Part 47 •||Itu Bunda 2!||•

157 5 0
                                    

Hai guys, sebelum baca kalo kalian suka sama part ini jangan lupa kasih vote dan komen ya.... soalnya vote dan komen dari kalian buat aku semakin semangat buat nulisnya.

Happy Reading semua :)

Flashback on.

Alard saat ini tengah berjalan di lorong kediaman nya. Ia sudah selesai bersiap, ia akan menghampiri Ayah dan juga adiknya. Ia pun menghentikan langkah nya ketika melihat seorang perempuan yang sedang berbicara dengan Ayah nya itu.

Alard bukanlah anak kecil yang tidak paham maksud perempuan itu. Ia ingin mendekati sang Ayah untuk menggantikan posisi Bunda nya. Tanpa sadar tangan Alard pun mengepal sempurna. 'Sampai kapanpun Bunda ku cuma Bunda Agatha ' ucap nya.

Di belakang Alard ternyata ada Leon. Leon yang berniat mengagetkan Alard pun langsung terdiam melihat arah pandang kakaknya. Ia pun mengerucutkan bibirnya dengan kesal. "Mengapa bibi jelek itu terus mendekati Ayah" ucap nya kesal.

Mendengar suara sang adik membuat Alard pun langsung membalikkan tubuhnya. Ia terkejut melihat keberadaan adiknya itu. Dapat terlihat jika adiknya itu kesal.

Leon kesal karena dulu Lady Moana selalu menyuruhnya memanggil nya Bunda, dan dia terus memberitahukan jika dia akan menjadi Bunda nya. Meskipun Leon belum melihat sang Bunda, namun dia yakin Bunda nya akan kembali. Dan dia akan bertemu dengan Bunda nya. Itu artinya tidak ada siapapun yang bisa menggantikan posisi Bunda nya itu.

"Kakak tenang saja biar  Leon yang urus Tante jelek itu" ucap Leon. Leon pun dengan sengaja berlari dengan kencang hingga tubuhnya menabrak lady Moana. Di sisi lain Alard pun terkekeh geli melihat kelakuan adiknya itu.

Ternyata sikap nakalnya ternyata berguna disaat tertentu. Apalagi adiknya itu sangat pandai bersandiwara sehingga sang Ayah percaya begitu saja. Dan balik memarahi Tante jelek itu.

Flashback off.

Saat ini mereka sedang berada didalam mobil. Alard pun jadi lebih pendiam membuat Liam pun merasa bingung. Ia pun sesekali berbicara dengan Leon. Namun saat ini Leon tiba-tiba lebih memilih melihat pemandangan diluar mobil.

"Alard!" panggil Liam. Alard pun langsung menoleh kearah Liam. "Ada apa Ayah?" tanya Alard. "Kamu terlihat menjadi pendiam, ada yang mengganggu kamu?" tanya Liam. Namun Alard pun langsung menggelengkan kepalanya. Ia pun memilih menundukkan kepalanya.

Liam pun sudah sangat mengenal sifat putranya itu. Sehingga ia sudah mengetahui jika ada yang di sembunyikan oleh putra nya itu. "Alard, kamu tahu jika Ayah tidak suka kebohongan. Kamu boleh cerita kepada Ayah" ucap Liam tegas. Namun ada nada lembut dalam nada bicaranya.

"Apakah benar Ayah akan menikah dengan lady Moana. Alard tidak ingin punya ibu barus selain Bunda " ucap Alard dengan suara pelan. Setelah nya ia pun langsung menundukkan kepalanya. Walaupun Alard terlihat dewasa, namun tetap saja ia hanyalah seorang anak kecil.

Liam pun langsung menggenggam tangan Alard. Ia pun mengusapnya pelan. "Jika itu yang kamu takutkan, tenang saja itu tidak benar. Sampai kapanpun Bunda Agatha yang akan menjadi istri Ayah dan Bunda kalian" ucap Liam lembut.

Leon pun langsung menoleh kearah Liam. "Leon juga tidak suka jika Tante jelek itu datang kerumah lagi" ucap nya langsung mengerucutkan bibirnya. "Setiap bertemu Leon, dia selalu bilang jika dia Bunda nya Leon. Dia bilang Bunda Leon tidak bisa kembali lagi, Tante itu bohong kan Ayah. Leon pasti bisa bertemu Bunda" ucap Leon panjang lebar.

Liam pun terdiam beberapa saat. Ia tidak pernah berpikir jika lady Moana bisa bertindak selancang itu. Bahkan sampai menyuruh anaknya memanggil nya Bunda. Seperti ia harus segera meluruskan hal ini.  Ia tidak ingin kedua anaknya khawatir.

"Kalian tenang saja Ayah akan mengurus masalah ini. Sekarang kalian lebih baik bersenang-senang di festival kota" ucap Liam. Keduanya pun mulai menunjukkan senyumannya. Leon pun langsung antusias berbicara dan memberitahu apa saja yang akan dibelinya di festival nanti.

Tidak lama mobil pun mulai berhenti, supir pun mulai mencari tempat parkir. Karena seluruh kendaraan dilarang masuk kedalam area dimana festival berada.

Mereka bertiga pun mulai keluar dari dalam mobil. Leon dengan antusias ingin langsung pergi namun Liam langsung menahan tangannya. "Dengar kan Ayah, di tempat festival nanti akan banyak orang. Jadi kamu tidak boleh jauh-jauh dari Ayah, kamu mengerti?" ucap Liam tegas. Leon pun langsung menganggukkan kepalanya antusias. "Leon mengerti!" ucapnya dengan bersemangat.

Liam pun dengan bergegas membawa keduanya memasuki kawasan festival. Baru saja masuk, sudah banyak jajanan yang ditunjuk oleh Leon. "Ayah Leon mau itu, ada permen Leon juga mau. Wah ada Manisa buah Leon juga mau itu" ucap nya antusias.

"Iya sabar kita beli satu-satu" ucap Liam. Liam membeli semua makanan yang ditunjuk Leon. Ia membeli nya lumayan banyak untuk kedua anaknya. Meski Alard tidak meminta namun Liam tentu saja langsung membelikan nya.

Sementara Alard dengan sabar mengikuti keinginan sang adik terlebih dahulu. Saat ini ditangan Liam, Liam pun memutuskan untuk duduk sebentar di kursi yang berada di taman sekitar festival. Leon pun dengan antusias memakan makanannya. Sementara Alard ia hanya diam dan memakan makanan yang diberikan oleh adiknya.

Perlahan makanan itu pun mulai habis, Leon pun langsung bersendawa. Setelah nya ia pun langsung tertawa. "Ups, maaf Ayah. Perut Leon sekarang sudah kenyang" ucap Leon. Liam pun langsung mengelus belakang rambut anaknya. "Lain kali tidak boleh bersendawa seperti itu, itu tidak sopan" nasihat Liam. Leon pun langsung menganggukkan kepalanya dengan mengerti.

"Nah sekarang Alard apa yang ingin kamu beli?" tanya Liam. Namun Alard langsung menggelengkan kepalanya. "Kamu yakin?" tanya Liam dan Alard hanya menganggukkan kepalanya. "Baiklah jika begitu biar ayah yang pilihkan untuk kamu. Bukannya kamu butuh pedang, Ayah akan mencarikan pedang yang bagus untuk kamu" ucap Liam.

Sebelum Alard menjawab, Liam langsung mengajak keduanya memilih pedang. Liam pun dengan jeli memilah pedang yang akan di pakai anaknya. Tentu ia harus memperhatikan beberapa detail pedang itu. Akhirnya ia pun menemukan pedang yang tepat.

Ketika Liam sudah membayar, keduanya terkejut melihat Leon menghilang. Liam menghela nafasnya berat. Memang anaknya yang itu terlihat tidak bisa diam. "Kita cari Leon" ucap Liam yang langsung diangguki oleh Alard. Khawatir?, tentu saja Liam khawatir. Hanya saja ia harus bersikap tenang agar cepat menemukan sang anak.

Leon sendiri saat ini sedang berlari, ia tadi melihat penjual mainan. Namun ia menggunakan sepeda, Liam berniat mengejar nya namun ia terjatuh.

Tiba-tiba ada yang membantu nya berdiri. "Adek apa ada yang sakit" ucap suara perempuan yang terlihat sangat lembut. "Lutut Leon sakit, terimakasih" ucapnya. Leon pun langsung melihat kearah orang yang menolongnya. "Bunda!" teriak Leon dengan antusias.

Perempuan yang dipanggil Bunda oleh Leon pun terlihat kebingungan.

🥀🥀🥀🥀
Declairs
Jumat 9 Agustus 2024

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang