15 | Denial

43.2K 3.7K 425
                                    

Yg udah baca HIDDEN PART, gimana guys?  😊

Kedatangan client secara mendadak, Keegan lantas memutuskan untuk mengadakan pertemuan bersama para client itu di mansionnya.

Akan tetapi, hadirnya Thalia di sana membuat beberapa client sedikit kurang fokus karena Thalia yang beberapa kali berlalu lalang, mengejar induk kucing karena tidak mau menyusui anak-anaknya yang baru saja berumur dua minggu.

Mereka tersenyum, tertawa pelan melihat Thalia yang berperut bulat itu berlarian kecil. Berusaha menangkap induk kucing yang susah ditangkap meski sudah Thalia bujuk dengan seonggok daging goreng.

Keegan bergeming. Ia duduk dengan dua kaki kokohnya terbuka. Tanpa sarung tangan beliau memainkan penanya di jari. Melakukan pen spinning seraya memperhatikan Thalia.

Siren eyesnya menyayu tanpa sadar. Wajah tampannya datar dan hanya bola matanya saja yang bergerak-gerak, berkeliaran mengikuti Thalia yang beberapa kali bermondar-mandir.

"Diam, jangan menjadi Ibu durhaka. Susui anak-anakmu sampai kenyang."

Mereka mendengar Thalia yang berkata kepada si induk kucing. Menahan si induk di depan pintu utama, membiarkan anak-anak kucing menyusu sampai puas.

Keegan mengulum singkat bibirnya. Ia lantas bersandar di kepala sofa dan matanya hanya tertuju ke arah Thalia di ambang pintu.

Alis kiri Keegan terangkat kecil dan sudut bibir kanannya tertarik. Ia tersenyum tipis kemudian terkekeh berat samar-samar.

Lucu, gemas melihat Thalia yang bergelut dengan induk kucing dan perempuan itu ingin dicakari.

"Aaa... Tuan batu tolong aku..." Tanpa sadar Thalia memanggil Keegan. Mengaduh lalu memegang bibirnya yang sempat tersangkut pada kuku si induk kucing peliharaannya.

Dua orang pelayan datang. Mereka juga tertawa melihat Thalia yang masih bergelut dengan kucingnya sambil duduk di lantai.

Keegan agak menundukkan kepalanya. Ia tatap Thalia tanpa ekspresi dan berakhir mengulas kembali senyum tampannya dengan tipis.

"Sir, apakah pertemuan akan dilanjutkan besok saja di kantormu?" Seorang client bersuara, menyadarkan Keegan dari dunianya.

Pria itu tidak menoleh. Hanya bola matanya saja yang melirik client tadi, sipit teduh hingga si client merasa canggung lalu tersenyum kaku. Rasanya seperti tengah ditatapi oleh seorang pria mabuk yang sudah menghabiskan berbotol-botol alkohol.

"Um. Kita lanjutkan besok di kantor pada pukul sembilan. Kuharap kita semua dapat hadir dan membahas ini sedetail mungkin," ujar Keegan cepat. Ketika ia bangkit berdiri, diikutilah oleh semua client di sana.

Setelah berjabat tangan, pergilah tiga orang client Keegan meninggalkan mansion tersebut. Saat melewati Thalia mereka tersenyum, memperhatikan perempuan itu yang menggendong induk kucing dengan bibir terluka bekas cakaran dan sedikit berdarah.

"Bibirmu terluka," celetuk Keegan. Berdiri ia di sebelah Thalia.

Thalia menengadah, melepaskan kucingnya dan ia ikut berdiri namun masih tetap harus mendongak.

"Um. Kutetesi obat dulu." Thalia beranjak, langkahnya dia buat cepat-cepat. Manaiki anak tangga hendak menuju ke kamarnya.

Keegan menyusul. Ia lepas jasnya lalu dilempar kepada sofa. Mengikuti Thalia yang sudah lebih dulu sampai di kamarnya.

"Kutaruh di mana dia." Thalia bergumam. Membuka kotak obatnya namun tidak ia temukan obat tetes yang sedang ia cari.

Ketika membuka laci salah satu meja Thalia pun menemukan obat tetesnya di dalam sana. Langsung saja ia menuju cermin full body, berdiri di depan cermin tersebut hendak menetisi bibirnya yang terluka.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang