Liam tengah berbicara kepada asisten nya, di dalam ruang kerjanya. Pakaian nya saat ini sudah rapi, seperti nya ia akan pergi. "Kirimkan bahan makanan dan obat-obatan yang cukup untuk para ksatria di perbatasan. Tenaga medis juga di tambah beberapa orang lagi. Aki mendapatkan laporan jika mereka kekurangan tenaga medis" jelas Liam. Ia pun sedang mengancingkan seragam militer miliknya.
Alex pun langsung menganggukkan kepalanya. "Baik Tuan" ucap Alex. "Rapat di mulai jam berapa?" tanya Liam dengan tatapan mata yang tetap fokus kedepan. "Rapat dimulai jam 10 pagi tuan" jawab Alex.
Liam pun langsung melirik jam di pergelangan tangan. Saat ini masih jam 7 pagi. Mereka mempunyai waktu sekitar tiga jam lagi sebelum rapat dimulai. "Baiklah kita singgah di pusat militer dulu" ucap Liam.
Alex pun menganggukkan kepalanya. Ia pun menelpon pengawal untuk mempersiapkan mobil. Liam dan Alex pun keluar dari dalam ruang kerja. Alex berjalan di sisi Liam namun berada sedikit di belakang. Hingga ketika berada di koridor antara ruang tamu dan ruang makan. Ia melihat anaknya sedang mengamuk.
"Ada apa ini?" tanya Liam. Leon yang mendengar suara sang Ayah pun langsung pergi berlari kearahnya. "Ayah, Nani melarangku untuk bertemu Ayah" ucap Leon kesal, sembari menunjuk kearah perawat nya. Perawat itu tampak menundukkan kepalanya dan gelagapan. "Maaf tuan" ucapnya sambil membungkukkan badannya.
Liam pun hanya menganggukkan kepalanya. "Tidak apa-apa, biar Leon saya yang urus" ucap Liam. Perawat itu menganggukkan kepalanya dan pergi dari sana. "Ada apa Leon ingin bertemu Ayah?" tanya Liam.
"Ayah bohong, katanya mau ajak Leon bertemu Bunda. Tapi kemarin Ayah tidak ada" ucap Leon meluapkan kekesalannya karena Ayah nya berbohong. Liam pun tertegun sejenak, ia memang menghindar dari Leon.
Namun bukankah menghindar bukan jalan yang terbaik. Dengan pertimbangan yang matang Liam pun langsung menggandeng tangan Leon. "Tapi Leon bisa janji, jika sudah disana Leon jangan sedih ataupun marah" ucap Liam.
Leon pun dengan cepat langsung menganggukkan kepalanya. "Leon janji " ucap Leon. Liam pun mulai melangkahkan kakinya. Bukannya keluar dari kediaman. Liam malah pergi ke belakang kediaman nya. Di belakang taman bunga. Leon pun bingung, mengapa ayahnya malah membawanya ke sini.
"Ayah kenapa kita ke sini?, bukannya kita mau ketemu Bunda?" tanya Leon dengan polosnya. "Iya dan rumah Bunda ke sini arahnya " jawab Liam. Leon pun hanya bisa mengikuti langkah kaki sang Ayah.
Di belakang taman bunga ada sebuah kayu-kayu. Leon pikir itu adalah sebuah tembok pembatas. Namun ia salah, di dalam sana ternyata ada sebuah pintu rahasia. Ketika masuk banyak sekali bunga, hingga di ujung sana ada sebuah makam.
"Ini makam Bunda dan kakaknya Leon " ucap Liam. Leon cukup tahu tentang itu, ia pernah ikut mendatangi upacara pemakaman bersama Ayah nya. Ia juga tahu jika orang yang meninggal tidak akan mungkin kembali lagi.
"Ayah Bunda masih ada Leon lihat, Ayah jahat. Ayah bohongin lagi Leon" ucap Leon terlihat marah. Ia pun langsung berlari. Namun baru beberapa langkah ia malah terjatuh. Ia pun menangis dengan kencang. Sementara Liam ia langsung menggendong tubuh anaknya.
Leon memberontak dari gendongan Liam. "Leon ga mau sama Ayah " teriaknya. Namun Liam tetap menggendong nya. "Leon Bunda memang sudah tidak ada" ucap Liam lembut mencoba memberikan pengertian.
"Ayah bohong! " teriak Leon. "Leon mau sama Bunda!" teriaknya lagi. Lima pun mulai kebingungan. "Sudah cukup diam Leon. Bunda kamu sudah meninggal, kamu jangan menangis seperti itu. Sampai kapanpun kamu tidak akan bisa bertemu Bunda" ucap Liam dengan nada tinggi.
Leon yang mendengar Ayah nya marah pun hanya bisa diam. Ia menangis, namun tidak lagi memberontak. Sementara Liam ia tetap menggendong Leon. Hingga beberapa puluh menit kemudian Leon pun tertidur di dalam gendongan nya.
Liam langsung membawanya ke kamar Leon. Setelah meletakkan Leon di atas kasur ia pun langsung mengalihkan tatapan nya kearah pengasuh anaknya. "Kamu tolong jaga Leon, saya harus pergi" ucap Liam. Perawat Leon pun langsung menganggukkan kepalanya.
Sementara Liam ia langsung keluar dari dalam kamar anaknya itu. Di depan kamar Leon sudah ada Alex. "Alex kita tidak jadi ke pusat militer. Kita langsung pergi ke istana saja" ucap Liam.
Alex pun menganggukkan kepalanya, mereka berdua langsung menuju ke istana. Ketika datang, ia langsung bertemu dengan Raja dan juga Putra mahkota. Liam pun langsung membungkukkan badannya. Raja Arthur pun langsung menepuk bahu Liam. "Mari kita masuk!" ajak Nya.
Liam pun hanya menganggukkan kepalanya. Rapat pun mulai. Kali ini rapat nya berlangsung lama terlihat begitu tegang karena banyak peserta rapat yang terbagi menjadi dua kubu. Mereka pun tetap kekeh dengan pendapat nya masing-masing.
Sementara Liam hanya diam, namun di balik itu ia tetap menyimak jalannya rapat. Rapat itu membahas mengenai kenaikan pajak, ada sebagian yang setuju dan juga tidak. Dimana pajak untuk para bangsawan kenaikan nya lebih besar dua kali lipat.
Selain itu mengenai pengadaan dan pembangunan pusat perdagangan di kerajaan ini. Ada yang kurang setuju dengan tempat nya karena dianggap kurang strategis.
Karena masih terjadi perdebatan akhirnya rapat pun di tutup dan akan kembali d gelar besok lusa. Raja akan memberikan meninjau beberapa hasil laporan. Ia pasti akan memilih yang terbaik untuk kerajaan nya. Para peserta rapat pun mulai keluar dari dalam ruangan.
Menyisakan Liam, dan keluarga Kerajaan. Sebenarnya Liam hanya malas keluar jika keadaan nya berdesakan seperti itu. Setelah mulai sepi Liam pun langsung berdiri. Ia merapikan pakaian yang dipakainya. "Saya ijin pamit yang mulia" ucap Liam.
"Kenapa terburu-buru, kamu mampirlah sejenak. Istriku sudah merindukan kamu, ia sempat khawatir. Temui dia sebentar, setelah itu kamu boleh pulang" ucap Raja Arthur. Liam pun menganggukkan kepalanya, ia tidak enak jika menolak keinginan Raja dan Ratu.
Sementara Raja Arthur pun memberikan sebuah senyuman. Ia memang sengaja membawa nama istrinya. Jika tidak begitu Liam tidak akan pernah mau untuk berlama-lama di istana.
Liam mengikuti Raja menuju keruang keluarga istana. Di sana sudah ada Pangeran Arnold dan Putri Gabriela. Tidak lupa ada Ratu. Ratu pun langsung menghampiri nya dan langsung memeluk tubuhnya. Bagaimana pun Ratu lah yang merawat Liam ketika kedua orang tua nya tiada.
Mereka pun berbincang-bincang ringan. "Apakah kamu baik?, Ibu tahu kamu masih memikirkan Agatha tapi tolong jangan sampai ini merubah hidup kamu. Kamu punya Alard dan juga Leon. Kamu kuat, ibu yakin kamu bisa melewati semuanya" ucap Ratu.
Liam pun hanya menganggukkan kepalanya. "Aku juga sudah mencoba, tapi sulit sekali. Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semuanya" jawab Liam tanpa ekspresi. Namun Ratu tahu jauh di lubuk hati Liam ia menyimpan sebuah luka.
Hingga Putri Gabriela pun langsung berbicara. "Dia sudah akan memiliki pendamping hidup yang baru ibunda " cetus nya dengan nada tidak suka. Semua orang tercengang mendengar ucapan Putri Gabriela. Bahkan Pangeran Arnold sampai memegangi tangan Gabriela. Ia seperti memberitahukan kepada Gabriela untuk tidak ikut campur.
"Apa maksud ucapan Putri?" tanya Liam penuh penekanan. Dari nada nya ia seperti tidak terima dengan ucapan Putri Gabriela. "Bukannya kamu dan Lady Moana akan segera bertunangan" ucap nya sambil menatap tajam Liam.
"Sudah cukup Putri, kamu sudah keterlaluan!" tegur Arnold kepada istrinya nya itu. Dengan terpaksa Putri Gabriela pun menghentikan ucapannya. "Itu tidak benar, bagaimana bisa ada gosip seperti itu" ucap Liam menyangkalnya.
"Itu bukan gosip, lady Moana sendiri yang mengatakan nya di acara minum teh" cetus Putri Gabriela. Liam pun terhenyak beberapa saat. "Itu tidak benar, biar aku yang membereskan masalah nya" ucap Liam dingin. Dilihat dari raut wajahnya Liam seperti marah.
Hingga kedatangan Alex yang datang terburu-buru membuat semua atensi langsung kearahnya. "Saya minta maaf yang sebesar-besarnya karena sudah menyela, tapi saya ingin memberitahu suatu hal yang penting" ucap Alex.
"Apa yang membuat kamu datang terburu-buru?" tanya Raja Arthur. Alex pun sempat melihat kearah Liam ketika Liam menganggukkan kepalanya barulah ia berbicara. "Tuan muda Leon menghilang " ucap Alex.
"Apa !" tanya Liam yang langsung bergegas berdiri. Semua yang ada disana merasa terkejut sekaligus khawatir mendengar kabar dari Alex.
🥀🥀🥀
Declairs
Sabtu, 14 September 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
I am The General Wife
RandomArilla adalah gadis yang memiliki kehidupan monoton. Lalu bagaimana jadinya jika Arilla mengalami transmigrasi. Dan dia menjadi seorang Agatha. Agatha sendiri merupakan seorang istri dari Liam Osmond yang merupakan seorang Jenderal, di suatu ker...