Part 17 •||Mengadopsi Alard||•

1K 97 0
                                    

Terimakasih kepada kalian yang sudah membaca cerita aku. Jangan lupa tekan bintang jika kalian menyukai ceritaku ini, jangan lupa juga follow akun wattpad aku. Kalian bisa cek profil aku, ada juga beberapa cerita bergenre fantasi yang mungkin kalian suka.

💐💐💐

     Sudah dua bulan sejak pernikahan Alex dan Maura. Dan kabar bahagia pun menghampiri kedua pasangan itu. Karena sebentar lagi keduanya akan menjadi ayah dan ibu. Tentu saja kabar bahagia ini sampai ke telinga Agatha. Tentu Agatha yang mendengarnya merasa senang. Namun terbesit rasa iri di hatinya.

      Karena sampai saat ini ia belum diberi kepercayaan lagi oleh tuhan untuk memiliki anak. Hal ini diperparah dengan kabar kelahiran anak Putra dan Putri mahkota. Disamping rasa iri, ia juga merasa takut jika ia tidak bisa lagi mengandung. Namun dokter pun sudah memeriksanya, dan semuanya terlihat baik. Hanya saja ia merasa takut.

      Apalagi pertanyaan yang sering di ajukan oleh beberapa orang kepadanya, apakah ia sudah mengandung. Tentu saja ia juga ingin, belum lagi kabar yang beredar diluar sana. Jika dirinya tidak bisa mengandung, setelah keguguran. Ia takut, dan ia juga stres. Namun meskipun begitu Liam sama sekali tidak pernah menyinggung tentang anak. Namun Agatha tahu Liam juga menginginkan seorang anak.

      Liam juga selalu bertindak tegas dengan orang yang menjelekkan Agatha. Meskipun itu para orang penting di kerajaan. Hingga saat ini tidak ada yang berani menyinggung kabar itu. Akhirnya Agatha memutuskan untuk liburan dan pergi ke negara tetangga. Tempat toko kuenya yang dulu berada.

       Liam tentu saja memberikannya ijin, dengan syarat Liam juga pergi bersamanya. Liam tidak ingin sesuatu hal terjadi pada Agatha. Apalagi ia tahu kondisi Agatha sedang tidak baik. Tentu ia tidak bisa meninggalkan Agatha begitu saja. Liam juga mengajukan cuti, dan semua pekerjaan saat ini ia alihkan kepada Alex.

       Sementara Maura yang mendengar kabar perginya Agatha merasa sedih. Ia tahu apa yang sedang dirasakan oleh Agatha. Namun ia juga bingung harus melakukan apa. Sementara Alex ia tidak masalah jika pekerjaan bertambah. Ia tahu jika tuan dan nyonya perlu waktu.

        Mereka pun masuk kedalam mobil dengan di dampingi oleh Liam. Sementara beberapa keperluan nya sudah di bawa oleh pelayan. Agatha memutuskan untuk membawa satu pelayan saja. Setelah Liam masuk kedalam mobil, sopir pun langsung melajukan mobilnya.

        Di tengah perjalanan Agatha pun langsung tertidur dengan kepala yang bersandar di bahu Liam. Sementara Liam yang melihat Agatha tertidur, menatapnya lembut. Pasalnya beberapa hari ini tidur Agatha pun ikut terganggu, karena banyak hal yang dipikirkannya olehnya.

       Ketika sudah dekat dengan, toko kue Agatha pun terbangun. "Lebih baik kamu tidur lagi" ucap Liam lembut. Agatha pun langsung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak ingin tidur, aku baru saja terbangun" ucap Agatha. "Lagi pula sebentar lagi kita akan sampai" lanjutnya lagi.

        Liam pun hanya menganggukkan kepalanya, tidak lama setelahnya mereka pun sampai di toko roti Agatha. Setelah sampai mereka langsung keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam toko. Disana para pekerja miliknya membungkukkan badannya memberi hormat. "Sudah tidak perlu seperti itu" intrupsi Agatha, agar pegawai tidak membungkukkan badannya. Ia merasa ini terlalu berlebihan.

       "Bagaimana kabar kalian?" tanya Agatha. Para pegawai pun tersenyum mendengar pertanyaan Agatha. "Kami baik" jawab nya serentak. Agatha pun tersenyum melihat keantusiasan para pegawainya itu. Lalu Agatha langsung mengernyitkan dahinya ketika tidak melihat sosok Alard disana. Anak lelaki berusia tujuh tahun itu tidak terlihat, biasanya dialah yang paling antusias ketika Agatha datang.

     "Oh ya dimana Alard?" tanya Agatha. Liam mengernyitkan dahinya ketika mendengar nama laki-laki yang disebutkan oleh Agatha. Ia merasa tidak senang ketika Agatha menanyakan cowok itu. "Siapa Alard, aku ga suka ya kamu nyari dia" ucap Liam ketus. Agatha tahu jika saat ini Liam sedang merasa cemburu terhadapnya. "Liam Alard itu pegawaiku yang berusia tujuh tahun" jelas Agatha. Setelah itu Liam pun langsung tersenyum.

       "Jadi dimana Alard?" tanya Agatha. "Kami juga tidak tahu, Alard tidak datang ke toko hari ini. Kami juga berniat untuk mengunjunginya setelah pulang kerja" jawab Amber. Agatha jadi merasa khawatir tidak biasanya Alard tidak bekerja. Pasti ada sesuatu hal yang membuatnya tidak bisa pergi. 'Apa ibunya kembali sakit lagi' tanya Agatha dalam hati.

       Ia pun malah semakin khawatir dengan pikirannya sendiri. "Kalian kembali kerja, saya mau pergi ke tempat Alard terlebih dahulu" ucap Agatha. Sementara Liam ia hanya mengikuti kemana Agatha pergi. Mereka berjalan, menuju ke desa yang ditinggali oleh Alard.

      Di tengah perjalanan, betapa terkejutnya mereka melihat anak kecil yang di dorong dan di pukuli. Tapi meskipun begitu anak kecil itu sama sekali tidak beranjak dari tempatnya, ia terus bersujud. Sayup-sayup mereka dapat mendengar suara anak itu. "Tuan saya mohon beri saya pinjaman uang, saya janji akan menggantinya" ucap anak itu memohon. Namun tanpa ampun pria paruh baya itu malah terus menampar pipi anak kecil itu.

        Agatha merasa sakit melihatnya, ia pun berlari kearah anak itu dengan disusul oleh Liam. "Anda tidak perlu berbuat kasar seperti itu!" pekik Agatha kencang. "Itu bukan urusan kamu!" bentak balik pria tersebut. Tentu saja Liam tidak terima, ia langsung memukul orang tersebut. "Jangan pernah membentak istri saya!" bentak Liam balik.

        Pria tersebut tahu siapa Liam, mereka memutuskan untuk pergi. Mereka tidak ingin terlibat masalah dengan Liam. "Adek tidak apa-apa?" tanya Agatha kepada anak tersebut. Anak tersebut membalikkan badannya dan menghadap Agatha. "Alard!" ucap Agatha, ia terkejut ternyata anak yang dipukuli oleh pria tadi adalah Alard.

        Ketika melihat Agatha, Alard pun langsung memeluk tubuh Agatha. "Kak Agatha!, tolong Alard. Tolong bawa ibu Alard berobat, ia sedang sakit. Alard janji Alard akan membayar biayanya!" ucap Alard memohon. Agatha langsung menganggukkan kepalanya. "Ayo sekarang di mana ibu kamu?" tanya Agatha.

        Alard pun langsung menunjukkan jalan menuju kerumahnya. Namun sebelum itu, mereka juga sudah meminta dokter yang ada di daerah sana untuk memeriksa ibu Alard. Mereka sampai di rumah kecil, seperti gubuk. Ketika Alard masuk ia sangat terkejut melihat ibunya yang sudah berbaring dilantai.

         Alard pun langsung berlari menghampiri ibunya. "Ibu bangun" ucapnya sambil terisak. "Alard biarkan dokter memeriksa ibumu dulu" ucap Agatha lembut. Alard pun langsung memundurkan tubuhnya, ia memberi ruang untuk dokter memeriksa ibunya. Ibu Alard berada beberapa tahun diatas usia Agatha.

        Dokter pun sudah memeriksa ibu Alard. "Maaf tapi nyawa ibu ini tidak dapat tertolong" ucap dokter itu. Setelah mendengarnya Alard pun langsung menangis histeris. Sementara Agatha ia terus menenangkan Alard.

        "Alard kamu yang sabar ya" ucap Agatha sambil memeluk tubuh Alard. Sementara Liam ia ikut meneteskan air matanya tanpa ia sadari. Ia pun langsung menghubungi para bawahannya untuk mengurus pemakaman ibu Alard.

       Setelah itu ibu Alard langsung dimakamkan di pemakaman umum terdekat dari rumahnya. Langit pun sudah mendung, namun Alard sama sekali tidak mau beranjak dari makam ibunya.  "Alard lebih baik kita pulang ya" ucap Agatha lembut namun Alard menggelengkan kepalanya dengan keras. "Tidak mau!" jawabnya.

      Agatha merasa bingung, ia tidak mungkin meninggalkan Alard di sini. Liam yang mengetahui pikiran Agatha. Ia langsung menghampiri Alard dan langsung menggendongnya. Ia tetap menggendong Alard, meski Alard memberontak.

        Ia menggendong Alard sambil mengusap punggungnya. Agatha yang melihatnya tersenyum, Liam sudah cocok untuk menjadi seorang ayah. Perlahan Alard sudah tidak lagi memberontak, mungkin ia kelelahan. Hingga tidak lama setelahnya terdengar deru nafas teratur. Alard tertidur digendongan Liam.

      Setelah masuk kedalam mobil Agatha pun langsung menatap Liam. "Ada apa?" tanya Liam. Agatha tampak ragu untuk mengatakannya. "Bolehkah aku mengadopsi Alard?" tanya Agatha pelan, namun Liam masih bisa mendengarnya. Agatha pun menunggu jawaban Liam. Tidak lama Liam menganggukkan kepalanya, ia langsung tersenyum senang mendengarnya.

💐💐💐
Declairs
Jum'at, 8 Juli 2022

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang