Part 23 •||Cerita Alard||•

430 47 0
                                    

     Part 23 •||Cerita Alard||•


    Saat ini Agatha dan Liam sedang duduk di depan kedua orang tua Agatha. Orang tua Agatha berniat untuk mengadakan pesta memperingati hari pernikahan mereka. Sekaligus ingin mengenalkan Alard sebagai cucunya dan juga anak dari Agatha.

     Liam dan Agatha pun tentu saja akan menghadiri acara itu. Mereka memutuskan untuk menginap terlebih dahulu dikediaman orang tua Agatha sebelum acara di gelar. Setelah memberitahukan rencana itu kepada Agatha dan Liam. Kedua orang tua Agatha pun pamit pulang.

        Untuk Alard, ia sedang tidur di kamarnya. Yah mungkin ia lelah menangis sedari tadi. Setelah kepergian orang tuanya, Liam dan Agatha pun memutuskan untuk pergi istirahat.

      Keesokan harinya Agatha pun sibuk menyiapkan pakaian yang akan dibawanya ke kediaman keluarga nya. Bukan hanya menyiapkan pakaian untuk nya saja, tapi Agatha juga menyiapkan pakaian untuk anaknya dan juga suaminya.

      Sementara Liam sendiri ia masih sibuk menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu. Agar dikediaman kedua orang tua Agatha ia bisa terbebas dari pekerjaannya itu. Sementara Alard sendiri ia saat ini tengah sibuk memperhatikan Agatha yang menyiapkan pakaian milik nya.

      Alard tadi sudah menawarkan dirinya untuk membantu Agatha. Namun Agatha dengan tegas menolak nya. Ia ingin dialah yang menyiapkan segala keperluan anak dan suaminya itu. Setelah selesai mengemas pakaian, Agatha pun meminta kepada pelayan nya untuk menyiapkan makanan untuk bekal di perjalanan.

        Sangat berbeda sekali ketika sebelum dan sesudah adanya Alard. Karena ia harus memikirkan Alard juga selama di perjalanan. Namun meskipun begitu ia merasa sangat senang, karena ia bisa merasakan bagaimana peran seorang Ibu. Setelah itu ia pun membantu Alard membersihkan diri nya.

      "Alard kamu pergi ke ruang kerja Ayah dulu, Bunda mau siap-siap. Setelah Bunda selesai, kita sarapan bareng!" ucap Agatha. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya mengerti. "Iya Bunda" jawab Alard. Alard pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruangan Liam.

      Sebelum masuk kedalam ruangan Liam, ia mengetuk pintunya terlebih dahulu. "Masuk!" ucap Liam dari dalam ruang kerjanya. Alard yang sudah mendapatkan ijin dari Liam pun langsung membuka pintu dan masuk kedalam.

      "Ayah!" pekik Alard sambil berlari ke arah Liam. Liam pun tersentak kaget, mungkin jika bukan Alard yang mengagetkannya sudah ia marahi. "Ada apa Alard?" tanya Liam setelah Alard sudah duduk dipangkuan nya.

      "Tidak ada apa-apa Ayah, tadi Bunda yang menyuruh Alard kemari" jawab Alard sambil bersandar di dada Liam. "Sekarang Bunda nya dimana?" tanya Liam bingung.

       "Tadi Bunda bilang dia akan bersiap-siap" jawab Alard. Liam pun menganggukkan kepalanya mengerti. "Memangnya kita akan pergi kemana Ayah?" tanya Alard kepada Liam.

      "Kita akan pergi kerumah Grandpa Ansel dan Grandma Fayra" jawab Liam. Raut wajah Alard pun berubah menjadi tidak bersemangat. Alard tidak ingin pergi kerumah Grandpa dan Grandma nya itu. "Ayah kalo kita tidak pergi bagaimana?" tanya Alard kepada Liam.

      Liam memandang Alard bingung, kenapa Alard tidak ingin bertemu dengan orang tua Agatha. "Memangnya kenapa?" tanya Liam kepada Alard. Alard pun memeluk Liam. "Sepupu Edward tidak menyukaiku, dia membenciku Ayah" ucap Alard pelan. Namun Liam yang memiliki indra pendengaran yang cukup tajam tentu saja mendengarnya.

       "Kata siapa Edward membenci kamu, dia hanya belum terbiasa memiliki teman baru" ucap Liam memberi pengertian. Ia tidak ingin kedepannya hubungan Edwar dan Alard berlanjut tidak baik. "Lagi pula Alard ingin Grandpa dan Grandma bersedih karena Alard tidak ingin datang ke acara mereka?" tanya Liam.

       Alard pun langsung menggelengkan kepalanya dengan kencang. "Tidak Ayah, Alard tidak mau" jawab Alard dengan cepat. "Jadi Alard bagaimana?, kamu mau ikut kan?" tanya Liam yang langsung diangguki oleh Alard.

      "Ayah  jika sepupu Edward tidak membenciku, tapi kenapa ia terlihat tidak menyukai Alard?" tanya Alard kepada Liam. Liam pun langsung tersenyum, Alard ini merupakan anak yang pintar. "Sepupu Edward takut jika kamu merebut perhatian orang. Dia takut tidak akan ada yang menjadi temannya" jawab Liam. Liam sebenarnya bingung untuk menjawab pertanyaan dari Alard.

       "Oh, tapi kan Alard mau menjadi temannya" ucap Alard. "Makanya Alard disana bujuk dia, dan ajak dia main" ucap Liam. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya dengan antusias. "Iya, nanti Alard akan mengajak sepupu Edward. Pasti seru bermain dengan seorang teman kan Ayah?" tanya Alard.

     Liam pun mengernyitkan dahinya bingung. "Memangnya dulu Alard tidak punya teman?" tanya Liam. Alard pun langsung menggelengkan kepalanya. "Dulu teman-teman tidak mau mendekati Alard. Karena Alard miskin dan tidak punya Ayah" jawab Alard.

     Liam menatap Alard sedih, kehidupan apa yang sudah dialami oleh anaknya ini. Ia langsung mengusap rambut Liam dengan sayang. "Kamu tenang saja, sebentar lagi kamu pasti bisa memiliki teman" ucap Liam. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya antusias.

     Tidak lama setelahnya pintu ruang kerja Liam terbuka. Agatha langsung tersenyum melihat keduanya. Sebenarnya tadi ia mendengar ucapan keduanya. Karena sepertinya Alard belum menutup pintu dengan rapat. Ia sedih, bahkan tadi ia sempat meneteskan air matanya ketika Alard bercerita.

     Namun sebelum masuk Agatha pun langsung menghapus air matanya. Ia langsung tersenyum lebar, Alard mungkin akan tertipu. Tapi tidak dengan Liam, ia bisa melihat tatapan sendu dari Agatha.

     "Alex!" panggil Liam. Alex yang dari tadi duduk di sofa mengerjakan tugasnya pun menghampiri Liam. "Alard kamu ikut paman Alex ke meja makan ya. Nanti Ayah dan Bunda akan menyusul mu!" perintah Liam yang langsung dijawab anggukkan kepala oleh Alard.

     Setelah kepergian Alard dan Alex, Liam pun langsung menghampiri Agatha. "Kamu kenapa?" tanya Liam kepada Agatha. Tatapan Agatha pun langsung berubah sendu, dan tanpa sadar air matanya pun menetes. "Aku hanya sedih mendengar cerita Alard" jawab Agatha.

     Liam pun langsung merengkuh tubuh Agatha, ia memeluk Agatha sambil mengelus punggung nya. "Kamu tidak perlu khawatir. Sekarang Alard bersama kita, aku akan berusaha agar kehidupan Alard lebih bahagia" ucap Liam. Agatha pun langsung menganggukkan kepalanya.

     Setelah itu mereka pun langsung menyusul Alard. Setelah selesai makan mereka memutuskan untuk pergi ke kediaman orang tua Agatha.

     Awalnya Alard tampak bersemangat, tapi lama kelamaan Alard terasa lesu. Keringat dingin mengucur di wajahnya. Agatha yang mengetahui gelagat Alard pun meminta sopir berhenti di jalan. Setelah Agatha turun, Alard pun ikut turun. Ia pun langsung memuntahkan isi perutnya.

     Agatha pun membantu mengurut tengkuk Alard. "Apa sudah lebih baik?" tanya Agatha. Alard pun langsung mengangguk dengan lesu. Agatha langsung menggendong Alard. Setelah mendudukkan Alard di kursi ia langsung mengambil baju Alard. Ia sudah mempersiapkan semuanya.

      Ia pun membalurkan minyak angin di tubuh Alard. Setelah itu ia langsung memakaikan Alard baju baru. Karena baju sebelumnya sudah kotor. Setelah selesai, Liam langsung memangku tubuh Alard. Alard pun merasa nyaman berada di pelukan Liam. Hingga akhirnya ia pun tertidur.

🥀🥀🥀
Declairs

Selasa, 13 September 2022
Publish, Rabu 21 September 2022

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang