Part 19 •|| Alard Achazia||•

814 75 2
                                    

Keesokan harinya Alard pun terbangun dari tidurnya. Ia bingung ketika ruangan yang saat ini tampak asing di pengelihatannya. Ruangan ini seperti kamar yang luas dan juga mewah. Alard pun terkagum dengan tempat ini.

Tiba-tiba pintu kamarnya pun dibuka, dan banyak pelayan wanita yang masuk diikuti oleh dua orang pengawal. "Tuan muda sudah bangun, biar saya siapkan air untuk tuan muda!" ucap pelayan itu yang langsung masuk kedalam kamar mandi yang berada di kamar ini.

Alard merasa bingung, ia pun memberanikan dirinya untuk bertanya. "Aku ada dimana?" tanya Alard. "Tuan muda ada dikediaman tuan Jenderal" jawab salah satu pelayan.

Lalu tidak lama kemudian pintu kamarnya terbuka. Ternyata yang membuka pintu adalah Agatha. "Kalian bisa keluar, biar saya yang mengurus Alard" ucap Agatha sambil tersenyum. Para pelayan dan kedua prajurit tadi pun langsung melangkahkan kakinya keluar. Mereka meninggalkan Agatha berdua di dalam bersama Alard.

"Alard sekarang kamu bisa pergi ke kamar mandi, biar bunda yang siapkan baju kamu" ucap Agatha. Sementara Alard hanya menganggukkan kepalanya. Alard pun langsung masuk kedalam kamar mandi. Ia sempat terpesona, karena bukan hanya ruang kamarnya saja yang bagus. Tapi kamar mandinya juga terlihat mewah.

Alard pun langsung mandi, beberapa puluh menit kemudian ia keluar menggunakan handuk. Ketika mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka. Agatha pun langsung mengalihkan tatapannya. Agatha pun langsung menghampiri Alard, dan langsung menuntunnya. Agatha membantu memakaikan Alard pakaian yang tadi sudah dipilihnya. Agatha merasa sangat puas ketika melihat penampilan Alard.

Agatha langsung membawa sisir, dan langsung menyisir rambut Alard. "Anak Bunda tampan sekali" puji Agatha. Alard yang mendapatkan pujian pun merasa senang, bahkan saat ini pipinya memerah. Hal itu membuat Agatha semakin gemas dengan tingkah Alard.

"Ya sudah lebih baik kamu pergi dulu keruang makan, kamu bisa bertanya kepada pelayan. Bunda mau memanggil Ayah mu dahulu" ucap Agatha, Alard pun langsung menganggukkan kepalanya mengerti. Alard pun langsung melangkahkan kakinya kearah yang berlawanan dengan Agatha.

Agatha pun langsung melangkahkan kakinya menuju keruang kerja Liam. Dia pun langsung mengetuk pintu ruang kerja Liam. Setelah itu Agatha pun langsung membukanya dan langsung masuk. "Liam ayo kita sarapan, Alard sudah menunggu kita" ucap Agatha. Liam pun langsung bangkit dari kursi kerjanya dan langsung menghampiri Agatha. Ia merasa senang bisa kembali melihat senyum ceria Agatha.

Liam dan Agatha pun langsung melangkahkan kakinya menuju keruang makan. Ketika dekat dengan ruang makanan, mereka samar-samar mendengar suara keributan. Hingga semakin dekat keruang makan mereka semakin jelas mendengar. "Kamu itu ga pantes ada di sini, kamu cuma orang miskin. Ga pantes ikut makan dengan nyonya dan tuan!" pekik pelayan itu.

Agatha dan Liam pun langsung mempercepat langkahnya, mereka berdua merasa ada yang tidak beres. Mereka pun sudah sampai diruang makan. Mereka bisa melihat salah satu perempuan yang sedang membelakangi mereka sedang memarahi seseorang. Kata-kata yang keluar dari pelayan tersebut sangat kasar, dan merendahkan lawan bicara. "Pergi kamu, kamu pasti pengemis yang mengaku-ngaku kan!" pekik pelayan itu, lalu ia pun langsung memukuli lawan bicara.

Ketika pelayan itu memukuli lawan bicaranya, Liam dan Agatha bisa melihat siapa yang dipukuli oleh pelayan itu. Agatha merasa sedih, ketika melihat anaknya diperlakukan seperti itu. Sementara Liam mengeraskan rahangnya, ia tidak terima ketika anaknya diperlakukan secara kasar.

Ketika pelayan itu akan memukul Alard kembali, Agatha pun langsung berteriak. "Stop!, kamu jangan berani memukuli anak saya!" teriak Agatha. Ia pun langsung menghampiri keduanya dan langsung mendorong pelayan itu. Agatha pun langsung mengalihkan tatapannya kepada Alard, yang saat ini tengah menangis terisak. Belum lagi pipi nya yang lebam karena bekas tamparan.

Agatha merasa geram dengan pelayan itu, begitu juga dengan Liam. "Alex!" panggil Liam dengan suara bariton nya. Mereka yang mendengar suara Liam bisa mengetahui kemarahannya. Suara Liam begitu tegas dan menakutkan sampai Alard pun tersentak. Sementara Alex yang namanya dipanggil pun langsung menghampiri Liam.

"Ada apa tuan?" tanya Alex kepada Liam. "Tangkap pelayan itu, dan beri dia hukuman. Bawa juga kepenjara Istana, dia sudah melakukan kekerasan kepada anakku" ucap Liam tegas.

Alex pun langsung menjalankan perintah dari Liam, ia langsung membawa pelayan itu. Tentu saja pelayan itu pun langsung memberontak. Pelayan itu berteriak meminta maaf dan memohon agar tidak dibawa ke penjara Istana. Namun Liam sama sekali tidak menggubrisnya.

Liam pun langsung menghampiri Agatha yang saat ini tengah menenangkan Alard. Ketika melihat Liam mendekat, Alard pun langsung merapatkan tubuhnya kearah Agatha. Alard pun memberontak ketika Liam menggendong nya. Ketika sudah berada digendongan Liam, Alard pun hanya diam. Ia mulai merasa nyaman ketika Liam mengusap punggung nya. "Kamu tidak perlu takut, Ayah pastikan kejadian ini tidak terulang lagi" ucap Liam menenangkan.

Alard yang mendengar kata ayah dari Liam pun merasa senang. Perlahan tangisnya pun tidak terdengar. Lalu Liam pun langsung memangku nya, sementara Liam duduk dikursi meja makan. Agatha pun ikut duduk disamping Liam. Ia pun langsung mengambil makanan keatas piring. Dan langsung menyuapi Alard dan Liam. Alard yang diperlakukan seperti itu merasa sangat senang sekali.

Bahkan para pelayan yang melihatnya pun ikut terkagum melihatnya. Keluarga mereka terlihat seperti keluarga yang harmonis dan bahagia.

💐💐💐

Sementara itu di tempat lain, Putra mahkota saat ini terkejut ketika mendengar kabar jika Liam mempunyai anak. Bukan hanya Arnold saja yang terkejut, tapi raja Arthur dan Ratu Kanika pun sama terkejutnya. Mereka sangat ingin bertemu dengan Liam sekarang, namun pekerjaan mereka tidak bisa ditinggalkan. Untuk Arthur dan juga Arnold mereka masih bisa bertanya ketika rapat nanti.

Ratu Kanika yang mendengar itu merasa iri. Ia pun mempunyai ide agar ia bisa bertemu dengan anak Liam. Ia pun menulis surat undangan untuk Agatha. Ia meminta Agatha dan anaknya datang menemuinya di istana.

Ketika Liam baru saja berangkat menuju istana, surat undangan itu datang. Tentu saja Agatha merasa sungkan untuk menolak ajakan dari Ratu. Akhirnya ia pun memutuskan untuk datang. "Alard kamu mau kan ikut Bunda ke istana, tadi Bunda mendapatkan undangan untuk kita berdua?" tanya Agatha.

Sementara Alard pun mencoba memastikan pendengarannya, ia takut jika dia salah mendengarnya. "Istana?" tanya Alard, sementara Agatha menganggukkan kepalanya. Terlihat binar bahagia di mata Alard. Ia sangat senang bisa datang ke Istana. Tapi perkataan pelayan tadi terngiang di telinganya. Jika dia hanyalah orang miskin, apa ia pantas masuk kedalam Istana.

Agatha merasa bingung, ketika melihat binar bahagia dari mata Alard berubah menjadi sedih. "Apa aku pantas datang ke Istana?" tanya Alard sedih. Sementara Agatha pun tahu apa yang dipikirkan oleh Alard.

Agatha menggenggam tangan Alard. "Tentu saja kamu pantas" ucap Agatha tersenyum. "Tidak mungkin Ratu mengundang orang sembarangan ke Istana" lanjutnya lagi. Lalu Alard pun langsung tersenyum senang. "Alard mau!" ucapnya antusias. Sementara Agatha ia tersenyum melihat tingkah Alard.

"Ya sudah, sekarang kita siap-siap" ucap Agatha yang langsung diangguki oleh Alard.

💐💐💐
Declairs
Kamis, 21 Juli 2022


I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang