Sakura pulang bersama Sasuke, menginjakkan kaki di Mansion Uchiha sembari harus bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa untuk mengelabui Shion. Bibir Sakura bergetar menahan tangisnya kembali teringat tentang Sai. Sakura percaya jika Sai benar-benar sudah meninggal, karena dirinya hampir merasakan hal yang sama.
'Sai ...,' Sakura begitu sedih jika harus kehilangan sahabat yang telah lama bersamanya. Sahabat yang selalu menghiburnya di kala ia gagal dalam ujian, menemaninya di kala ia bosan di dalam kelas, dan menjadi orang paling nyambung ketika Sakura bertanya apapun.
Sakura mengenal Sai berawal sejak masa sekolah menengah pertama Sai mengajar di sekolahnya sebagai perwakilan acara kampus pria itu. Sejak itu mereka mulai dekat sebagai sahabat hingga saat ini.
Greb!
Seketika Sakura tersadar, menoleh ke arah Sasuke yang tengah tersenyum untuk menenangkannya dengan cara menggenggam tangannya untuk meyakinkannya. Sakura mengikuti langkah kaki Sasuke memasuki Mansion Uchiha.
Ceklek
Pintu kamar terbuka, akhirnya mereka sampai di kamar yang pasti terjamin aman menyembunyikan privasi mereka.
"Langsung saja atau kau ingin beristirahat dulu?" tanya Sasuke yang mengajak Sakura duduk di tepian ranjang untuk mereka beristirahat.
"Aku tidak suka menunda-nunda, sayang. Jelaskan saja sekarang agar aku tidak penasaran lagi." Pinta Sakura.
Sasuke mengangguk mengerti disertai senyum simpul, tangannya menarik tangan Sakura ke atas pahanya, menggenggam erat tangan Sakura.
"Kami berhasil menemukan bukti kejahatan Sukari dan kerja sama Sukari dengan beberapa mafia serta petinggi negara. Terdapat kasus penggelapan pajak yang ada ikut campur Sukari di dalamnya. Semua bukti itu ada pada Sai, Sai yang menyimpannya. Aku belum sempat menyalin semuanya, terkecuali bukti-bukti rekaman yang aku amankan." Jelas Sasuke panjang lebar.
Sasuke melepaskan genggaman tangan pada Sakura, ia berdiri mengelilingi ranjang untuk sampai di depan lemari, kemudian Sasuke mengambil alat mini yang terdapat salinan rekaman suara di dalamnya, dan membawa alat tersebut kepada Sakura yang menunggunya.
"Ada beberapa salinan percakapan tentang kejahatan para mafia, termasuk Sukari. Namun aku hanya akan menunjukkan tentang bukti kejahatan Sukari kepadamu dan Daichi saja." Ucap Sasuke kemudian. Sasuke menekan-nekan alat seukuran dua jari tengah dan telunjuk.
Sasuke mulai menyalakan rekaman, memandang wajah Sakura yang tampak sedih.
"Bagaimana? Sudah menenggelamkan dia?"
" ...., ....,"
"Kalau dia Sudah mati total, ambil lagi karung itu, kemudian Bakar untuk menghilangkan jejak. Tabur abunya di laut."
"..., ...,"
"Bagus, aku sudah mengirimkan bayaranmu. Membunuh makhluk kecil seperti itu pasti mudah untukmu, jangan mengecewakanku!"
Sasuke kemudian mematikan suara rekaman, cukup sepenggal saja Sakura mendengar percobaan pembunuhannya. Sasuke takut Sakura semakin sakit hati apabila mendengar sampai akhir.
"Aku mendapat rekaman dari alat penyadap suara yang aku pasang di dekat balkon kamar Itachi dan Sukari." Ucap Sasuke menjelaskan.
"Selain itu ada juga bukti rekaman lain yang menunjukkan Sukari memang berencana membunuh Daichi dan menjadikanmu dalang pembunuhan." Imbuh Sasuke dengan kembali menekan rekaman lain.
"Andai anak itu mati saat mobil hampir menerjangnya."
"Aku tidak gila! Aku berusaha mempertahankan posisiku di Mansion Uchiha! Aku tidak bisa menganggap remeh Sakura! Dia cukup berbahaya untukku, apalagi sahabatnya bekerja di kepolisian, dan aku mendapat informasi dari orangku bahwa sahabat Sakura tengah menyelidikiku."
"Sai sudah ketahuan?" tanya Sakura terkejut.
Tetapi Sasuke dengan tenang mengangguk, tidak mau membuat Sakura ketakutan karena hal tersebut.
"Aku dan Sai menduga mereka belum mengetahui bahwa kami sudah memegang bukti, jadi mereka hanya mengetahui bahwa tim Sai sedang menyelidiki kasus para mafia yang berhubungan dengan petinggi negara." Jawab Sasuke.
"Maafkan aku, karena aku masuk ke dalam keluarga Uchiha, aku menyebabkan masalah untuk keluargamu. Tahu begini, aku tidak akan memintamu menikah denganku." Ucap Sakura penuh sesal. Sakura meneteskan air matanya yang sedari tadi tertahan.
Sasuke segera memeluk istrinya, menepuk-nepuk pelan punggung istrinya dengan kasih sayangnya.
"Dengar, tidak perlu ada yang disesali. Anak kembar kita tidak akan ada jika kamu tidak meminta menikah denganku, mereka akan sedih mendengarmu berkata seperti itu." Ucap Sasuke dengan tersenyum menguatkan Sakura.
Sasuke mengecup pucuk kepala Sakura. "Ada dan tidaknya dirimu tetap membuatku harus bergerak jika mengetahui keberadaan orang paling berbahaya di negara ini kini tinggal di rumahku. Aku beruntung, kamu hadir dalam hidupku, menguatkanku dan sebentar lagi memberiku gelar seorang papa. I love you, sayang."
Sakura mendongak untuk menatap mata Sasuke dengan matanya yang berakhir, Sakura meremas kemeja Sasuke dengan perasaan campur aduk.
Cup!
Sakura mencium bibir Sasuke, memagut bibir yang selalu menjadi candu baginya dengan gerakan meraup dalam-dalam menyertai lidahnya di setiap sentuhannya yang semakin liar dalam mulut Sasuke yang berakhir terbuka karenanya.
Sasuke menyadari istrinya sedang melampiaskan kekecewaan, amarah, kesedihan, penyesalan, dan frustasi dalam bentuk menciumnya dengan penuh menuntut. Sasuke mengimbangi ciuman Sakura yang mendominasi mulutnya sembari istrinya mengalungkan lengan ke lehernya dengan kepala yang miring. Lidah Sakura membelit lidah Sasuke di dalam mulut pria itu. Menari-nari bersama dalam mulut Sasuke selama keduanya bertukar saliva.
Hingga beberapa menit kemudian ciuman mereka yang basah berhenti, menyisakan benang saliva di antara keduanya. Kedua bola mata Sakura yang merah menatap Sasuke dengan begitu dalamnya.
"Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, aku tidak ingin masalah ini sampai menghilangkan nyawa keluarganya kita. Tapi sekarang Sai sudah tidak ada, bagaimana masalah ini bisa selesai jika bukti banyak yang hilang? Para pelaku kejahatan tidak akan mendapat hukuman seberat-beratnya jika kita kekurangan bukti." Sakura dengan jujur menceritakan semua kekhawatirannya, membuat Sasuke merasa bersalah karena menyembunyikan percobaan pembunuhan terhadapnya.
Sasuke segera memeluk erat Sakura, mengusap lengan Sakura dengan kasih sayang. "Tenanglah, kita tetap bisa melewati semuanya, aku akan berusaha mendapatkan keadilan untuk Sai juga, meski bukti akan sulit ditemukan, tapi ini masih bisa diperjuangkan. Kamu cukup fokus pada anak-anak kita, mereka lebih membutuhkanmu sekarang. Biarkan aku yang menyelesaikan semua sampai akhir, aku tidak akan membiarkan ini berlarut-larut, aku janji kita bisa hidup tenang membesarkan anak-anak kita berdua."
Sakura kembali menangis mendengar perkataan Sasuke, ia harus tetap rasional agar tidak salah melangkah, atau akan membahayakan semua orang di sekelilingnya.
Sakura kemudian menatap Sasuke lagi dengan senyum sedih yang terbit di wajahnya, ia harus sanggup melewati semuanya untuk Sasuke dan anak-anak mereka yang akan lahir beberapa bulan lagi.
"Terima kasih, aku mencintaimu, sayang." Ucap Sakura untuk menjadi balasan sebelumnya saat Sasuke mengatakan mencintainya.
Sasuke mencium lagi kening Sakura. "Aku juga sangat mencintaimu, aku janji kita bisa menjalani kehidupan normal setelah ini."
'Maaf, aku tidak bisa jujur kepadamu, aku takut kamu akan semakin stres memikirkannya.'
《BERSAMBUNG》
30-07-2022/Sabtu/23.01
By. Sasusaku08/Haruchi08
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔
Fanfic《16》 21+ END Dalam hidupnya, Sakura tidak akan terima bila keluarganya disakiti orang lain. Sakura tidak akan membiarkan orang yang melukai keluarganya hidup dengan damai dan bahagia. Agar bisa masuk ke Mansion Uchiha, Sakura berusaha mendekati dan...