Di waktu yang bersamaan, Thalia dan Sean siap menampilkan pertunjukan mereka di tengah-tengah rink es yang dikelilingi oleh ribuan manusia.
Fokus. Thalia menarik napasnya dalam-dalam ketika ia dan Sean telah berselunjur ke tengah-tengah rink.
Cantik, mungil perempuan itu terlihat dalam kostum khususnya hari ini. Kamera mulai menyorot Thalia dan Sean dan mereka zoom.
Ketika musik dijalankan, Sean lantas menangkup pipi Thalia dan mereka saling bertatapan.
"Aku percaya padamu," celetuk Thalia.
Sontak para penonton bersorak. Sean mengangkat Thalia yang otomantis melingkari satu kakinya di leher Sean dengan kepala di bawah, mereka berputar cepat juga indah sembari berpose bak sepasang patung.
Sean menarik kedua tangan Thalia, berseluncur cepat kemudian bergerak seperti tengah berdansa. Berputar-putar lantas mereka kompak saling menghadap, berpegangan tangan lalu saling menjauhi.
Thalia angkat satu kakinya dengan amat tinggi, dia tahan di atas dan berputar cepat. Kembali lagi mereka saling menggapai, berpelukan singkat lalu Thalia merendahkan tubuhnya dengan Sean yang memeluk pinggangnya erat.
Thalia membelakangi Sean. Ketika Sean mengangkat pinggangnya, ia melompat-lompat lentik seperti seekor peri dengan kedua tangan terbentang lalu ia mengambang bersama kaki yang berformasi angka empat sementara Sean membawa mereka berseluncur cepat.
Di saat Thalia tengah begitu fokus, wanita itu seketika agak melotot kala menemukan wajah Hunter dari ribuan manusia yang berada di sana.
Fokus Thalia hampir runtih ketika ia melihat ada Matheo juga di sebelah Hunter.
Jika ada Hunter dan Matheo, kemungkinan besar Keegan pun tengah berada di sana. Demikian Thalia berpikir.
"Dia sudah melihat kita," celetuk Hunter. Sengaja ia dan Matheo menunjukkan diri agar Thalia melihatnya.
"Fokusnya akan hancur jika Prince berada di sini," tambah Matheo. Mereka perhatikan Thalia dan Sean dengan saksama.
Hunter duduk bersedekap. "Haruskah kita mempertemukan mereka kembali?" Hunter meminta pendapat kepada Matheo.
"Mereka akan segera bertemu di hotel. Thalia menginap di hotel yang sama dengan Prince, tepat di sebelah kamar Prince."
Hunter angkat satu alisnya pada Matheo. "Kau yang mengaturnya?"
"Um. Aku melihat Thalia keluar dari kamar VIP nomor dua, langsung saja kubayar dua kali lipat untuk kamar VIP nomor satu yang telah disewa lebih dulu oleh orang lain," jelas Matheo, terkekeh gemas.
"Haruskah kita buat mereka mabuk kembali seperti dulu?" Hunter pun terkekeh. Mengingat kembali rencana busuk mereka yang berhasil menjebak Keegan dan Thalia.
****
Sembari tertawa Thalia keluar dari dalam kamar hotel. Berbincang di telepon bersama Sean yang sudah lebih dulu kembali ke Manhattan karena memiliki tanggungjawab pekerjaan.
"Semangat. Bekerja memang melelahkan, tapi lebih melelahkan lagi jika menganggur," kata Thalia di telepon. Meraih knop pintu lalu ia kunci dari luar.
"Um. Aku segera tiba dalam lima belas menit." Keegan pun keluar dari kamar hotelnya. Mengunci dari luar sembari berbicara pula di telepon bersama Hunter.
Thalia yang mendengar suara berat tersebut, dengan kepala terasa berat ia memberanikan diri untuk menoleh.
Betapa terkejutnya Thalia ketika mendapati Keegan yang tengah berbicara di telepon dan belum melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRUTAL ACCIDENT
HumorFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 18 + || ADULT ROMANCE & COMEDY Description : ❝Aku kalah.❞ ❝Uh?❞ Thalia menoleh. Berat kedua matanya namun ia paksa buka dengan lebar. ❝Taruhan kita saat itu.❞ Keegan melangkah maju. Melepas...