Part 24 •||Kekacauan||•

563 61 5
                                    

      Part 24 •||Kekacauan||•

      Alard pun membuka matanya, ia merasa terkejut melihat kamar ini. Ia pun langsung mengingat jika ia tadi sedang perjalanan menuju ke rumah Grandpa dan Grandma nya. Hingga pintu kamar pun terbuka, ternyata Liam yang membuka pintunya.

      Alard yang melihat Liam pun langsung turun dari kasur. Ia langsung berlari dan memeluk tubuh Liam. Liam pun langsung mengangkat Alard kedalam gendongannya. "Ayah sekarang kita sudah berada di rumah Grandpa dan Grandma ya?" tanyanya. Liam pun langsung menganggukkan kepalanya. "Iya" jawab nya singkat.

      "Bunda ada dimana?" tanya Alard kepada Liam. "Bunda sedang membantu Grandma memasak" jawab Liam. Alard pun menganggukkan kepalanya. "Memangnya kenapa?" tanya Liam.

      Alard pun langsung menundukkan kepalanya, ia merasa malu mengatakannya kepada Liam. "Alard mau meminta bantuan kepada Bunda, untuk membantu Alard mandi" jawab Alard pelan. "Sebenarnya Alard bisa sendiri, tapi Bunda bilang jika Alard mandi sendiri tidak bersih" lanjutnya lagi.

       Liam pun menganggukkan kepalanya mengerti. "Biar Ayah saja yang membantu kamu mandi" ucap Liam. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya dengan antusias.

       Liam pun langsung memandikan Alard, ketika membantu Alard shampo-an. Shampo itu mengenai mata Alard, Alard pun mengeluhkan matanya perih. Liam pun panik, ia membasuh wajah Alard dengan air. Hingga Alard pun tidak mengeluhkan matanya perih lagi. Namun ketika Alard membuka matanya terlihat matanya merah.

      Setelah memandikan Alard, Liam pun membantu Alard berpakaian. Ia sedikit paham harus melakukan hal apa terlebih dahulu, ia sering melihat Agatha yang memakaikan Liam baju. Namun ada yang aneh, ketika Liam memakaikan bedak di wajah Alard. Liam memakaikan banyak bedak, sehingga muka Alard pun menjadi putih. Namun Liam merasa puas dengan kerja kerasnya.

      Liam pun memutuskan untuk mandi, pasalnya ketika memandikan Alard. Liam pun ikut basah, bahkan saat ini lantai yang dikamar mereka penuh dengan air. Setelah selesai mandi Liam pun memutuskan untuk menghampiri Alard.

      Agatha pun merasa bingung kenapa Liam dan Alard belum juga terlihat. Agatha pun memutuskan untuk melihat keduanya di kamar. Ketika membuka pintu kamar Agatha dibuat terkejut dengan kondisi kamar yang berantakan. Baju yang berserakan dilantai, belum lagi tumpahan bedak.

      Dan ketika ia menginjak lantai, lantainya pun licin karena banyaknya air. Dan yang lebih mengejutkan adalah wajah Alard yang penuh dengan bedak. Agatha pun menghampiri keduanya. "Ada yang bisa menjelaskan kenapa kamar ini sangat berantakan?" tanyanya sambil berkacak pinggang.

     "Bunda tadi Ayah membantu Alard mandi!" ucap Alard dengan riang. "Agatha maafkan aku, aku hanya ingin membantu Alard. Kamu tadi sibuk memasak dengan ibu" ucap Liam merasa menyesal membuat kamar berantakan.

     Agatha pun menghela nafasnya, ia menjadi tidak tega memarahi keduanya. Ketika melihat mata Alard yang agak merah, Agatha pun mengernyitkan dahinya. "Ini kenapa mata kamu Alard?" tanya Agatha. Liam yang mendengarnya langsung membelalakkan matanya, ia tidak menyangka Agatha akan memperhatikan sedetail itu.

     "Tadi ketika mandi tanpa sengaja shampo nya mengenai mata" jawab Alard jujur. Agatha pun langsung menatap Liam tajam. "Pokoknya kamu harus membelikan Alard obat tetes mata!" ucap Agatha yang enggan dibantah. Sementara Liam pun hanya menganggukkan kepalanya.

     "Alard ingin ikut Ayah" ucap Alard. "Boleh, tetapi setelah Bunda membersihkan wajah kamu" ucap Agatha. Agatha dan Alard pun langsung masuk kedalam kamar mandi. Agatha membersihkan wajah Alard yang penuh dengan bedak.

      Setelah selesai Alard dan Liam pun langsung pergi ke apotek, sementara Agatha ia membereskan kekacauan yang diperbuat oleh anak dan Ayah itu. Liam pun mengendarai mobil menuju ke apotek, setelah sampai ia pun langsung membeli obat tetes mata.

      Liam pun memutuskan untuk singgah di minimarket, ia memarkirkan mobilnya. Ia menuntun Alard untuk memasuki minimarket itu. Ketika sampai didalam minimarket Alard dibuat kagum dengan banyaknya makanan. Liam pun membawa keranjang makanan. "Alard bisa memilih makanan yang akan Alard beli" ucap Liam.

     "Memangnya boleh Ayah?" tanya Alard. Liam pun langsung menganggukkan kepalanya. Alard pun langsung memilih banyak Chiki. Ia juga membeli cokelat dan permen. Bahkan keranjang belanja nya sudah penuh berisi Chiki milik Alard. Hal itu membuat Liam harus mengambil keranjang baru.

     "Alard mau es krim?" tanya Liam, Alard  langsung menganggukkan kepalanya antusias. Dulu ia sangat ingin membeli es krim, hanya saja ia tidak mempunyai uang. Alard memilih banyak es krim, sementara Liam ia hanya mengambil air mineral saja. Setelah selesai berbelanja mereka pun kembali ke kediaman keluarga Agatha.

       Agatha pun terperangah melihat tiga plastik besar yang berisi makanan. Hingga Alard pun kearah Agatha. "Bunda, Alard beli banyak makanan. Tadi Ayah memberikan nya, banyak sekali makanan Alard!" ucap Alard bercerita dengan antusias.
   
        "Alard senang, karena baru kali ini Alard pergi belanja makanan!" lanjutnya lagi dengan antusias. Agatha yang ingin memarahi Liam pun terhenti karena ucapan Alard. Agatha pun langsung memeriksa plastik belanjanya. Lalu pandangan Agatha pun langsung teralihkan kearah Edward. Agatha membawa dua es krim.

     "Ini untuk Alard, dan satu lagi Alard kasih ke Edward ya. Dan untuk Chiki nya jangan Alard makan sendiri, Alard juga harus bagi ke Edward ya" ucap Agatha. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya antusias. Alard pun langsung melangkah kearah Edward dengan es krim di tangan nya.

      Sementara Agatha sendiri sudah pergi kedapur untuk menyimpan es krim di kulkas. "Edward ini es krim untuk kamu, tadi Alard beli banyak bareng Ayah" ucap Alard sambil menyodorkan  es krim kepada Edward. Namun Edward tidak mengambil es krim nya.

      "Edward tidak mau ya, kalau gitu biar buat Alard aja dua-duanya" ucap Alard. Namun setelah Alard berkata begitu Edward langsung mengambil es krim itu. Keduanya pun sibuk memakan es krim. "Enak kan es krim nya" ucap Alard.

      Namun Edward pun punya ide jahil, ia ingin menjahili Alard. "Alard kenapa es krim ku bau, coba kamu cium!" ucap Edward. Alard yang polos pun menuruti ucapan Edward. Ketika Alard mendekatkan wajahnya ke es krim. Edward pun langsung menempelkan es krim di wajah Alard.

      Setelah itu Edward pun langsung tertawa terbahak-bahak. Alard pun merasa kesal karena Edward sudah menjahili nya. Ia pun menempelkan es krim miliknya di wajah Edward. Edward menatap Alard geram, ia pun melihat ada cup cake di meja. Ia mengambil satu dan langsung melemparkannya ke kepala Alard.

       Alard yang tidak terima pun membalas Edward. Akhirnya mereka pun saling melemparkan cup cake. Wajah dan seluruh badan mereka penuh dengan cup cake. Karena cup cake sudah tidak ada mereka pun menggunakan bantal sofa. Karena dilempar terus menerus membuat kapuk bantal itu berserakan dimana-mana.

      Hingga aksi mereka pun terhenti karena suara Ansel. "Ada apa ini?" tanyanya tegas. Ansel dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah dua cucunya itu. Sekarang ruang tamu dipenuhi cokelat dan juga kapuk bantal. Hal itu sama terjadi kepada Alard dan Edward.

     Mendengar suara Ansel yang tegas membuat Alard dan Edward pun langsung menundukkan kepalanya. "Siapa yang memulai nya?" tanya Ansel. Alard dan Edward pun saling menyalahkan satu sama lain. Hingga keduanya pun meminta maaf secara bersamaan.

     Tidak lama datanglah Agatha dan Liam, diikuti ibu Agatha, Kakak, beserta istri Kakak nya itu. Kedua orang tua itu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kedua anaknya. Sehingga mereka membawa anak mereka masing-masing untuk membersihkan diri.

      Sementara Fayra ia menghampiri Ansel dan mengelus pundak nya. Ia seolah berkata agar Ansel bisa sabar melihat tingkah kedua cucunya itu.

🥀🥀🥀
Declairs

Senin, 19 September 2022
Publish Rabu 21 September 2022

      

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang