34. Menemani Bumil

2K 158 5
                                    

Sesuai permintaan Sakura, di detik-detik terakhir sore hari, Sasuke menemani Sakura yang berenang di kolam renang, hanya memperhatikan Sakura yang pandai berenang meliuk-liuk di dalam air dari tepi tempatnya sampai ke ujung sana dan kembali lagi ke tempatnya. Sasuke tersenyum ikut merasa senang sembari memastikan semua aman untuk istrinya.

"Sayang, ayo turun." Pinta Sakura yang mengusap wajahnya basahnya.

"Ini dingin Sakura, jangan lama-lama, kau tidak kedinginan memangnya?" tanya Sasuke yang sempat memasukkan kakinya ke dalam air.

"Maka dari itu aku membutuhkan kehangatanmu." Balas Sakura yang kemudian tertawa kencang.

Sasuke ikut tertawa sembari menggelengkan kepalanya, namun ia mulai masuk ke dalam kolam renang dan disambut oleh tarikan Sakura yang memeluk erat tubuhnya.

Sakura memeluk leher Sasuke sebagai tumpuan sembari kakinya melakukan gerakan tutup dan membuka di dalam air. Sementara tangan Sasuke memeluk punggung Sakura untuk menemaninya berenang.

"Kita masuk ke dalam air untuk melatih pernapasan, aku dengar itu bagus juga untuk ibu hamil." Usul Sasuke yang diangguki Sakura.

Sembari memeluk Sakura, Sasuke perlahan menurunkan tubuh mereka sampai keduanya berada di dalam air, mereka berdua menahan napas selama beberapa menit, kemudian kembali ke atas dengan terengah-engah.

Cup!

Sasuke mencium bibir Sakura, membuat Sakura menjauhkan kepalanya.

"Jangan di sini, nanti kalau ada yang lihat memalukan." Larang Sakura yang memperhatikan sekitar dengan waspada.

Sasuke tertawa tangannya di dalam air turun ke bokong Sakura dan meremasnya di bagian sana dengan jahil. Sasuke tertawa puas melihat wajah Sakura yang memberengut dan memukul dadanya.

"Sasuke!" seru Sakura memperingati.

Sasuke kembali tertawa, mengangkat tubuh Sakura ke atas hingga wajahnya bertepatan dengan perut Sakura, kemudian Sasuke mengecup perut Sakura yang terhalang kain basah. Sakura tersenyum, perasaannya terasa berbunga-bunga karena perlakuan Sasuke.

"Di sini aman 'kan?" tanya Sakura yang takut ketahuan.

Sasuke tersenyum geli sembari menduselkan hidungnya pada tengkuk Sakura yang membuat Sakura kegelian.

"Ada kamera tersembunyi yang aku pasang." Bisik Sasuke sangat pelan agar tidak bocor pada siapapun yang bisa saja melewati mereka.

"Memalukan, sayang. Sudah, yuk. Aku sudah kedinginan." Ajak Sakura untuk naik ke atas dan menyudahi sesi berenang mereka.

Sasuke mengangguk, ia berjalan dengan menggendong Sakura seperti baby koala ke pinggir kolam. Membawa Sakura keluar dari kolam renang, dan menurunkan Sakura di tepi kolam, Sasuke menarik bathrobe untuk ia berikan kepada Sakura.

"Kamu harus makan sekarang, mau memesan makanan dari luar atau yang ada di ruang makan?" tanya Sasuke sembari mereka berjalan menuju ke kamar mereka.

"Yang ada saja." Jawab Sakura.

Mereka masuk ke dalam kamar, Sakura menuju kamar mandi disusul oleh Sasuke yang segera melepaskan celananya hingga yang terdalam. Sasuke menyadari Sakura melirik ke arahnya, membuatnya tersenyum geli menyadari maksud lirikan Sakura.

"Aku duluan ke ruang makan untuk memastikan tidak ada orang." Ucap Sasuke yang mencuri satu ciuman dari Sakura.

Sasuke keluar dari kamar mandi dengan telanjang bulat, ia memakai pakaian dalam dan baju tidur yang sudah diambil dari lemari pakaian.

"Sayang, jangan kelamaan di kamar mandi." Teriak Sasuke mengingatkan, baru setelah itu Sasuke melangkah keluar dari kamar.




《Married For Revenge》






Sasuke terusik dalam tidurnya, ia merasakan tepukan pelan-pelan seseorang di lengannya. Perlahan Sasuke mengerjapkan kedua matanya, memandang Sakura yang berjarak dekat dengannya.

"Kenapa?" tanya Sasuke yang kemudian mengusap kasar wajahnya.

"Aku ingin memakan ramen yang waktu itu." Ucap Sakura memberitahu maksudnya.

Sasuke melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas malam. Sasuke segera mendudukkan dirinya.

"Pasti sudah tutup, sayang." Sahut Sasuke dengan lembut.

Sakura menghela napas panjang, padahal ia sedang ingin memakannya. Tapi ia juga tidak bisa mendadak pergi ke tempat yang sudah dipastikan tidak buka di jam dua belas malam.

"Di dapur ada ramen instan?" tanya Sakura berniat mengalihkan keinginannya.

"Biasanya ada stok, namun aku tidak mengizinkanmu memakan makanan yang tidak sehat seperti itu." Larang Sasuke, memakan makanan instan seperti itu tidak akan memberikan gizi pada anak mereka.

"Hanya sesekali, sayang!" bujuk Sakura dengan mengusap lengan Sasuke.

Sasuke menghembuskan napasnya menyerah, ia selalu tidak kuat mendapatkan tatapan memohon dari Sakura.

"Baiklah, hanya sekali, ingat." Ucap Sasuke dengan tegas. Sasuke segera berdiri sembari menggenggam tangan Sakura untuk membawanya ke dapur.

Mereka berjalan beriringan di lorong mansion yang remang-remang, kurang pencahayaan. Hingga langkah kaki mereka sampai di dalam dapur. Sasuke menyalakan lampu dapur, mencari persediaan ramen yang biasa disimpan. Setelah menemukannya, ia segera memanaskan air dan menunggu.

Sementara Sakura berdiri tidak jauh dari Sasuke, ia terus memperhatikan kesibukan Sasuke untuk membuatkannya ramen, padahal Sakura tidak meminta Sasuke yang memasak.

"Terima kasih." Ucap Sakura disertai senyum bahagia. Sasuke menoleh dengan mengerutkan keningnya.

Cup

Sasuke mengecup kening Sakura sembari berkata, "Sama-sama, sayang."

Setelah ramen sudah jadi, Sasuke mengambil kursi untuk mereka duduk. Mendorong mangkuk berisi ramen buatannya kepada Sakura yang menerimanya dengan antusias.

Sakura menyendok kuah ramen buatan Sasuke, mencicipinya, kemudian mendorong kembali mangkuk tersebut kepada Sasuke yang bingung.

"Aku sudah, habiskan, ya. Sayang kalau dibuang." Pinta Sakura dengan senyum lebarnya.

"Sudah lagi? Kau bahkan baru satu suap, sayang." Balas Sasuke yang menggeleng.

Sakura mengangguk dengan polosnya. "Aku cuma mau mencicipinya, bukankah kata kamu tidak bagus memakan ramen instan? Tidak ada gizi untuk anak kita." Di akhir kalimat Sakura sengaja berbisik, takut tidak sengaja ada yang mendengar perkataan mereka.

Pupil mata Sasuke melebar, ia seketika merasa gemas, namun Sakura tengah mengandung. Sasuke menghela napas sejenak sebelum dirinya menyimpan ramen buatannya ke tempat cuci piring, membuat Sakura memanggilnya.

"Kenapa disimpan di situ? Habiskan saja, nanti tidak enak lagi." Protes Sakura.

"Aku vegetarian, kau juga tahu waktu mengajakmu makan ramen saja aku hanya memakan telur dan sayuran." Balas Sasuke dengan meraih tangan Sakura dan membawanya berjalan kembali ke kamar.

"Iya, aku ingat. Tapi sayang sekali itu harus dibuang, maaafff ...," Sakura menggenggam tangan Sasuke, menatap mata Sasuke dengan rasa penyesalan yang amat. Ia tampak tidak menghargai usaha Sasuke dalam membuatkannya ramen.

"Maaf ..., aku tidak menghabiskannya, maafkan aku." Ucap Sakura dengan menyesal. Sakura hendak menarik Sasuke kembali ke dapur, namun Sasuke menahannya dengan sesaat tersenyum.

"Biar saja, makanan tidak sehat tidak perlu disesali." Balas Sasuke yang menuntun Sakura untuk kembali ke kamar mereka.

"Tapi itu enak kok! Biar aku habiskan saja." Ajak Sakura yang masih tidak enak hati.

Sasuke menghela napas kembali, ia tersenyum ke arah Sakura. "Aku tidak marah, sayang. Aku justru tenang kalau kau tidak menghabiskan makanan tidak sehat itu, aku saja tidak pernah memakannya lagi sejak lima belas tahun yang lalu. Jadi sekarang kita kembali ke kamar untuk beristirahat, besok kamu akan sibuk, sayangku."

《BERSAMBUNG》



29-07-2022/Jumat/20.02
By. Sasusaku08/Haruchi08

Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang