07. Kamar bersama

2.3K 172 4
                                    

Sakura dengan pasrah mendudukkan dirinya agak berjarak di sebelah Sasuke, ia sebenarnya masih bimbang harus mengatakan semuanya dengan jujur atau ditutupi beberapa.

"Jelaskan semuanya kepadaku." Pinta Sasuke yang melipat kedua tangannya di depan dada selagi menunggu Sakura mengeluarkan suaranya.

"Tidak sabaran sekali. Aku baru tiba di Mansion ini dan bahkan aku belum minum sedikitpun." Sahut Sakura dengan sedikit sinis mengambil botol minumannya dan meminumnya di hadapan Sasuke.

Sasuke mau tidak mau harus menunggu dengan sabar, dalam diamnya ia memperhatikan wajah Sakura secara tidak sadar. Entah mengapa memandangi wajah Sakura menentramkan hatinya, rasanya lebih bebas dan damai. Sasuke juga tidak mengerti, tapi perasaan nyaman ini tidak ingin cepat hilang darinya.

'Menarik juga dia, dari segala sisi.' Pikir Sasuke menilai Sakura dengan menopang dagunya.

Sakura menutup kembali botol minumnya, ia menoleh pada Sasuke, menemukan pria itu sedang memandanginya dengan onxy tajamnya. Sontak Sakura merasa gugup dan canggung, ia masih seorang wanita biasa yang bisa salah tingkah jika dipandangi terus-menerus.

"Ck. Kau ingin melihat atau menanyaiku?" tanya Sakura dengan sedikit sinis.

"Hal itu bisa dilakukan bersamaan, bodoh." Balas Sasuke dengan senyum mengejek.

"Apa yang ingin kau tahu, brengsek?" balas Sakura dengan membalas mengatai Sasuke yang lebih dulu mengatainya.

Sasuke mendengus, menahan sedikit kekehan kecilnya dengan memasang wajah datarnya.

"Jelaskan padaku dendam apa yang kau punya pada kakakku?" tanya Sasuke, Sasuke bisa menyadari Sakura memiliki dendam pada kakaknya dari sorot mata Sakura saat melihat Itachi.

Sakura yakin ia tidak bisa berkelit lagi, Sasuke akan terus menginterogasi sampai mendapatkan jawaban yang memuaskannya.

"Aku membenci orang yang melukai keluargaku. Kau cukup pintar 'kan, dalam memahami kalimat itu?" ucap Sakura.

"Memangnya apa yang diperbuat kakakku sampai kau membencinya?" tanya Sasuke selagi memperhatikan wajah Sakura.

"Dia berselingkuh dan menikahi selingkuhannya. Siapa yang tidak kecewa dan marah? Kalau ibuku dan ayahku sampai tahu, mereka juga akan sangat marah. Tapi kakakku menyembunyikan semuanya seolah perpisahan mereka memang karena tidak bisa bersama lagi." Jelas Sakura yang menatap lurus pada lantai marmer kamar Sasuke. Sakura tidak berani menatap Sasuke, mengingat Sasuke adalah adik Itachi, membuatnya merasa sakit hati.

Untuk beberapa saat Sasuke hanya diam, hanya memperhatikan Sakura yang termenung dalam pikirannya. Memang tidak lama setelah mengumumkan bercerai, Itachi memberitahu akan menikah lagi, dan hanya Sasuke yang tahu Itachi sudah lebih dulu menikah sebelum memberitahu keluarga.

"Sekarang kau ingin apa? Menghancurkan hubungan mereka?" tanya Sasuke, kini Sasuke bersikap tenang dan tidak membuat Sakura muak kepadanya.

Sakura menoleh sekilas pada Sasuke dengan bingung, ia juga tidak tahu akan bagaimana ke depannya. Sakura hanya ingin mengusik kebahagiaan Itachi dan mantan selingkuhannya yang sekarang merangkap menjadi istrinya. Tapi kenyataan bahwa wanita itu adalah sepupunya, membuatnya jadi bimbang.

"Kita lihat saja ke depannya, aku juga tidak tahu akan seperti apa ke depannya." Balas Sakura, ia belum memikirkan lagi rencananya, jelas sepupunya merasa terganggu atas kehadirannya dan itu membuat Sakura senang karena rencananya agak berhasil.

"Kau berbohong."

Sakura mengernyit tidak suka. "Sudah berkata terus terang disebut bohong, terserahmu saja, aku tidak peduli pendapatmu."

Sasuke mengendikkan bahunya, ia tidak lagi menanggapi perkataan Sakura. Sasuke membuka bajunya, membuat Sakura spontan menjauh dan terkejut atas tindakan tiba-tiba Sasuke yang membuka baju di sekitarnya.

"Pijat punggungku." Titah Sasuke selagi memunggungi Sakura.

Sakura mengernyit bingung, tapi ia tidak lupa permintaan Sasuke yang ingin menjadikannya pembantunya.

Perlahan Sakura maju dan menyentuh punggung Sasuke, Sasuke sempat terkejut saat jari-jemari Sakura memijat lembut punggungnya yang tegang.

"Kau punya kayu putih?" tanya Sasuke, kulit dengan kulit sensasinya terasa berbeda, mungkin dengan sesuatu yang biasa dipakai memijat akan memadamkan sensasi terpendam.

"Tidak bermodal sekali, semuanya dariku." Protes Sakura seraya mengambil kayu putih miliknya dalam tas.

Sudut bibir Sasuke berkedut, Sasuke menahan senyumnya agar tidak semakin lebar dan memalukan.

"Lantas kau mau aku menyuruhmu membeli kayu putih terlebih dahulu? Sudah jangan protes! Jangan lupa kesepakatan kita." Ucap Sasuke dengan sekilas menoleh ke belakang.

Sakura memilih kembali diam, ia memijat punggung Sasuke dengan asal, diam-diam Sakura memikirkan tentang tubuh Sasuke yang tampak dan terasa kekar, otot-ototnya terasa kencang.

Sasuke tidak menyadari pijatan Sakura lama-kelamaan   menjelajahi tubuhnya, Sasuke memejamkan kedua matanya sebagai tanda ia menikmati pijatan Sakura. Sedari semalam Sasuke merasa sakit seluruh badannya, kemudian segera meminum obat dan hanya tinggal pegal di beberapa bagian.

"Apa pekerjaanmu?" tanya Sasuke selagi menikmati pijatan Sakura.

Sasuke belum mengetahui segala tentang Sakura, ia hanya mengetahui bahwa Sakura berasal dari keluarga Haruno dan merupakan adik dari mantan kakak iparnya. Satu hal lagi yang Sasuke tahu tentang Sakura adalah tanggal kelahiran Sakura, Sasuke mengetahuinya saat mendaftarkan pernikahan.

"Aku sedang koas." Jawab Sakura singkat, merasa tidak perlu menanggapi lebih jauh pertanyaan Sasuke.

"Pacarmu?" tanya Sasuke, ia penasaran juga tentang hubungan Sakura dengan lelaki lain.

Sakura menoleh untuk melihat raut wajah Sasuke yang sedikit terlihat olehnya, Sasuke bertanya tidak begitu serius karena pria itu memejamkan kedua matanya dan mungkin hanya berbasa-basi.

"Pacarku? Hmm ..., dia sedang tugas di desa terpencil." Jawab Sakura, tentu saja Sakura berbohong. Sakura tidak mau dipusingkan urusan kekasih selagi ia masih menempuh pendidikan.

Kening Sasuke mengerut, Sasuke menoleh sekilas ke belakang. Sakura akan menjadi seorang dokter? Dan kekasihnya juga seorang dokter?

"Kau tidak takut pacarmu selingkuh?"

"Tidak, pacarku bukan seperti kakakmu!" Jawab Sakura dengan sinis.

"Santai saja, Mrs.Haruno." Balas Sasuke yang sekaligus mengejek Sakura.

"Kenapa sih kau senang sekali mengejekku? Padahal aku tidak merasa menyebalkan untukmu."

"Aku haus, ambilkan minum." Titah Sasuke dengan sengaja mengabaikan perkataan Sakura.

Sakura berdecak kesal, ia segera bangkit untuk mengambilkan Sasuke minum.

"Sakura, siapkan air hangat di bak mandi, dan siapkan pakaian santai untukku." Titah Sasuke. Saat Sakura menoleh malas ke arahnya, Sasuke segera tersenyum angkuh, menandakan ia harus dituruti.

Tanpa banyak berkata-kata, Sakura mengambilkan botol air yang tersedia di dalam kulkas kamar Sasuke. Sakura memberikan botol air itu kepada Sasuke, kemudian ia berjalan menuju kamar mandi yang pintunya terbuka. Belum sempat melangkah masuk, Sakura kembali mendengar Sasuke memanggilnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, Sakura menoleh kembali dengan menahan kekesalannya.

"Apalagi?!" tanya Sakura dengan kesal dan kapanpun siap melempar barang di sekitarnya pada Sasuke.

Sasuke memasang wajah datar, padahal ia sedang mati-matian menahan senyum lebarnya yang bisa saja membuatnya tampak konyol.

"Mandikan aku, Sakura."

《BERSAMBUNG》


09-06-2022/Kamis/19.34
By. Sasusaku08

Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang