Part 33 •|| Mengunjungi Maura||•

240 13 0
                                    

Kembali ke aktivitas biasanya, Liam yang sibuk dengan pekerjaan nya dengan di dampingi oleh Alex. Sementara Agatha saat ini ia sedang menemani Liam bermain.

Ketika sedang melamun, tiba-tiba Agatha pun teringat dengan Maura. Sudah lama sepertinya ia tidak melihat Maura. Agatha pun berniat mengunjungi Maura.

"Alard!" panggil Agatha. Alard yang sedang bermain pun langsung menoleh. Ia pun langsung berjalan ke arah Agatha. Ada apa Bunda?" tanya Alard.

"Bunda akan mengunjungi Bibi Maura, apa Alard ingin ikut?" tanya Agatha. Alard pun langsung menganggukkannya. "Alard mau!" pekiknya. Agatha pun tersenyum melihat tingkah putranya yang terlihat sangat ceria.

"Baiklah, mari Bunda bantu bersiap" ucap Agatha. Alard pun langsung menggandeng tangan Agatha. Keduanya pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke kamar Agatha.

Agatha pun memakaikan pakaian untuk Alard. Kemeja putih dengan celana jeans. Tidak lupa sepatu kets putih nya. Alard terlihat sangat tampan. "Tampan nya anak Bunda" ucap Agatha sambil mencubit pipi Alard.

Sementara Alard pun malah tersenyum senang. Ia tidak mengeluh sakit, karena Agatha mencubit pipinya dengan pelan. "Baiklah Alard tunggu di sini, Bunda akan bersiap-siap" ucap Agatha. Alard pun menganggukkan kepalanya.

Tidak lama setelah kepergian Agatha, terdengar suara dering. Alard pun langsung mencari asal suara itu. Ternyata yang berbunyi adalah handphone milik Agatha. Sepertinya Agatha melupakan ponselnya.

Ketika Alard melihat siapa yang menelpon Bunda nya, ia pun langsung mengangkat telepon nya. Ya Alard saat ini sudah dapat membaca. Karena Agatha dengan sabar mengajarinya, dan Alard pun tipe anak yang mudah mengerti dengan pelajaran.

Alard menggeser tombol hijau telepon keatas. "Ayah!" pekik Alard. Di seberang sana Liam pun merasa bingung ketika mendengar suara anaknya. "Di mana Bunda?" tanya Liam.

"Bunda pergi bersiap-siap" jawab Alard dengan riang. "Bersiap kemana?" tanya Liam bingung.

"Bunda bilang kita akan mengunjungi rumah Tante Maura" jawab Alard. Hal itu membuat perasaan Liam lega. "Ayah tahu tidak tadi Alard sudah bisa berhitung sampai seratus" ucap Alard dengan antusias.

Melihat keantusiasan anaknya membuat Alard pun tersenyum senang. "Pintar nya Putra Ayah. Nanti pulang kerja Ayah akan memberikan Alard hadiah " ucap Liam menjanjikan.

Alard pun langsung berseru senang. "Jika begitu Ayah harus cepat pulang" ucap Alard. Diseberang sana Liam pun langsung terkekeh geli mendengar ucapan anaknya itu. Tidak lama pintu kamar Alard terbuka.

"Alard sedang menelepon siapa?" tanya Agatha. "Ayah yang menelepon Bunda " jawab Alard. Agatha pun mengusap lembut rambut Alard. "Bunda pinjam dulu ponselnya ya" ijin Agatha.

Alard pun dengan senang hati langsung memberikan ponsel itu kepada Agatha.

"Mas, aku ijin menemui Maura ya" ijin Agatha kepada Liam. Liam sebenarnya merasa khawatir, namun ia tidak ingin kejadian dahulu terulang kembali. Dulu Agatha sempat pergi karena ia terlalu mengekang nya, dan ia tidak ingin kejadian kemarin terulang kembali.

Agatha mulai merasa ragu, pasalnya Liam terdiam cukup lama. "Ga boleh ya"ucap Agatha dengan hati-hati. Liam pun menghela nafas nya.

"Kata siapa?, aku bahkan belum menjawab" ucap Liam sambil terkekeh. "Kamu boleh pergi, tapi ingat jangan lepas dari pengawasan para pengawal!" perintah Alard yang seperti nya tidak ingin di bantah.

"Baiklah, jika begitu aku pergi dulu" ucap Agatha. Setelah Agatha pun langsung mematikan ponselnya, ia langsung menggandeng tangan Alard untuk pergi.

Beberapa puluh menit kemudian, mobil yang membawa Agatha dan Alard pun sudah tiba di depan sebuah rumah. Rumahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Namun suasananya sangat asri.

Ah iya ingat Maura sangat menyukai tumbuhan, dan ia juga pintar merawat nya. Agatha pun membantu Alard turun dari dalam mobil. Keduanya pun melangkahkan kakinya kearah rumah Maura.

Agatha pun langsung membunyikan bel rumah. "Iya sebentar" ucap Maura dari dalam rumah. Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, di susul dengan Maura yang terlihat oleh pandangan nya.

"Nona Agatha" ucap Maura terkejut. Sementara Agatha pun langsung mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Maura. "Mengapa kamu masih memanggil ku Nona, kita ini teman. Jadi jangan terlalu formal" ucap Agatha.

Hal itu membuat Maura pun langsy terkekeh geli. "Baiklah Agatha mari masuk" ucap Maura. Lalu tatapan Maura pun langsung beralih kepada anak kecil yang berada di gandengan Agatha.

"Halo Alard!" sapa Maura. Alard pun tersenyum manis. "Halo Tante" jawabnya. Lalu tatapan Alard pun langsung teralihkan kearah perut Maura yang saat ini sudah membesar.

"Diperut Tante, ada adik bayi Bunda " ucap Alard. Maura pun langsung tersenyum dan mengusap rambut Alard. "Pintarnya Alard " ucap Maura. Setelah itu Maura langsung mengajak keduanya untuk masuk.

"Kalian tunggu di sini dulu ya" ucap Maura. Maura pun pergi sebentar, setelah beberapa menit kemudian Maura pun kembali dengan membawa air diatas nampan. Tidak lupa ada beberapa kue kering.

Agatha yang melihat nya pun langsung meringis, pasalnya perut Maura saat ini sudah membesar. Tetapi ia membawa banyak barang. Agatha dengan sigap membantu Maura.

"Sudah Maura, kamu lebih baik duduk saja. Aku takut kamu terjatuh dengan perutmu yang sudah besar itu" ucap Agatha. Mendengar ucapan Agatha, membuat Maura terkekeh geli.

Keduanya pun sibuk mengobrol, sementara Alard ia duduk dengan tenang. "Alard cobalah kue ini, Tante yang membuat nya sendiri" ucap Maura.

Alard pun langsung menganggukkan kepalanya. Ia dengan lahap memakan kue itu. Lama kelamaan Alard mulai merasa bosan.

Menyadari Alard yang bosan, Maura pun tersenyum. "Alard pasti bosan ya, dihalaman depan ada banyak kelinci. Jika Alard mau, Alard bisa memberinya makan" ucap Maura.

Alard pun tampaknya penasaran, ia pun langsung menatap Agatha. "Apakah boleh Bunda?" tanya Alard. Agatha dapat melihat keantusiasan anaknya itu. Dan ia tidak mungkin tega untuk melarang nya.

"Baiklah boleh" jawab Agatha. Hal itu membuat Alard pun langsung tersenyum senang. "Eits, tapi ada syaratnya " ucap Agatha.

Alard pun menatap Agatha dengan bingung. "Jangan pernah keluar dari gerbang, kamu paham" ucap Agatha. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya. "Alard paham Bunda " jawab Alard.

Setelah itu ia pun langsung berlari menuju halaman depan. Ia pun tersenyum senang melihat banyak kelinci. "Wah banyak sekali kelinci nya, 1,2,3,4,5,6,7,8" ucap Alard sambil menghitung jumlah kelinci itu.

Alard pun malah membuka kandang kelinci itu, hal itu membuat kelinci-kelinci itu keluar. Alard tidak merasa bersalah melepaskan kelinci itu, ia malah merasa senang. Ia pun mulai mengejar satu persatu kelinci itu.

"Kamu jangan kabur ya!" pekiknya. Maura dan Agatha pun tidak menyadari apa yang sudah dilakukan oleh Alard. Karena mereka berdua sibuk bercerita.

🥀🥀🥀
Declairs
Jumat, 6 Oktober 2023

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang