Part 29•||Liburan bersama 2||•

347 19 0
                                    

      Setelah selesai bersiap mereka memutuskan untuk turun. Liam yang membawa koper keduanya. Karena diliburan kali ini sangat private. Mungkin para anggota keluarga saja. Dan para pengawal akan berjaga dari jarak jauh.

    Baik Liam, maupun Grey sudah mempersiapkan keamanan yang paling ketat. Walaupun dalam jarak jauh. Ketika mereka sampai di bawah, para anggota keluarga lainnya sudah berkumpul.

    "Kamu lama sekali!" ucap Edward kesal kepada Alard. Sementara Alard ia langsung tersenyum. "Maaf" ucap Alard. Edward pun langsung menganggukkan kepalanya dengan antusias. "Tidak apa, sebaiknya kita pergi sekarang. Aku sudah tidak sabar!" ajak Edward dengan gembira.

     Sementara para orang tua mereka langsung terkekeh geli melihat betapa antusiasnya anak mereka. Lalu Grey pun langsung menghampiri Liam dan juga Agatha. "Aku titip Edward ya, soalnya aku ingin berduaan dengan istriku" ucap Grey.

     Liam pun tidak terima, ia kan juga ingin berduaan dengan Agatha. "Tidak bisa seperti itu, aku kan juga ingin berduaan dengan istriku!" ucap Liam tidak terima. Keduanya pun berdebat. Hingga suara Ansel pun menghentikan perdebatan diantara keduanya.

     "Sudah, biar kedua cucuku itu ikut dengan kami" tukas Ansel. Liam dan Grey pun langsung tersenyum dengan lebarnya. Mereka berdua sangat berterima kasih kepada Ansel. Sementara Agatha pun langsung menatap Liam tajam. Namun Liam sama sekali tidak menggubris nya.

     Setelah itu mereka pun langsung pergi menuju ke mobil mereka masing-masing. Liam pun menghampiri Alard dan berjongkok di depannya. "Alard perginya sama Opa dan juga Oma ya" bujuk Liam. Alard menatap Liam dengan tatapan bingung.

     "Kenapa?" tanyanya. "Alard kan ingin terus bersama dengan Edward bukan. Kalian bisa bermain bersama di dalam mobil" jelas Liam. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya dengan antusias. Ia langsung menarik tangan Edward dan masuk kedalam mobil.

     Liam pun tersenyum dengan senangnya, Alard ternyata sangat mudah dibujuk. Ia pun langsung menatap kearah Agatha dan langsung menggandeng tangan nya. "Kamu seharusnya jangan seperti itu" ucap Agatha sambil mencubit lengan atas Liam.

     Liam pura-pura meringis, sementara Agatha langsung memutar kedua bola matanya malas. Ia tahu jika Liam hanya pura-pura sakit saja. Bagaimana tidak, Liam itu jika terkena luka tembak saja tidak meringis kesakitan. Apalagi hanya cubitan darinya saja.

      "Agatha plis jangan marah, lagi pula Alard pun senang. Ia juga jadi bisa semakin dekat dengan Edward" jelas Liam. Agatha memikirkan perkataan Liam. Memang benar apa yang dikatakan Liam. Ada bagusnya jika hubungan Alard dan Edward akan membaik.

     Keduanya langsung masuk kedalam mobil. Liam pun langsung menggandeng tangan Agatha dengan lembut selama di perjalanan. Agatha menggernyitkan dahinya bingung ketika melihat mobil Liam yang malah berbelok. Ia tidak mengikuti mobil yang dikendarai Ayah dan juga kakak nya.

     "Kita salah jalan Liam!" pekik Agatha. Liam pun hanya tersenyum kearah Agatha. "Memang, aku ingin membawa kamu ke suatu tempat" ucap Liam. Agatha pun tampak ingin memprotes kearah Liam. "Bagaimana jika nanti Alard mencari kita" ucap Agatha yang kurang setuju.

      "Kamu tenang saja, jika ada Edward aku yakin Alard tidak akan mencari kita. Kedua nya pasti akan bermain" jawab Liam. Akhirnya Agatha hanya bisa pasrah, mengikuti Liam yang akan membawanya ke mana saja.

      Mobil Liam pun keluar dari jalan raya, dan memasuki jalanan yang lebih kecil. Mungkin hanya bisa di lalui oleh satu mobil saja. Agatha sangat penasaran Liam akan membawanya ke mana lagi.

     Tiba-tiba Liam menghentikan mobilnya. Ada beberapa mobil juga yang terparkir di dalam sana. Setelah turun dari mobil Liam langsung menggandeng tangan Agatha. Agatha pun sudah bisa menebak tempat apa ini. Ini terlihat seperti cafe, hanya saja cafe ini mengusung tema alam dan juga romantis.

     Banyak pasangan muda mudi yang sudah memenuhi meja di dalam cafe ini. Ketika masuk kedalam, Liam langsung menemui bagian informasi. "Baik pesanan meja atas nama siapa?" tanya pegawai itu dengan sopan.

     "Liam Cedric Achazia" jawab Liam. Pegawai itu pun langsung tersentak kaget. Ia langsung membungkukkan badannya. "Maafkan kelalaian saya" ucap pegawai itu. Pegawai itu pun langsung menuntun Liam dan Agatha menuju ke tempat private.

    Pegawai itu membawa keduanya kedalam ruangan kaca. Di mana sekeliling nya terdapat rimbunan pepohonan. Mereka bisa melihat pemandangan pepohonan. Di dalam ruangan itu terdapat pelayan khusus yang akan melayani mereka.

     Suasananya terlihat sangat alami, bahkan Agatha sampai terpukau. Tidak lama kemudian makanan pun datang. Setelah menyajikan makanan para pelayan pun langsung pergi dari dalam ruangan. Para pelayan memberikan ruang untuk keduanya bisa berduaan.

    "Dari mana kamu tahu tempat seperti ini?" tanya Agatha bingung. Pasal nya ia tahu jika Liam bukanlah orang yang memiliki banyak waktu luang untuk bisa menemukan tempat seperti ini sendiri. "Aku tahu dari Alex" jawab Liam. Agatha pun langsung menganggukkan kepalanya mengerti.

      "Apa kamu suka?" tanya Liam hati-hati. Ia pun terlihat menunggu jawaban dari Agatha. Agatha terkekeh melihat wajah Liam, ia pun langsung menganggukkan kepalanya. "Aku sangat suka di sini" jawab Agatha terlihat antusias.

    Senyum Agatha pun langsung menular kepada Liam. Keduanya pun langsung menghabiskan makanan mereka. Setelah Agatha selesai makan. Tiba-tiba lampu di dalam ruangan private itu tiba-tiba mati. Agatha yang tidak suka gelap langsung merasa panik.

     Ia mulai gelisah duduk di kursinya, bahkan ia tidak bisa melihat keberadaan Liam di sana. "Liam ada apa ini?" tanya Agatha dengan ketakutan. Agatha menggernyitkan dahinya bingung karena tidak mendengar balasan dari Liam.

     "Liam kamu tidak pergi kan, kamu masih di sini?" tanya Agatha secara beruntun. Agatha mulai panik dan ketakutan. "Liam jangan maain-main, ini tidak lucu!" lanjut Agatha yang sudah merasa kesal karena sepertinya sedang di permainkan oleh Liam.

      Agatha hampir saja menangis, namun tidak lama setelahnya lampu pun langsung menyala. Lampu yang menyala berasal dari luar. Hingga ruangan itu pun menjadi temaram.

     Namun Agatha dapat melihat jelas Liam yang melangkahkan kakinya sambil mendorong troli berisi kue dengan tulisan 'Happy Anniversary'. Ketika sudah sampai di depan Agatha Liam pun langsung tersenyum dengan manisnya. "Happy anniversary sayang" ucap Liam dengan tersenyum lebar.

   Mata Agatha pun langsung berkaca-kaca, ia pun merasa terharu dengan kejutan yang diberikan oleh Liam. "Terima kasih Liam" ucap Agatha sambil memeluk Liam. Liam tidak menjawab pertanyaan Agatha, dia langsung menyalakan lilin. Sebelum mereka meniup lilin secara bersamaan. Mereka merapalkan doa dalam hati masing-masing.

    "Aku berharap bisa terus bersamamu" batin Agatha dan Liam secara bersamaan. Hingga keduanya pun langsung meniup lilin hingga lilin diatas kue pun padam.

🥀🥀🥀
Declairs

Sabtu, 1 April 2023

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang