08 | Different woman

61.9K 4.1K 214
                                    

Tadi pagi Thalia tidak sempat melihat Keegan sebelum pria itu pergi bekerja. Dikarenakan ia baru saja melek pada pukul sembilan dan memang tidak ada yang mau mengganggunya tidur. Bahkan Keegan sendiri.

Lalu pada malam harinya, tepat pukul delapan malam, Thalia dan seluruh penghuni mansion itu dibuat tercengang sampai menganga juga melotot sendiri.

Keegan pulang. Langkah lebarnya melewati Thalia yang seketika bangkit berdiri sembari menahan perutnya.

"TUAN BATU. ASTAGA, APA YANG TERJADI DENGAN RAMBUTMU?" Thalia memekik.

Ia berlari menghampiri Keegan yang sudah berhenti tepat di tengah-tengah ruang tamu. Pria itu melepas jasnya dan ia lampirkan pada pundak.

"Astaga. Kenapa rambutmu jadi hitam begini?" Thalia melotot. Ia berjinjit, dengan berani memegang pun mengacak-acak rambut Keegan.

Tunangannya itu memutuskan untuk mengubah warna rambutnya menjadi hitam. Ia merasa tidak nyaman tiap kali ditatapi oleh para kolega juga client karena surai merahnya yang murni itu.

"Tuan batu, are you okay?" tanya Thalia. "Apa kau baru putus cinta dan memilih mengubah warna rambutmu?"

Keegan bergeming sesaat. Ia perhatikan mulut Thalia yang terdapat beberapa meses coklat.

"Mulutmu kotor," celetuk Keegan.

"Uh? Benarkah?" Thalia mengelap sendiri mulutnya. "Hehe, aku sedang memakan donut. Kau mau?"

Keegan menggeleng kecil. Apa pun yang Thalia tawarkan tidak pernah ia terima.

"Tidak, lupakan donut. Kenapa kau mengubah warna rambutmu? Padahal aku suka rambutmu yang merah itu." Thalia mulai cerewet.

"Rambut hitam begini kau tidak suka?" Keegan membalas.

Thalia berkacak pinggang. Ia miringkan kepalanya ke samping kanan dan kiri berganti-gantian. Mengamati wajah Keegan yang ... jujur saja ia tampak lebih gagah dan manusiawi dengan bersurai hitam begini.

"Suka. Tapi kenapa kau mengubahnya?" Thalia bertanya lagi, penasaran.

Keegan terkekeh. "Cerewet!" katanya. Ia dorong pipi Thalia ke samping lalu melangkah melewati wanita itu.

Thalia tertawa pelan. Berlari kecil ia mengejar Keegan. Masih penasaran mengapa Keegan mengubah warna rambutnya hingga menjadi lebih tampan lagi seperti ini.

"Tuan batu!"

"Um!"

Keegan terus melangkah menaiki anak tangga. Diikuti oleh Thalia dari belakang.

"Tuan batu!" Thalia memanggil lagi. Mulai sesak napas karena ia harus berlari-lari kecil hanya untuk menyeimbangi langkah cepat dan lebar Keegan.

"Ya, Thalia. Ada apa?" Keegan berhenti pada koridor yang menuju ke kamarnya.

Ia berbalik menghadap Thalia. Melihat perempuan itu yang ngos-ngosan sampai memegang perut bulatnya.

Thalia berdiri tegak. Mendadak ia acungkan ibu jarinya kepada Keegan sembari menyengir lucu. "Tuan batu tampan," pujinya gamblang.

"Um. Aku tahu," balas Keegan. Melanjutkan langkahnya dan kembali Thalia ikuti dari samping sembari mendongak. Menatapi sisi wajah lelaki itu.

"Tuan batu memiliki pacar?" Thalia bertanya. Seakan ia lupa jika yang ia tanyai itu adalah calon suaminya sendiri.

"Hanya tunangan," jawab Keegan datar. Ia raih gagang pintu lalu dibukanya dan masuk ke dalam. Masih diikuti oleh Thalia yang belum sadar bila mereka sudah berada di dalam kamar Keegan.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang