Alex dan Maura pun semakin hari semakin dekat. Tadinya Alex ingin segera melamar Maura menjadi istrinya. Namun hal itu tidak terjadi, karena Maura dan Agatha dikabarkan menghilang. Mereka berdua pergi entah kemana.
Jujur Alex merasa khawatir, mengingat tidak ada yang akan menjaga mereka. Seminggu berlalu ia membantu jenderal mencari keberadaan Maura dan Agatha. Setelah seminggu kepergian Maura, Alex pun mulai merasa kesepian. Tidak lagi ada orang yang di ganggu dan ditunggunya setelah selesai bekerja.
Hingga beberapa bulan kemudian, salah prajurit mengabarinya tentang keberadaan Maura dan juga Agatha. Saat itu Alex ikut dengan Liam, untuk pergi ke kerajaan sebelah. Ketika membawa Agatha kedalam mobil. Liam pun langsung menghadap kearahnya. "Bawa pelayan itu sampai ke kediamanku. Jangan biarkan dia lari, karena setelah sampai disana ia akan mendapatkan hukuman!" ucap Liam tajam. Setelah itu Liam langsung masuk kedalam mobil miliknya.
Maura pun langsung ketakutan ketika ia akan mendapatkan hukuman. "Jika kamu mau, aku bisa membawa kamu pergi melarikan diri" ucap Alex kepada Maura. Maura yang mendengarnya pun langsung menggelengkan kepalanya dengan keras. "Tidak apa-apa, aku akan menghadapi hukuman itu" ucap Maura mencobanya tersenyum, padahal ia sangat takut sekali.
Lalu Alex pun langsung memasuki mobilnya, dengan di sebelahnya ada Maura. Di dalam mobil ini hanya ada keheningan, mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Setelah sampai di kediaman, tidak disangka Liam menunggu mobilnya. "Alex cepat bawa dia keruang hukuman!" perintah Liam. Sementara Alex ia sama sekali tidak bergeming, ia tidak mungkin menyerahkan perempuan yang begitu di cintainya di hukum oleh Liam.
Bagaimana pun Liam jika sudah menghukum seseorang, tidak akan memandang itu laki-laki ataupun perempuan. Liam pun merasa geram karena Alex tidak mengikuti ucapannya. "Pengawal cepat bawa dia!" teriak Liam. Para pengawal pun dengan sigap langsung membawa Maura ketempat hukuman.
Disana Alex merutuki dirinya sendiri, karena tidak bisa melindungi orang yang dicintainya. Namun ketika Alex menatap Maura yang sudah berada beberapa langkah di depannya menatap nya teduh. Seolah tatapan itu mengatakan ia tidak apa-apa. Membuat hati Alex menjadi sakit.
Hingga Maura pun sudah tidak terlihat lagi dari pandangannya. Ia pun hanya bisa terpaku pada posisinya saat ini. "Maaf" ucapnya lirih dalam hati. Namun beberapa menit kemudian ia mendengar suara ribut.
Ternyata ketika Alex melihatnya, itu adalah nona Agatha. Ia mencari keberadaan Maura. Lalu tidak lama setelah kepergian nona Agatha, ia melihat jenderal Liam melangkahkan kakinya sambil menggendong Athalia. Dan Liam memerintahkan para pengawalnya untuk membawa Maura keruang kesehatan.
Tentu saja setelah mendengar hal itu, Alex pun langsung berlari dengan cepat. Ia langsung berlari menuju ruang hukuman. Ketika ia melihat salah satu pengawal akan membawa Maura Alex pun langsung berteriak. "Jangan sentuh dia!".
Lalu Alex pun langsung mendekat, dan langsung menggendong Maura. "Kamu bisa pergi, biar saya yang membawanya keruang kesehatan!" perintah Alex kepada pengawal itu. Pengawal itu pun langsung pergi sementara Alex langsung membawa Maura keruang kesehatan.
Di dalam sana Maura langsung diobati oleh dokter wanita. Tentu saja itu adalah perintah darinya. Dokter pun tidak ada yang berani protes. Karena posisi Alex penting, karena ia merupakan kaki tangan Liam.
Setelah dokter itu mengobati luka Maura, Alex pun langsung masuk kedalam ruang kesehatan. "Dokter apakah luka di tubuhnya bisa hilang dengan cepat?" tanya Alex. Dokter pun langsung menganggukkan kepalanya. "Bisa, biar saya tulis nama salep yang bagus untuk penyembuhan nona Maura. Nanti tuan Alex bisa membeli obat itu di apotek yang berada di pusat kota" jawab dokter itu.
Dokter itu pun langsung menuliskan nama salep itu. "Ini tuan Alex" ucap dokter sambil memberikan kertas itu. Setelah itu dokter pun langsung berpamitan untuk pergi. Setelah kepergian dokter itu, Alex langsung menghampiri brankar yang ada Maura. Ia langsung duduk di samping brankar itu.
Ia pun langsung menggenggam lembut tangan Maura yang saat ini tengah telungkup. Karena punggungnya yang luka, dokter menyarankan Maura tidur dengan posisi telungkup. "Maafkan aku Maura, aku berjanji kedepannya aku akan melindungi kamu. Sekalipun itu tuan Jenderal, aku akan tetap melindungi kamu" ucap nya setelah itu ia pun langsung mencium punggung tangan Maura.
Ia pun langsung bangkit, ia pun langsung bangkit meninggalkan ruang rawat Maura. Alex langsung menaiki mobil miliknya. Ia langsung melajukan mobil itu untuk menuju ke apotek. Setelah sampai ia pun langsung memberikan kertas yang berisi nama salep itu pada penjaga apotek.
Setelah membeli itu Alex pun memutuskan untuk kembali. Namun ditengah jalan ia langsung berjumpa dengan Liam. "Kamu membeli salep itu untuk apa?" tanya Liam. "Saya membeli nya untuk pelayan pribadi nona Agatha" jawab Alex, Liam pun langsung merasa bingung sejak kapan Alex peduli pada orang lain.
Lalu Liam pun langsung tersenyum, ia kini mengetahui apa yang Alex rasakan. Ia menjadi merasa bersalah setelah menghukum Maura. Pantas saja Liam seperti orang yang bingung tadi. "Cepat obati dia, semakin cepat dia sembuh. Semakin cepat juga ia bekerja bersama Agatha!" ucap Liam setelah itu ia pun langsung pergi dari sana.
Setelah kepergian Liam, Alex pun langsung melangkahkan kakinya menuju ke ruang rawat Maura. Ia merasa senang ketika melihat Maura sudah bangun dari pingsan nya. Ketika melihat Alex, Maura pun hendak bangkit. Tetapi Alex langsung melarangnya. "Kamu tidak perlu berdiri, luka di punggung belum sembuh" ucap Alex. Sementara Maura ia hanya mengikuti ucapan Alex.
"Ini ada salep untuk mengobati lukamu" ucap Alex sambil memberikan salep itu. "Ini salep sangat mahal, ini dari siapa tuan?" tanya Maura. Mengapa Maura bisa tahu, karena Maura pernah membelinya untuk mengobati luka Agatha. Alex pun langsung gelagapan, ia pun memilih untuk berbohong. "Itu dari tuan Jenderal, ia ingin kamu cepat sembuh. Agar bisa menemani nona Agatha" ucap Liam berbohong dengan mulus.
Maura pun langsung percaya. Namun ketika kondisi Maura sudah sembuh, Maura pun berpapasan langsung dengan Liam. Ia langsung mengucapkan terima kasih untuk salep yang telah diberikan Liam padanya itu. Tapi ia terkejut karena Liam mengatakan jika itu salep pemberian Alex.
Ia pun langsung menemui Alex. "Ada apa Maura, tidak biasanya kamu menemuiku terlebih dahulu?" tanya Alex. "Kenapa tuan berbohong?" tanya balik Maura. Alex pun langsung mengernyitkan dahinya bingung. "Maksud kamu?" tanya Alex bingung.
"Tentang salep itu" jawab Maura. Alex pun langsung menganggukkan kepalanya mengerti. "Maafkan aku, jika kamu mengetahui jika aku yang memberikannya pasti kamu akan menolaknya" jawab Alex.
"Tapi kenapa tuan melakukan hal itu?" tanya Maura. "Karena aku mencintaimu Maura" jawab Alex. Maura pun langsung gugup. "Tuan jangan mempermainkan saya!" ucap Maura ketus.
Lalu Alex pun langsung menggenggam tangan Maura. "Aku serius, aku benar-benar mencintaimu" ucap Alex. Maura pun langsung menatap Alex, ia dapat melihat keseriusan dari tatapan matanya. Jantung Maura pun langsung berdetak dengan kencang.
"Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, tapi mulai sekarang aku akan berusaha agar kamu mencintaiku" ucap Alex. Mulai saat itu, Alex pun selalu mencari cara untuk menghabiskan waktu bersama dengan Maura. Dan mulai saat itu hubungan keduanya pun mulai semakin dekat.
💐💐💐
Declairs
Jum'at, 24 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
I am The General Wife
RandomArilla adalah gadis yang memiliki kehidupan monoton. Lalu bagaimana jadinya jika Arilla mengalami transmigrasi. Dan dia menjadi seorang Agatha. Agatha sendiri merupakan seorang istri dari Liam Osmond yang merupakan seorang Jenderal, di suatu ker...