05. Pertemuan dua keluarga

1.4K 170 2
                                    

Semua Sakura yang mengatur, dari mulai tempat pertemuan dua keluarga Haruno dan Uchiha, kemudian waktu bertemu, dan dilakukan secara privat. Sakura mempersiapkan dengan sempurna, ia selalu saja meminta Sasuke memberikan sedikit waktu untuk bertemu dengannya dan membicarakan rencana sandiwara mereka ke depannya. Sakura sudah meminta agar Sasuke memasang kamera cctv di beberapa area sunyi yang berada di Mansion Uchiha. Hal itu dilakukan untuk menjaga-jaga bilamana ada sesuatu yang mencurigakan terjadi dan Sakura membutuhkan bukti.

Sakura mendengus frustasi, menghadapi sifat Sasuke nyatanya tidak mudah. Pria itu senang sekali mengabaikan sesuatu termasuk pesan chat, telepon, ataupun ribuan email yang sengaja Sakura kirimkan pada pria itu. Sakura sadar dirinya tidak diinginkan dan Sasuke membuatnya semakin jelas. Namun, Sakura ingin Sasuke setidaknya peduli sedikit pada setiap pesan yang ia kirimkan.

Sakura kembali menelepon Sasuke untuk kesekian kalinya, mencoba mempertahankan suasana hatinya dengan terus menarik napas dan mengeluarkannya secara teratur. Sasuke sulit sekali dihubungi, padahal ia sudah menunggu dengan gelisah dari sejam yang lalu. Mereka mengadakan pertemuan keluarga, tapi Sasuke belum juga muncul dan membuat Sakura sedikit kecewa.

"Ish! Keterlaluan sekali dia! Membuatku dalam posisi tersudutkan sendirian!" keluh Sakura dengan tetap menelepon Sasuke di dekat pintu masuk restoran.

Setelah beberapa saat, barulah Sasuke mengangkat telepon. "Sebentar lagi sampai. Sabar." Ucapnya dengan santai dan mematikan telepon.

Sakura melotot ke arah ponselnya, dengan kasar membuang napas dan berdecak kesal. Bisa-bisanya Sasuke mengangkat telepon hanya untuk mengatakan bahwa Sakura perlu sabar dalam menunggunya. Benar-benar menyebalkan sekali Uchiha itu!

Sakura membuang napas berulang kali dengan kasar, kemudian melipat kedua tangan di depan dada dan menyandarkan tubuhnya ke dinding restoran selagi menunggu Sasuke datang.

Setelah beberapa menit, muncullah pria yang ditunggu Sakura. Dengan tampang tidak berdosa, Sasuke memasang wajah datar selagi melangkah menuju Sakura. Sementara Sakura juga membalasnya dengan datar.

"Cih, lagaknya sangat menyebalkan." Gerutu Sakura. Sakura menghentakkan kakinya kemudian melangkah maju hingga di depan Sasuke.

"Mengapa kau sangat menyebalkan?! Kau tidak tahu di dalam sana semua menyudutkan aku dengan pertanyaan yang sama, keberadaanmu!" kesal Sakura yang sudah sangat gemas sampai ingin mencakar Sasuke, tapi ia harus menjaga sikap karena keluarga mereka berada di tempat yang sama.

"Membiarkanmu kesulitan." Balas Sasuke dengan menarik sudut bibirnya, mengejek Sakura.

Sakura mengepalkan tangannya kuat dengan mengeratkan giginya demi menahan dirinya dan segera menyusul Sasuke yang lebih dulu berjalan. Sakura segera merangkul lengan Sasuke tepat sebelum masuk ke dalam ruangan. Mereka yang bergandengan tangan bersiborok dengan tatapan di orang-orang yang berada di dalam ruangan. Pertemuan kali ini hanya dihadiri para orang tua saja, karena anak-anak mereka sedang bersitegang setelah perceraian.

Saat Sakura merangkul lengannya, Sasuke sempat terkejut dan segera bersikap tenang dalam menghadapi ketegangan di sekitarnya.

"Maaf, aku terlambat karena mengambil akta nikah kami." Ucap Sasuke seraya menaruh akta nikah mereka di atas meja.

Sakura terkejut, tidak menyadari sesuatu yang Sasuke bawa-bawa dari tadi. Sementara Sasuke sengaja mengambil akta nikah agar ia bisa berlama-lama di perjalanan dan mengerjai Sakura yang pasti menunggunya dengan gelisah.

Fugaku, Kizashi, Mikoto, dan Mebuki sama-sama menarik akta nikah yang Sasuke berikan di waktu bersamaan. Tanpa berbicara dan hanya melalui tatapan mata, mereka bersepakat untuk membuka dan melihat akta nikah pemberian Sasuke secara bersama-sama.

"Jadi-" suara Mikoto tercekat seketika. "-Kalian benar menikah? Baru satu minggu." Lanjutnya dengan melihat ke arah Sasuke dan Sakura yang baru mendudukkan diri di kursi kosong.

Sakura mengangguk pasti disertai senyuman, ia berakting sangat baik dan menjiwai. Sementara Sasuke hanya mengikuti alur yang Sakura buat.

"Tidak punya perasaan sama sekali, kalian memutuskan menikah tanpa berbicara pada kami?! Kalian sangat tidak menghargai kami sebagai orang tua kalian?!" sentak Kizashi kemudian. Kizashi merasa kecewa karena sebagai orang tua ia tidak dilibatkan dalam keputusan anaknya.

Sakura sedikit meringis, ia melupakan respon ayahnya yang pasti kecewa terhadapnya. Sasuke dengan sengaja menyenggol lengan Sakura, membuat Sakura seketika melirik tajam ke arahnya.

"Aku tahu!" cicit Sakura dengan suara pelan dan menginjak kaki Sasuke di bawah sana karena kesal Sasuke menggodanya di saat ia tersudutkan.

"Kami mohon maaf, kami pikir lebih baik mempercepat menikah lebih dulu dan kemudian memberitahukan kepada kalian-"

"Karena kami takut jika menunda terlalu lama akan menggagalkan rencana yang sudah kami bicarakan." Sambung Sasuke dengan memotong perkataan Sakura yang sedang menjelaskan. Bagi Sasuke Sakura terlalu bertele-tele dan tidak langsung beralasan yang mudah diterima akal logika.

"Aku pernah mendengar bahwa orang yang menunda pernikahan seringkali gagal. Maka dari itu, aku tidak mau rencana pernikahan kami gagal dan kami segera mendaftarkan menikah agar salah satu proses pernikahan terlaksana." Lanjut Sasuke kembali menjelaskan dengan tenang.

Sakura tentu jadi ikut memperhatikan Sasuke. 'Pintar juga dia mencari alasan.' Pikir Sakura yang ikut mendengar alasan yang dibuat Sasuke.

"Tetap saja tidak dibenarkan, menikah tanpa membicarakan pada orang tua bukan tindakan yang dibenarkan!" komentar Mebuki yang langsung diangguki Mikoto.

"Sepertinya kalian sudah tidak menganggap kami sebagai orang tua." Timpal Mikoto yang sekaligus menyindir.

Glup!

Ketegangan dapat dirasakan Sakura maupun Sasuke, mereka saling menatap satu sama lain.

"Kalian sudah melaksanakan pernikahan di kuil?" kini Fugaku bertanya.

"Sudah." Jawab Sasuke dan Sakura berbarengan secara spontan. Keduanya sebelumnya telah bersepakat akan mengaku sudah melaksanakan prosesi pernikahan.

"Kalian benar-benar keterlaluan!" geram Fugaku, merasa dipermainkan oleh anaknya. "Karena kalian tampaknya ingin menikah, maka aku membolehkan asal kalian melakukan kembali prosesi pernikahan di kuil, di hadapan kami! Baru aku akan merestui kalian!"

"Tidak bisa seperti itu!" tolak Kizashi menimpali.

"Lalu mau bagaimana? Memisahkan mereka? Anak-anak kita sebelumnya sudah bercerai, sekarang kau ingin menyaksikan anak keduamu bercerai juga, Kizashi?!" sarkas Fugaku.

Kizashi terdiam, perkataan Fugaku seolah menamparnya, anaknya dengan anak Fugaku telah bercerai, masa hal itu akan terulang untuk Kedua kalinya?

"Baiklah, aku setuju." Ucap Kizashi kemudian.

Sakura melotot, ia sengaja membuat seolah mereka sudah menikah di kuil agar tidak dinikahkan kembali, karena akan membuat pernikahan mereka semakin sakral.

Sakura melirik ke arah Sasuke yang juga sedang meliriknya. Melalui matanya ia bertanya, "Bagaimana ini?"

"Aku pun setuju." Timpal Mikoto ke arah suaminya. Mikoto kemudian beralih menatap Sasuke dan Sakura. "Tapi kami tidak akan terima bila suatu waktu kalian mengatakan bercerai pada kami, detik itu juga kalian harus rujuk kembali." Sambung Mikoto dengan sorot mata tajam dan tidak terima penolakan ataupun tawar-menawar.

Mampus! Sakura tidak menduga akan semakin melebar dan menggali lubangnya sendiri.

《BERSAMBUNG》



08-06-22/Rabu/22.03
By. Sasusaku08

Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang