Part 20 •|| Istana ||•

653 61 1
                                    

      Saat ini Agatha dan juga Alard sudah berada di dalam mobil. Tadi Athalia sudah meminta ijin kepada Liam lewat pesan, jika mereka berdua akan pergi ke istana. Namun tampaknya Liam sedang sibuk ketika Agatha menelponnya. Akhirnya Agatha pun mengirimi Liam pesan.

      Beberapa puluh menit kemudian mobil pun memasuki gerbang istana. Alard pun kagum dengan sekelilingnya yang terlihat mewah. "Wah istana ini indah dan mewah!" pekik Alard kagum. Sementara Athalia ia ikut tersenyum, dan mengusap rambut Alard.

     Berada di depan pintu masuk istana, para pengawal pun membukakan pintu untuk Agatha dan juga Alard. Ketika Agatha dan Alard turun para pengawal pun langsung menundukkan kepalanya. Tidak lama setelah itu datanglah Ratu Kanika bersama dengan para pelayan nya yang menyambut kedatangan Agatha dan juga Alard.

      Agatha pun langsung membungkukkan badannya dan memberi hormat, begitu juga dengan Alard ia mengikuti Agatha. Melihat hal itu Ratu Kanika pun langsung cemberut. "Sudah berapa kali ibu bilang tidak perlu membungkuk ketika kita bertemu" ucapnya. "Saya rasa itu kurang sopan ibu" jawab Agatha. Sementara Ratu Kanika hanya bisa menghela nafasnya mendengar jawaban dari Agatha.

       Perhatian Kanika pun langsung tertuju kepada anak laki-laki yang berdiri di sebelah Agatha. "Aduh ini pasti cucu nenek!, kamu ganteng banget sih namanya siapa?" tanya Kanika antusias. Alard sempat terkejut dengan respon Kanika, ia tidak pernah berpikir jika Ratu Kanika menganggapnya sebagai cucunya.

     "Nama saya Alard" jawab Alard sambil menggenggam tangan Agatha dengan erat. Ia merasa gugup, jadi ia tanpa sadar menggenggam tangan Agatha terlalu erat. "Ya sudah lebih baik kita masuk kedalam, nenek sudah meminta koki untuk membuatkan kue khusus untuk cucu nenek yang satu ini" ucap Kanika sambil menuntun Alard. Hal itu membuat pegangan Alard kepada Kanika pun langsung terlepas.

     Sementara Agatha ia pun mengikuti keduanya dibelakang. Ia merasa senang ketika Kanika  menerima Alard. Setelah tiba di ruang tamu, banyak sekali makanan yang sudah tersaji di atas meja. Kanika pun dengan antusias menyuruh Alard untuk mencoba semua jenis makanan yang ada di atas meja. Alard tentu saja tidak bisa menolaknya.

      Ketika Alard mencoba salah satu kue, Kanika pun menunggu respon dari Alard. "Bagaimana rasanya?" tanya Kanika dengan cemas. Alard pun langsung tersenyum kearah Kanika. "Ini enak!" pekik nya antusias. Agatha dan Kanika pun langsung terkekeh geli melihat respon Alard.

     Tidak lama terdengar suara derap langkah kaki, yang berbenturan dengan lantai marmer. Hal itu membuat mereka bertiga pun langsung mengalihkan tatapannya kearah suara itu. Dapat terlihat jika saat ini Putri Gabriella yang saat ini tengah menggendong bayi Albert. Ia melangkahkan kakinya menghampiri mereka bertiga.

     Agatha pun langsung berdiri dari duduknya, ia langsung membungkukkan badannya memberi hormat. Alard pun melakukan hal yang sama yang dilakukan oleh Agatha. "Sudah Agatha kamu tidak perlu seperti itu" ucap Gabriella yang hanya ditanggapi oleh senyuman.

       Lalu perhatian Gabriella pun langsung tearah kepada Alard. "Wah pasti ini keponakan bibi ya, nama kamu siapa?" tanya Gabriella. "Nama saya Alard" jawab Alard. Perhatian Agatha pun langsung tertuju kearah baby Al.

      "Bolehkah aku menggendongnya?" tanya Agatha kepada Gabriella. Gabriella pun langsung tersenyum. "Tentu" jawabnya sambil mengalihkan gendongan baby Al kepada Agatha. Sementara Agatha dengan hati-hati ia menggendong tubuh baby Al. Ia pun kembali duduk sembari menggendong baby Al.

      Alard pun langsung memperhatikan bayi yang berada di gendongan Agatha. "Adek bayi nya lucu" ucap Alard sambil mengelus lembut pipi baby Al.  "Makasih kakak Alard" jawab Gabriella dengan suara seperti anak kecil. Agatha pun tersenyum melihat Alard. "Nanti kalo adek Al nya sudah besar bisa main bareng Alard" ucap Agatha. Alard pun terlihat antusias. "Ya nanti kalo adek Al sudah besar, akan Alard ajak main!" ucapnya antusias.

💐💐💐

      Liam saat ini sedang berada di ruang pertemuan. Beberapa menit kemudian pertemuan itu pun di tutup oleh Arthur. Ketika pertemuan di tutup, orang-orang pun mulai berhamburan dari ruang pertemuan.

      Liam pun langsung mengecek handphone nya, ia pun mendapatkan pesan dari Agatha. Agatha meminta ijin untuk pergi ke istana karena di undang oleh Ratu Kanika. "Aku akan ke istana" ucapnya kepada Arnold. Sementara Arnold ia mengernyitkan dahinya, tidak biasanya Liam pergi ke istana tanpa di undang. Setiap melakukan pertemuan Liam memilih untuk pulang cepat.

      "Ada apa, tidak biasanya kamu akan pergi ke istana?" tanya Arnold namun diabaikan oleh Liam. Liam pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke istana dengan diikuti oleh Arnold. Sementara Raja Arthur, dia sudah pergi terlebih dahulu ke Istana ketika Liam dan Arnold sibuk bicara.

    Tentu saja Raja Arthur lah yang pertama melihat Alard. Awalnya ia merasa bingung ketika melihat Alard. Namun ia teringat jika Liam dan Agatha mengadopsi anak. Ia pun langsung menghampiri Alard. "Wah ini siapa namanya?" ucap Arthur yang datang tiba-tiba. "Nama saya Alard" jawab Alard yang terlihat gugup. Pasalnya Alard takut dengan aura Arthur yang tampak tegas dan berwibawa, sama seperti Liam.

       "Hei Alard kamu tidak perlu takut, panggil aku kakek mulai saat ini" ucap Arthur kepada Alard. "Iya kakek" jawabnya nya pada Arthur. Lalu Arthur pun langsung menghampiri Agatha yang saat ini sedang menggendong baby Al. "Agatha bagaimana kabar mu?" tanyanya kepada Agatha.

     Agatha pun tersenyum. "Saya baik ayah" jawab Agatha. Lalu perhatian Arthur pun langsung tertuju kepada baby Al. "Wah ini cucu kakek sedang apa?" tanyanya kepada baby Al. Meskipun baby Al tidak menjawab nya sama sekali. Lalu Arthur pun langsung menggendong tubuh baby Al. Dapat terlihat jika Arthur begitu menyayangi baby Al.

     Hingga tidak lama kemudian datanglah Liam dengan diikuti oleh Arnold di belakangnya. Tentu saja Liam langsung menghampiri Agatha ketika sampai disana. Berbeda dengan Arnold, ia langsung menghampiri Alard. "Hei kamu pasti anak Liam kan, aku ini Pamanmu. Panggil aku Paman Arnold" ucap Arnold. "Ngomong-ngomong siapa namamu?" tanyanya.

      Alard pun langsung tersenyum. "Nama saya Alard" jawabnya. Sementara Arnold merasa lucu kepada Alard. Alard ini lebih murah senyum dibandingkan dengan Liam. "Wah lucunya!" pekik Arnold yang langsung mencubit pipi Alard. Alard pun hanya diam saja ketika pipinya di cubit oleh Arnold.

      "Hei bodoh kau membuat pipi anakku merah!" pekik nya yang langsung mendorong tubuh Arnold. Liam pun langsung menggendong Alard, dan langsung mengusap pipinya. Sementara Arnold pun langsung mendelik kearah Liam. Hanya Liam saja lah yang berani berbuat tidak sopan kepadanya.

      Sementara yang lain terkekeh melihatnya, Liam seperti seorang ayah yang posesif kepada anaknya. Sementara Alard sendiri ia hanya diam saja, ia juga merasa nyaman berada digendongan Liam.

    Sementara baby Al saat ini ia sedang tertidur digendongan Arthur. Arthur pun langsung memberikan baby Al kepada Gabriella. Gabriella dan Arnold pun langsung melangkahkan kaki nya untuk pergi ke kamar baby Al, untuk menidurkannya di kasur.

    Saat ini Liam sudah duduk di samping Agatha, sementara Arthur duduk di samping Kanika. Sementara Alard ia berada dipangkuan Liam. Tidak lama kemudian datang Gabriella dan Arnold mereka pun makan siang bersama di istana.

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang