Part 38 •||Leon Sakit||•

193 10 0
                                    

Liam pun mengalihkan tatapan nya ke sekeliling nya. Ia dan Alard mencoba berpencar mencari keberadaan Leon. Ditengah hiruk pikuk nya taman kota yang saat ini di penuhi orang. Mereka berdua mencoba mencari keberadaan Leon.

Ia bahkan beberapa kali bertanya kepada beberapa orang di pasar dengan menanyakan ciri-ciri Leon. Namun semua pengunjung menggelengkan kepalanya.

Panik, itulah yang berada di dalam pikiran Liam saat ini. Apalagi saat ini ia dengan sengaja tidak membawa beberapa pengawal karena sengaja tidak ingin waktunya di ganggu. Namun apa daya seperti nya keputusan nya itu salah.

Mereka menyusuri jalan demi jalan. Hingga ketika keduanya tiba di persimpangan jalan. Alard pun dengan cepat menarik baju bawah Liam. "Ayah, Itu Alard!" seru Alard sambil melirik kearah Leon yang saat ini sedang jatuh terduduk. Leon terlihat seperti ingin mengejar seseorang.

Sebelum Leon melangkahkan kakinya, Liam dengan cepat langsung mencekal tangan Leon. "Mau kemana kamu?" tanya Liam.

Leon pun mengalihkan tatapan nya dari Liam. "Ayah cepat kita harus mengejar Bunda, tadi Leon melihat Bunda Ayah" ucap Leon dengan antusias. Binar di mata membuat hati Liam sakit hati. Ia berpikir mungkin Leon hanya salah lihat saja. Bagaimana pun Istri nya itu sudah tidak ada. Ia sudah d makamkan, dan tidak mungkin akan kembali lagi.

"Mungkin kamu salah lihat" ucap Liam. Namun Leon tetap kekeh, ia dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Ayah aku ga bohong, aku lihat Bunda. Kita cepat kejar Bunda Ayah. Leon takut Bunda hilang lagi" ucap Leon yang sudah akan berlari.

Liam pun langsung mencekal lagi tangan Leon. "Cukup Leon, sudah Ayah bilang itu bukan Bunda. Kamu tahu Bunda kamu sudah meninggal, dan selamanya kamu ga akan bisa bertemu dengan Bunda kamu!" bentak Liam kelepasan.

Leon pun langsung terpaku, matanya mulai berkaca-kaca. Ia pun menatap Liam dengan sedih. "Ayah jahat, Liam ga mau sama Ayah. Liam mau ikut Bunda" ucap Leon berteriak. Hal itu membuat beberapa pengunjung melihat kearah mereka. Melihat Leon yang akan kembali berlari dengan cepat Liam langsung menggendong tubuh Leon.

Leon pun memukul- mukul punggung Liam sambil menangis histeris. "Lepaskan Leon, Leon mau kejar Bunda!" teriak Leon. Namun teriakan Leon sama sekali tidak di gubris oleh Liam. Liam menganggap ucapan Leon seperti angin lalu saja.

Dengan cepat ia pun memasukkan Leon ke kursi belakang. Diikuti oleh Alard. Sementara Liam bergegas pergi ke kursi kemudi. Dengan cepat Liam langsung mengunci pintu mobil ketika Leon terlihat nekat membuka pintu mobil yang sedang melaju.

Disepanjang perjalanan Leon pun terus memukul-mukul kaca jendela mobil sambil berteriak meminta untuk turun. Namun Liam seakan tuli. Beberapa puluh menit kemudian mobil pun sampai di depan kediaman nya. Leon pun bergegas membuka pintu mobil.

Ia dengan cepat berlari menuju ke kamar Nya. Ia sangat membenci Ayah nya, karena menurut nya Ayah nya sudah tidak sayang lagi kepada nya. Bahkan ia berpikir jika Ayah nya melarang nya bertemu dengan sang Bunda.

Liam pun langsung berbalik kearah Alard. "Maafkan Ayah, kamu sebaiknya istirahat. Biar Leon Ayah yang urus" jelas Liam. Alard pun terlihat ragu, ia khawatir dengan kondisi adiknya. Namun ia juga percaya kepada Ayah nya. Jika sang Ayah mampu menghadapi adiknya itu. Alard pun hanya menganggukkan kepalanya, setelah itu ia memilih pergi ke kamarnya.

Ketika tiba di depan kamarnya, Leon pun langsung masuk dan langsung menutup pintu dengan membanting nya. Ia langsung mengunci pintu dari dalam kamarnya.

Ia berlari menuju ke sebuah figura kecil yang berisi foto Agatha. "Bunda Ayah jahat, kenapa Bunda ga bawa Leon aja pergi sama Bunda. Leon mau ikut Bunda, Leon ga mau sama Ayah. Ayah jahat marahi Leon" ucap Leon mengeluarkan keluh kesahnya.

Sementara Liam terpaku tepat di depan pintu kamar anaknya. "Leon iri Bunda, teman-teman Leon semuanya punya Bunda. Leon mau makan masakan Bunda, Leon mau Bunda bacakan Leon dongeng. Bunda semoga Bunda cepat pulang ya. Ayah pasti bohong kan Bunda, Bunda pasti pulang karena Bunda sayang Leon" ucap nya lagi.

Liam pun meneteskan air matanya, dalam hatinya ia terus mengucapkan kata maaf kepada Agatha dan juga anaknya. Liam dengan sabar menunggu Leon tertidur. Ia terus berdiri di depan pintu kamar anaknya itu.

Selama berjam-jam ia terus berdiri di depan kamar Leon. Bahkan kepala pelayan yang ingin meminta Leon makan pun terpaksa harus kembali lagi karena tidak bisa menganggu Liam.

Setelah beberapa jam kemudian di dalam kamar sudah tidak lagi terdengar suara tangisan. Liam dengan menggunakan kunci cadangan langsung membuka pintu kamar anaknya.

Ia pun masuk dan menghampiri anaknya yang saat ini sedang tertidur. Posisi nya menyamping, ia dengan erat memegang sebuah bingkai foto. Tentu Liam sudah tahu foto siapa yang di peluk oleh sang anak.

Ia duduk di pinggir kasur Leon, ia mengulurkan tangan nya dan langsung mengusap lembut rambut Leon. Dengan lembut ia membawa foto Agatha dan kembali menyimpan nya di atas nakas. Ia menarik selimut dan mulai menutupi tubuh Leon.

"Maafkan Ayah ya Leon, Ayah sangat sayang sama kamu. Jadi jangan tinggalin Ayah ya" ucap Liam tanpa sadar meneteskan air matanya. Ia pun memilih bangkit dan kembali menuju ke kamarnya meninggalkan Leon yang sudah terlelap.

🥀🥀🥀

Keesokan harinya Liam pun sudah bangun dari tidur nya. Ia segera bersiap-siap karena ia akan mengunjungi istana. Ia sudah sangat rapi dengan setelan jas nya.

Liam yang sedang berdiri di depan kaca langsung berbalik, ketika mendengar suara pintu kamarnya di ketuk. Perlahan ia melangkahkan kaki, dan membuka pintu kamar. Ia pun menggernyitkan dahinya melihat kepala pelayan dikediaman nya yang terlihat khawatir.

"Ada apa?" tanya Liam singkat. "Itu Tuan, Tuan muda kecil demam, dan sekarang tubuhnya menggigil dia terus memanggil nama Bunda" ucap kepala pelayan nya.

Liam pun tampak khawatir, ia dengan cepat melangkahkan kakinya menuju ke kamar sang anak bungsu. Tiba dikamar sang anak, Liam merasa sedih karena anaknya sekarang sedang menggigil kedinginan, dari bibirnya terus terucap kata Bunda.

Tidak lama tubuh anaknya pun mengalami kejang. Dengan cepat Liam langsung menggendong anaknya. "Cepat siapkan mobil!" teriaknya. Mendengar teriakan itu kepala pelayan dengan cepat berlari diikuti oleh Liam yang menggendong tubuh Leon.

Dengan cepat Liam langsung masuk kedalam mobil dan asisten pribadi nya dengan cepat melajukan mobilnya nya. Hingga tiba di depan rumah sakit , Liam membawa tubuh anaknya keatas brankar. Tubuh Leon pun di bawa menuju ke ruang UGD.

Liam pun dengan cemas langsung menunggu didepan ruang UGD. Sementara asisten pribadi Liam, dengan cepat menghubungi pihak kerajaan. Ia ingin memberitahukan jika Liam tidak bisa hadir, karena Tuan muda nya saat ini sedang sakit.

🥀🥀🥀🥀🥀
Declairs
Jumat, 16 Agustus 2024

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang