"Ketemu Shani dimana, Ran?Aran langsung di sunguhi pertanyaan itu begitu masuk kedalam ruang pribadi Keynal. Aran di perintahkan Keynal untuk menemuinya setelah memastikan Shani masuk kedalam kamar, "Jangan sesekali membohongi saya atau saya akan kehilangan kepercayaan kamu." Keynal yang sebelumnya duduk membelakangi kini memutar kursi hingga menghadap langsung pada Aran.
"Aku temukan Shani di salah satu club malam Om." jawab Aran yang memeng tidak ada niatan untuk berbohong, meski Shani yang meminta sekalipun.
"Shani mabuk?"
"Sepertinya tidak Om, Shani ke sana mungkin hanya mampir. Shani masih sepenuhnya sadar dan tidak ada aroma alkohol di tubuhnya."
Keynal meletakan buku yang sebelumnya ia baca di atas meja dengan sedikit hentakan, napasnya berembus sedikit berat, raut wajahnya pun terlihat sedikit memerah. Khawatiran terlihat jelas disana.
"Apa Fenie juga ada disana? Kenapa dia tidak ikut mengantarkan Shani. Jika Shani pergi dengan pria itu maka pria itu juga yang harus mengembalikan Shani." Keynal sedikit berdecak, kekhawatirannya di selingi rasa yang kesal luar biasa.
Aran masih menatap Keynal yang terlihat sedikit marah, sampai ingatannya berputar pada perdebatannya dengan Shani di mobil sewaktu perjalanan pulang. Aran menanyakan keberadaan Fenie yang tidak terlihat ketika Shani keluar Club, namun Shani justru marah dan mengancamnya agar tidak ikut campur, sampai tiba-tiba Shani keceplosan jika Fenie masih mabuk di dalam, bahkan pria itu juga yang merekomendasikan Shani untuk minum di tempat terkutuk itu.
"Maaf Om, ini salah aku, aku salah menilai teman aku sendiri." Aran mengembuskan napasnya merasa bersalah, tidak seharusnya ia mempercayai Fenie yang ternyata sudah banyak perubahan.
"Ini yang paling saya takutkan, meski galak Shani itu sebenernya sangat polos. Dia akan mudah terpengaruh, itu sebabnya aku percayakan dia sama kamu." Keynal membuang pandangan kearah lain, bukan maksudnya ingin menyalahkan Aran hanya saja kali ini Aran cukup teledor. Bagaimana jika Shani mabuk, kecantikan putrinya itu sudah pasti akan mengundang kejahatan di luar sana, banyak pria yang akan memanfaatkan dan jika sampai itu terjadi Keynal tidak akan bisa memamaafkan dirinya sendiri. "Aku sudah mempercayakan Shani sama kamu Ran, tolong, tolong jaga dia,'
"Aku janji kejadian itu tidak akan terulang lagi, aku akan memastikan jika itu yang terakhir kalinya Shani masuk ke tempat itu." Aran berucap tegas meski ia ragu apa ia benar-benar bisa menjaga Shani sebaik yang Keynal harapkan atau tidak.
Keynal mengangguk dan kembali menatap Aran, ketegasan pria itu membuatnya semakin yakin jika Shani sangat serasi jika di pasangkan dengan Aran, namun kenapa Aran harus menolaknya, andai Aran menerimanya pasti hatinya tidak akan seresah ini. "Sudah larut, sebaiknya kamu istirahat." ucap Keynal semberi melirik jam yang ternyata sudah cukup malam.
"Om Keynal tidak ingin istirahat?"
"Saya akan menghabiskan waktu lebih lama di ruang ini. Jangan khawatir, Veranda sudah memberiku obat agar tidak sakit kepala."
Aran mengangguk mengerti, "Baiklah, aku keluar dulu Om. Kalau ada sesuatu langung hubungi saja, aku akan langsung datang."
Aran melangkah keluar ruangan, namun langkahnya tidak menuju ke kamarnya melainkan turun ke lantai dasar untuk sekedar duduk di ruang tengah. Aran memejamkan matanya sesaat setelah tubuhnya berhasil bersandar pada sofa, entah mengapa perkataan Keynal membuatnya terus kepikiran.
Shani sangat cantik, dan gadis cantik sangat rawan jika masuk kedalam tempat itu. Tak hanya Keynal, Aran pun sedang merutuki kebodohanya sendiri.
"Tadi ketemu Ci Shani dimana, Ran?" Chika tiba-tiba muncul dari arah dapur, berdiri di dekat Aran dan memperhatikan penampilan pria itu yang sedikit berantakan menurutnya, apa karena sudah malam jadi Aran tidak memperhatikan penampilan? Tapi wajahnya, Chika seperti menangkap keresahan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY SHOULD LOVE [END]
Fanfiction"Bersamamu adalah kesalahan yang tidak pernah aku inginkan." "Apapun itu, kamu tanggung jawab aku mulai sekarang."