Chapter 41 ini aku ubah. Kita lanjutkan dulu lagi kisah KEELIA setidaknya 5 chapter kemudian ending.
Anggap aja chapter 41 yang kemarin itu spoiler! 🐍
****
Kelahiran putra pertama mereka, Levi Smith Perseus, membawa lagi kebahagiaan besar di dalam hidup Keegan dan Thalia.
Putra mereka lahir dengan sehat, wajahnya tampan dan surainya kecoklatan. Manik Levi abu-abu terang, pun kulitnya seputih Thalia.
Kebahagiaan itu terus bertumbuh setiap harinya. Keegan menikmati perannya sebagai seorang ayah. Setiap malam jika Levi menangis, ia buru-buru bangun lalu menimang-nimang putranya sampai tertidur kembali.
Berusaha agar waktu istirahat Thalia tidak berkurang, Keegan mengupayakan agar ia selalu pulang kerja tepat waktu untuk gantian mengurus Levi. Pokoknya bagian Thalia itu dimulai dari pagi sampai pukul enam, dan selanjutnya Keeganlah yang akan menangani putra mereka.
Setiap malamnya ketika Levi menangis dan Thalia terbangun, Keegan juga ikut bangun kemudian ia menyuruh istrinya untuk tidur kembali.
Memang benar kata orang, menikahlah bersama pria yang memang ingin berkomitmen, dan sudah siap bahkan sangat ingin memiliki anak, maka pria itu akan ikut andil dalam mengurs anak-anak. Tidak akan kita dibuat repot seorang diri sebab ia sadar anak itu lahir atas keinginan dan bahkan perbuatannya.
Lalu di bulan ini tepat sepuluh bulan usia Levi. Keegan heboh saat Levi pertama kali memanggilnya papa dengan mulut bayi itu yang belepotan karena sedang Thalia suapi bubur.
"Haaahh! Kau dengar itu? Dia sudah bisa memanggilku papa, Thalia. Aku papa...." Keegan mengentak-entakkan kakinya di lantai. Dia gemas brutal melihat Levi menyengir lalu gigi kelincinya di depan kelihatan.
Levi seheboh ayahnya. Kaki montoknya juga ia entak-entakkan, tertawa khas bayi dengan cengirannya yang gemas pun mulut belepotan.
"Huhu gemas sekali. Aku ingin memakannya." Keegan menggigit-gigit pelan pipi buntal Levi sampai memerah.
"Tuan batu!" tegur Thalia. Dia tepuk kuat punggung suaminya. "Jangan gigiti pipinya. Aku takut pipinya semakin memble."
Baiklah Keegan tidak menggigiti pipi Levi. Tapi kini dia ciumi pipi Levi bertubi-tubi sampai bayi sepuluh bulan itu terus tertawa.
"Anaknya sudah, sekarang Ibunya." Sekarang Thalia yang tertawa. Keegan menciumi pipinya, kening, dan juga bibir. Terus dia kecup berganti-gantian serta berkali-kali sampai perempuan itu tertawa kegelian terkena kumis-kumis tipis Keegan.
"Anaknya lagi." Keegan ciumi Levi lagi dengan gemas.
"Ibunya lagi." Dia ciumi Thalia lagi. Terus seperti itu dan akhirnya dia sendiri yang lelah.
"Kau mau makan camilan apa? Jaga Levi dan akan kubuatkan," kata Thalia.
Karena ini hari minggu akhirnya Keegan dapat menghabiskan waktu bersama istri juga anaknya di rumah. Saat-saat paling menyenangkan adalah di rumah dan menikmati waktu senggang bersama Levi serta Thalia.
Tidak peduli semenumpuk apa pun pekerjaannya, jika hari minggu itu adalah waktunya untuk beristirahat. Tidak ada macbook, tidak ada iPad, tidak ada pulpen, tidak ada meeting atau apa pun itu tentang pekerjaan.
Pokoknya. Hari. Minggu. Adalah. Hari. Untuk. Levi. Dan. Thalia. Titik.
"Aku ingin makan sesuatu yang lembut, tebal—,"
"Dan botak," potong Thalia lantas melanjutkan.
Tentu saja Keegan tergelak. Saat ia tertawa Levi pun ikut tertawa hingga pria itu semakin tertawa lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRUTAL ACCIDENT
HumorFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 18 + || ADULT ROMANCE & COMEDY Description : ❝Aku kalah.❞ ❝Uh?❞ Thalia menoleh. Berat kedua matanya namun ia paksa buka dengan lebar. ❝Taruhan kita saat itu.❞ Keegan melangkah maju. Melepas...