Part 27 •||Ayah terbaik||•

682 47 0
                                    

     Agatha dan Blaire pun menunggu dengan cemas kepulangan suami dan anak mereka. Bahkan sedari tadi mereka terus menerus berdiri di depan kediaman mereka. Bahkan Fayra sudah mencoba menenangkan mereka berdua. Namun tetap saja kedua ibu muda itu tetap merasa khawatir.

      "Sudah kalian tenang saja, lagi pula tadi Gerald sudah memberitahu kita jika keadaan anak kalian baik-baik saja" jelas Ansel kepada keduanya. Agatha dan Blaire pun menganggukkan kepalanya, mereka mencoba untuk tenang.

    Tidak lama deru mobil pun terdengar saling bersahutan. Lima mobil pun terparkir di depan kediaman keluarga Agatha. Hingga Gerald turun dari dalam mobil dengan dua orang anak kecil. Agatha dan Blaire pun langsung berlari dan memeluk tubuh anak mereka masing-masing.

     "Sayang apa ada yang luka?" tanya Agatha kepada Alard. Namun belum sempat Alard menjawab nya Agatha melihat lebam disudut bibir dan juga pipi Alard. "Ini pasti sakit" ucap Agatha lirih sambil mengelus lembut pipi Alard yang lebam. Tanpa sadar Agatha pun meneteskan air matanya.

     Alard yang melihat ibunya menangis pun langsung menghapus air mata Agatha menggunakan telapak tangannya. "Bunda jangan menangis, Alard tidak apa-apa kok. Lukanya juga tidak sakit, Alard kan anak kuat" ucap Alard sambil tersenyum kearah Agatha.

    Disela tangisnya Agatha pun langsung tersenyum ketika mendengar ucapan dari Alard. "Iya Alard anak yang kuat" jawab Agatha. Setelah itu Agatha pun langsung mengajak Alard untuk masuk kedalam rumah. Namun Alard tampak sesekali menengok kearah belakang.

     "Tapi kenapa Ayah belum pulang, padahal Ayah janji akan cepat pulang tadi?" tanya Alard kepada Agatha. Agatha pun tampak bingung, ia harus memikirkan kosa kata yang tepat untuk menyampaikan maksudnya agar Alard paham.

      Agatha berjongkok dihadapan Alard. "Dengarkan Bunda, Ayah saat ini sedang bertugas. Bunda yakin Ayah akan pulang sebentar lagi, Ayah Alard kan kuat dan juga pemberani" ucap Agatha menjelaskan.

     Meskipun ragu, Alard tetap melangkahkan kakinya memasuki rumah bersama Agatha. Namun baru beberapa langkah ia masuk kedalam rumah, terdengar deru mobil. Alard dan Agatha langsung membalikkan badannya.

     Alard pun langsung tersenyum senang ketika melihat yang turun dari mobil itu adalah Liam. Alard pun langsung melepaskan genggaman tangannya dari Agatha. Kaki kecilnya pun langsung berlari menghampiri Liam.

    Liam pun langsung mengulurkan tangannya, ia langsung membawa Alard kedalam pelukannya. Liam pun langsung menggendong Alard. "Ayah tidak apa-apa kan?" tanya Alard. Liam pun langsung menggelengkan kepalanya, tatapan matanya pun langsung menajam melihat lebam di pipi dan sudut bibir Alard yang berdarah.

    "Luka kamu biar Ayah yang obati ya!" ucap Liam. Alard pun langsung menganggukkan kepalanya. Liam dan Alard pun langsung masuk kedalam rumah dengan diikuti Agatha disisi mereka.

     Agatha pun menyuruh salah satu pelayan dikediaman nya untuk membawa kan alat kompres, es dan juga obat untuk mengobati luka Alard. Beberapa menit kemudian pelayan pun datang, ia pun meletakkan barang-barang itu diatas meja.

     Agatha pun langsung mengompres lebam di pipi Alard. Namun Alard tampak tidak mau, ia pun langsung meringis karena merasa kesakitan. Ia berontak dan menangis histeris ketika Agatha mengobati luka di sudut bibirnya. Liam pun menahan tubuh Alard.

      Liam pun langsung menggendong Alard ketika Agatha selesai mengobatinya. Ia mencoba menenangkan Alard, hingga beberapa menit kemudian Alard pun sudah tertidur digendongan Liam.

     Agatha langsung mengalihkan tatapannya ketika melihat ada noda darah dilantai. Yang pasti noda darah itu bukan berasal dari dirinya ataupun dari Alard. Tatapan Agatha pun langsung tertuju kelengan bagian atas Liam.

     Baju yang dipakai Liam pun sobek dan juga darah mengotori bajunya. "Liam lebih baik aku yang menggendong Alard, lengan kamu luka. Dan biar nanti aku mengobati lukanya" ucap Agatha. Liam pun langsung menggelengkan kepalanya, ia tidak menyetujui usul dari Agatha.

      "Tidak apa-apa, lagi pula itu hanya luka kecil. Dan aku masih mampu menggendong anakku" ucap Liam. Agatha yang ingin membuka suaranya pun langsung terhenti karena ucapan Liam selanjutnya. "Aku serius, dan aku akan menidurkan Alard dikamar" ucap Liam yang tampak nya tidak ingin dibantah.

     Tentu saja Agatha hanya bisa menghela nafasnya menghadapi Liam yang keras kepala. Agatha langsung membawa kotak obat, dan menghampiri Liam dikamarnya. Ketika masuk Agatha melihat Liam sedang menatap sendu kearah Alard.

     Agatha tidak tahu apa yang saat ini berada dipikiran Liam. "Liam!" panggil Agatha sambil menggenggam tangan Liam. Liam sempat merasa terkejut ketika Agatha menggenggam tangannya.

     "Ada apa Agatha?" tanya Liam kepada Agatha. "Aku yang harus nya bertanya Liam, apa yang saat ini kamu pikirkan?" tanya Agatha balik. Liam pun menghela nafasnya kasar. "Aku memikirkan Alard, untuk kedua kalinya aku merasa gagal menjadi seorang Ayah. Aku bahkan tidak bisa melindungi nya Agatha" ucap Liam.

       Agatha pun langsung mengelus rahang Liam dengan lembut. "Kamu tidak pernah gagal menjadi Ayah Liam. Jika tadi kamu tidak cepat bertindak, kondisi Alard tidak akan sebaik sekarang" ucap Agatha menenangkan Liam. "Kamu tahu Liam kamu adalah Ayah terbaik untuk Alard dan juga Levin" lanjut Agatha.

     Mendengar ucapan Agatha, Liam langsung teringat dengan anaknya yang sudah meninggal. Ia pun menangis mengingat anaknya yang sudah tidak ada disini. Agatha pun langsung memeluk Liam, ia mencoba menenangkan Liam.

     Lalu ketika mereka sedang berpelukan, mereka mendengar suara Alard yang memanggil Liam. "Ayah!" ucap Alard mengigau. Hal itu membuat Liam dan Agatha pun langsung tertawa bersama. "Lihat bahkan ketika Alard tertidur, ia memanggil nama kamu Liam" ucap Agatha.

     Ucapan Agatha itu membuat perasaan Liam pun membaik. Ia bertekad akan terus melindungi keluarga kecilnya itu. "Baiklah Ayah, sekarang kita obati luka kamu dulu ya" ucap Agatha dengan nada bergurau. Liam pun ikut terkekeh mendengar ucapan Agatha.

       "Baiklah Bunda, sekarang obati luka Ayah ya" jawab Liam dengan nada bergurau nya. Agatha pun perlahan membuka pakaian Liam. Agatha dibuat meringis melihat luka yang lumayan lebar dilengan atas Liam.

    Ia pun langsung membasahi kapas menggunakan alkohol dan membersihkan luka Liam. Agatha merasa bingung kenapa Liam sama sekali tidak meringis ketika Agatha mengobati lukanya.

      "Apakah luka nya sakit?" tanya Agatha. Liam pun langsung menggelengkan kepalanya. "Ini hanya luka kecil, dan luka ini sering didapat jika aku sedang bertugas. Aku pernah mendapatkan luka yang lebih parah daripada ini" jawab Liam membuat Agatha diam membisu.

🥀🥀🥀
Declairs

Kamis, 20 Oktober 2022
Publish Rabu, 16 November 2022

     

I am The General WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang