Part 39•||Keinginan Leon||•

200 12 0
                                    

Saat ini Liam sedang duduk di samping brankar sang anak. Leon sudah di pindahkan keruang rawatnya. Kondisi pun sudah mulai membaik dan sudah tidak kejang lagi. Namun bocah kecil itu masih memejamkan matanya.

Alard pun ada di dekat sang Ayah. "Ayah, Leon tidak apa-apa kan?" tanya Alard yang terlihat masih khawatir dengan kondisi anaknya. "Kata dokter kondisi sudah membaik, kamu jangan khawatir" ucap Liam sambil tersenyum. Sementara Alard hanya menganggukkan kepalanya saja.

Tiba-tiba saja pintu ruang rawat Leon terbuka. Ternyata yang datang adalah Kanika dan juga Arthur. Refleks Liam dan Alard pun langsung membungkukkan badannya. Melihat hal itu membuat Kanika merasa kesal. "Sudah berapa kali ibu bilang jangan seperti itu" ucap Kanika. Namun keduanya hanya diam saja, melihat hal itu Kanika mendengus kesal.

Ia memilih menghampiri brankar sang cucu. Ia pun mengelus dahinya, masih terasa oleh telapak tangan nya jika demam sang cucu belum juga turun. Hingga Leon pun terus bergumam memanggil Bunda.

"Kasihan cucu nenek, kamu pasti sangat merindukan Bunda mu kan" ucap Kanika terlihat sendu. Ia pun teringat dengan masalalu bersama Agatha. Bagaimana pun Agatha merupakan anaknya juga, jadi tentu ia akan merasa sedih.

"Cepat sembuh ya" ucap Kanika. Sementara Arthur pun langsung mendekap tubuh Kanika, ia mengelus bahu istri nya itu. "Bagaimana keadaan Leon, tidak ada hal yang serius kan?" tanya Arthur.

Liam yang diberikan pertanyaan seperti itu pun langsung menoleh ke arah Arthur. "Sudah membaik, dan tidak ada hal serius. Hanya demam saja, Leon juga sudah tidak kejang seperti tadi lagi" jawab Liam.

"Syukurlah!" ucap Arthur yang kini mulai merasa tenang. Mereka pun mengobrol kan beberapa hal. Liam juga tidak lupa meminta maaf kepada Arthur karena tidak bisa hadir di acara pertemuan.

Hingga beberapa jam berada di ruang rawat Leon, keduanya pun pulang. Tidak lupa mereka membawa Alard ikut bersama mereka. Sebenarnya tadi Arthur membujuk Alard cukup lama. Hingga akhirnya anak itu mau ikut dengan nya karena Liam yang berbicara.

Ah, cucu nya yang satu ini sangat patuh kepada Ayah nya. Di sisi lain Arthur dan juga Kanika merasa sedih, karena Alard terlihat tidak bersemangat. Dalam tatapan matanya hanya terlihat kekosongan. Semenjak kepergian Agatha senyum lebar anak itu pun hilang. Seperti tertelan bersama dengan kepergian Agatha.

Arthur dan Kanika pun pamit, setelah kepergian keduanya Leon terus saja mencoba tidak melihat Liam. Ia terus mengalihkan tatapan kearah lain.

Hingga ketika ia bergerak, tiba-tiba infus ditangannya ikut bergerak. Dan menyebabkan jarum nya menusuk kulit anak itu. Hal itu membuat Leon pun menangis. Sementara Liam merasa panik ketika melihat darah mulai naik ke selang infus.

Ia dengan segera langsung memanggil dokter, dokter pun kembali membenarkan letak infus nya. Meski begitu Leon terus saja merengek meminta di lepaskan. Liam pun dengan sigap langsung menggendong sang anak. Dan mengayunkannya di gendongan nya.

Leon yang tadi menangis histeris pun sudah mulai tenang. Ia menyandarkan kepala nya dibahu sang Ayah. "Ayah Leon ingin bertemu Bunda, bisa bawa Leon bertemu Bunda?" tanya Leon penuh harapan.

Liam pun menghela nafasnya, ia harus mengalah demi sang anak. "Baiklah setelah keluar dari rumah sakit Ayah akan ajak kamu bertemu Bunda ya" ucap Liam dengan lembut. Leon pun langsung tersenyum dalam dekapan Liam.

Ia terus menyandarkan kepala nya dibahu Liam, karena merasa nya. Perlahan mata Leon pun terpejam. Leon pun tertidur di dalam gendongan Liam. Setelah memastikan anaknya tertidur pulas Liam meletakkan Leon diatas bed nya.

🥀🥀🥀

Sudah tiga hari Leon di rawat di rumah sakit, dan sekarang Leon sudah bisa kembali ke rumah. Ketika tiba di rumah Leon pun bergelayut manja di lengan Liam. "Ayah janji akan mengajakku bertemu Bunda" ucap Leon. Namun Liam masih fokus dengan berkas-berkas nya.

"Ayah kan sudah bilang jika saat ini Ayah sedang banyak kerjaan. Besok Ayah akan mengajakmu pergi" tukas Liam. Terlihat jika saat ini Leon langsung cemberut. Ia merasa kesal, karena menurut nya Ayah nya itu sedang membohongi nya.

"Ayah bohong, Ayah kan sudah janji!" teriak Leon. Liam pun akhirnya memilih bangkit dari tempat duduk nya. Ia pun menghampiri anaknya. Ia bersimpuh di depan Leon.

"Leon dengarkan Ayah ya, Kakek sudah menunggu berkas-berkas ini. Besok Ayah janji akan membawa kamu, sekarang kamu belum terlalu sehat. Jadi sebaiknya kamu istirahat" ucap Liam tegas. Namun Leon langsung menggelengkan kepalanya.

"Leon tidak mau istirahat, di rumah sakit Leon sudah banyak beristirahat" tukas Leon kesal. Ia tidak mau lagi pergi ke rumah sakit, disana sangat membosankan dan dia tidak mau disuntik lagi. Pokoknya rumah sakit adalah tempat yang sangat dihindari nya mulai sekarang.

"Leon dengarkan Ayah, jika tidak Ayah tidak akan mengajakmu bertemu dengan ibumu" ucap Liam dengan nada mengancam. Ini merupakan salah satu cara agar Leon bisa menuruti keinginan nya. Meski ia tahu ini tidak baik untuk di lakukan. Tapi bagaimana lagi, saat ini pekerjaan nya sudah menumpuk.

Di tambah selama tiga hari kebelakang ia pun tidak mengerjakan tugasnya karena ijin cuti untuk mengurus Leon di rumah sakit.

Leon pun hanya menganggukkan kepalanya, ia pun menyetujui keinginan Liam. Ia langsung pergi menuju ke kamar nya. Ia pun duduk dengan kesal di atas kasur. Ia memegang foto Agatha dan menceritakan apa saja yang dialami nya hari ini.

Setelah itu Leon memutuskan untuk tidur, ia pun menarik selimut nya hingga batas dada. Di dalam benaknya ia sudah sangat tidak sabar bertemu dengan ibunya malam ini. Sementara Liam termenung di dalam ruang kerjanya.

Sebenarnya pekerjaan hanya alasan Liam saja. Ada alasan lain mengapa ia ingin mengulur waktu untuk mempertemukan Leon ke makam Agatha. Ia takut anaknya bersedih dan kecewa. Karena harapan nya itu salah.

Sampai kapanpun anaknya sudah tidak akan bisa bertemu dengan istri Nya. Ia tidak ingin kondisi kesehatan Leon malah drop dan harus kembali lagi ke rumah sakit. Liam pun hanya bisa mengurut pangkal hidung nya. Ia bingung apa yang akan dilakukan nya besok. Entah alasan apalagi yang akan ia ucapkan kepada Leon.

Tapi Liam tahu, jika lambat laun Leon harus tahu. Jika ibunya Itu sudah meninggal. Memang menyakitkan tapi itulah kenyataannya, ia tidak ingin Leon terus berharap pada suatu hal yang tidak mungkin.

🥀🥀🥀
Declairs
Jumat 23 Agustus 2024

Jangan lupa vomen ya....biar author semangat🤩🤩







I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang