apa-apa, mungkin nanti saja aku memintanya."

Sasuke mengangguk mengerti mendengar jawaban Sakura, ia bukan tipe orang yang bisa membuat kejutan, jadinya ia langsung bertanya saja keinginan Sakura untuk memberi hadiah kepada istrinya yang berhasil menyelesaikan koasnya.

"Sudah saja, kamu harus kembali bekerja 'kan? Aku tidak apa-apa menyelesaikan ini." Sakura menahan tangan Sasuke untuk berhenti mengetik.

Sasuke melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul satu siang. Sakura kemudian berdiri, memberi ruang untuk Sasuke berdiri.

"Aku tidak apa-apa, pergi saja, nanti kita bertemu lagi sore hari." Ucap Sakura meyakinkan Sasuke yang tampak ragu meninggalkannya.

Cup

Sasuke akhirnya mengangguk sembari berdiri, ia mencium bibir Sakura dengan tangannya yang mengusap perut Sakura.

Ponsel Sakura berbunyi, Sakura menghentikan ciuman Sasuke, ia mengambil ponselnya dan segera mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenal.

"Hallo, dengan siapa?" tanya Sakura menyapa.

"Hallo, saya dengan Shino- teman satu divisi Sai." Jelas orang dari seberang sana.

Sakura tiba-tiba merasa gelisah. "Apa ini tentang Sai? Ada apa dengannya?" tanya Sakura.

"Benar, Sai telah dinyatakan meninggal dunia, ia sempat menghilang sebulan, dan diputuskan meninggal dunia karena pihak kepolisian menemukan sidik jarinya di tiang dekat pantai. Kami menemukan pakaiannya di laut dekat tempat menghilangnya Sai. Saya memberitahu anda, karena di ponsel Sai paling sering menghubungi anda."

S-sai?

《BERSAMBUNG》



30-07-2022/Sabtu/06.49
By. Sasusaku08/Haruchi08

Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang