"Shh ..., dingin sekali!" ringis Sasuke benar-benar merasakan tubuhnya mati rasa, meski sudah dikeluarkan oleh Yahiko.
Yahiko membawa alat untuk menghangatkan tubuh Sasuke yang hampir kaku, ia ikut meringis membayangkan betapa nyerinya tubuh yang direndam air es. Cukup ngilu untuk dibayangkannya.
Sasuke bernapas lega, sesuai kesepakatan mereka, Yahiko akan berpura-pura mengkhianatinya untuk mendapat simpati mereka. Adegan tembakan mendadak Yahiko malam tadi juga bagian dari rencana Yahiko agar dipercayai. Semua hanya sandiwara mereka untuk mengecoh para penjahat tersebut. Pantas saja Yahiko menjadi intel, akting pria itu benar-benar patut diacungi jempol.
"Kau hampir mati, bodoh!" rutuk Yahiko pada Sasuke yang mulai sadar.
Sasuke menoleh pada Yahiko sembari sedikit terkekeh kecil. "Kita jadi tahu 'kan taktik mereka. Ada untungnya rencana yang kita buat ini." Balas Sasuke yang menanggapi dengan santai, padahal nyawanya hampir melayang.
"Kalau saja nyawamu benar melayang, bagaimana keluargamu? Khususnya istrimu yang pasti menunggu!" kesal Yahiko.
"Mereka akan mengerti, aku sudah menyiapkan surat untuk mereka." Jawab Sasuke sembari beralih menatap lantai dengan pandangan sedih dan kosong.
Yahiko memperhatikan serius, tidak menyangka Sasuke sudah menyiapkan semuanya untuk berjaga-jaga bila pria itu mati malam ini. Cukup memungkinkan untuk terjadi.
Tatapan mata Yahiko mengiba menatap Sasuke. "Tapi kematianmu caramu sendiri yang masuk ke kandang harimau."
"Hahaha ...! Aku tidak serius, aku yakin tidak akan mati malam ini. Tapi rencana kita bagus! Mereka percaya, alat perekam di bajumu berhasil merekam untuk memperkuat bukti yang kita punya!" timpal Sasuke dengan santai.
Ada banyak bukti yang berhasil mereka dapatkan malam ini, seperti: bukti kerjasama Danzo, Asuma, pada beberapa Mafia, dan kaki tangan penggelapan pajak yaitu Suigetsu. Jelas masih banyak bukti kejahatan yang mereka dapatkan, motif kejahatan orang-orang tersebut, cara mereka membunuh orang, cara mereka mengintimidasi tahanan mereka. Setidaknya tidak ada yang sia-sia malam ini. Semua berjalan dengan sesuai yang mereka harapkan. Sementara Suigetsu, pria itu segera ditahan oleh anak buah Yahiko.
Yahiko mendengus sembari menyetujui perkataan Sasuke, kini mereka tinggal menunggu waktu persidangan untuk mengungkap semua kejahatan para mafia dengan beberapa petinggi negara.
"Selanjutnya akan sulit. Memberi hukuman pada orang seperti danzo tampaknya akan cukup merepotkan kita. Kita harus memastikan pria itu mendapat hukuman mati." Ucap Yahiko agak pesimis.
Sasuke mengangguk mengerti, membayangkan koneksi yang Danzo punya, mereka jelas harus bergerak semakin hati-hati.
"Saran saja, kita besarkan masalah ini pada media, meski pasti akan mendapat perhatian besar. Kita harus menarik atensi opini publik terhadap kasus ini, sehingga dukungan yang kita dapatkan bukan berbentuk materi. Publik bisa menguntungkan kita dengan atensi mereka yang besar terhadap kasus ini, kemungkinan kita memenangkannya juga cukup besar. Selain itu jika masalah ini turut sampai ke negara lain, kita juga bisa mendapatkan bantuan, beberapa organisasi terkadang turut membantu jalannya sebuah kasus." Jelas Sasuke panjang lebar telah merangkai semua rencana, termasuk memberitakan dimana-mana persoalan kejahatan yang dilakukan di negeri ini.
"Ada banyak yang harus kita pastikan keamanannya, Sasuke. Kita tidak bisa gegabah, media bisa dibungkam dan ada kemungkinan pihak penjahat telah mempunyai sesuatu untuk mengalihkan isu. Banyak kejadian kejahatan tertutupi karena pengalihan isu." Yahiko sebenarnya setuju, namun mempertimbangkan banyak aspek membuatnya cukup meragu.
"Kita bisa meminta bantuan organisasi perdamaian dunia, itu akan berdampak besar." Saran Sasuke.
"Kita hanya punya waktu dua hari! Tidak bisa secepat itu meminta bantuan kepada mereka!" sanggah Yahiko.
"Kita bisa melakukannya dalam waktu dua hari, aku bisa terbang ke luar negeri untuk mewakilkan, dan kau di sini mengurus semuanya, sampai kita berhasil!" ucap Sasuke dengan yakin.
Yahiko menggeleng sedikit takjub, ia tidak mengerti mengapa Sasuke selalu tampak yakin atas setiap langkah yang ia ambil, meski itu beresiko. Sasuke terlalu pemberani untuk orang awam yang terjun dalam dunia hukum seperti ini.
Mungkin itulah yang membuat pria ini banyak berhasil? Karena tidak pernah ragu atas setiap tindakannya.
"Kau memang sangat nekat."
'Kalau aku tidak nekat, tidak akan menghasilkan bayi dalam rahim Sakura.'
《Married For Revenge》
Sakura melirik dengan curiga ke sekeliling, memperhatikan sekitarnya dengan waspada. Sakura selalu merasa ada yang memperhatikannya, dia mencurigai salah satu tahanan wanita yang masuk ke dalam penjara setelah satu jam ia masuk. Selain itu, Sakura menyadari tahanan wanita itu menyembunyikan pistol di belakang tubuhnya, Sakura sempat melihat tercetak jelas pistol di pinggang wanita itu.
Lagi. Untuk ke sekian kalinya Sakura bertemu pandang dengan wanita itu yang seperti meliriknya. Namun, wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya lebih dulu dari tatapan mata intens Sakura.
Sakura juga sempat mendengar nama wanita itu ialah Bianca, rambutnya pirang, dan insting Sakura berkata nama itu hanya nama sasaran untuk mengelabui.
Sakura segera menyusun rencana, ia berdiri, dengan santai berjalan menuju toil. Semua tahanan kini tengah berada di taman.
Tepat ketika Sakura bersembunyi di balik dinding dekat toilet, langkah seseorang terdengar mengikutinya. Dengan cepat ketika orang yang mengikutinya hampir berhadapan dengannya, Sakura menariknya dengan langsung mencuri pistol yang disembunyikan. Sakura menempelkan ujung pistol yang ia ambil pada pipi tahanan wanita yang ia curigai.
Jelas tindakan Sakura benar-benar membuat orang ini terkejut.
"Wow! Ganas juga!" ucap wanita yang dikenal bernama Bianca.
"Jika kau bermaksud jahat kepadaku, aku tidak segan menarik pelatuk ini." Bisik Sakura dengan sorot mata menajam sekaligus memperhatikan sekitar, berhati-hati dari orang yang mungkin datang.
Bianca menghembuskan napas dengan tenang, ternyata orang yang perlu ia jaga bukan orang sembarangan. Wanita yang bernama Sakura ini mengerti cara menggunakan pistol dan gerakannya yang cepat patut diacungi jempol.
"Aku bukan orang jahat, melainkan orang yang diutus suamimu untuk menjagamu." Ucap Bianca dengan tenang.
Sakura membelalak, namun ia merasa tidak boleh percaya begitu saja. Banyak kejadian yang nyatanya membahayakannya.
"Meski aku sedang hamil, tidak ada keraguan untuk menembak kepala orang yang mengancam nyawaku!" ancam Sakura dengan serius.
Bianca meremang seketika, merasakan ujung pistol semakin naik menekan keningnya yang bisa lepas suatu waktu.
"Ayolah, kau bisa menanyakannya pada suamimu nanti." Bujuk Bianca agar Sakura melepaskannya.
Cengkeraman tangan Sakura mulai mengendur, membiarkan Bianca bebas dari cengkraman tangannya dengan posisi pistol tepat ke arah kepala Bianca.
"Aku tetap tidak bisa mempercayaimu, untuk sementara aku menyita pelurumu!" Sakura mengeluarkan peluru dari pistol dan menyimpan ke dalam celananya yang ada resleting.
Bianca berdecak tidak percaya atas tindakan Sakura, ia akhirnya hanya bisa menghela napas pasrah.
"Kau pasti memiliki peluru lainnya, tapi mataku akan terus menyorot setiap perilakumu!" ucap Sakura dengan serius.
《BERSAMBUNG》
04-08-2022/Kamis/17.42
By. Sasusaku08/Haruchi08
KAMU SEDANG MEMBACA
Married For Revenge 《BEBERAPA PDF》✔
Fanfiction《16》 21+ END Dalam hidupnya, Sakura tidak akan terima bila keluarganya disakiti orang lain. Sakura tidak akan membiarkan orang yang melukai keluarganya hidup dengan damai dan bahagia. Agar bisa masuk ke Mansion Uchiha, Sakura berusaha mendekati dan...