30 | Buy Thalia

33.9K 3K 395
                                    

Dua hari setelah tragedi memalukan menimpa Roman secara gamblang di apartment Keegan, Roman pun kembali dengan Keegan izinkan untuk membawa Thalia pulang bersamanya.

Bukan Keegan menerima kekalahannya. Jika tutur kata penuh budi pekerti serta kehormatan tinggi sudah tak dapat lagi memenangkan hati Roman, mungkin inilah saatnya ketegasan dan keangkuhan dinginnya harus ia bangkitkan total dari dasar sang lautan es terdalam.

Dengan ditemani oleh Hunter, Caleb dan Matheo, Keegan kembali ke Belanda dan dua hari kemudian tepatnya pada sabtu siang ini, pria itu terbang ke Manhattan setelah mempersiapkan segalanya demi membeli sang kekasih hati secara kontan dari kuasa tangan Roman.

Dua Bugatti merah menyala memasuki kediaman mewah Roman yang setara dengan bangunan megah museum.

Keegan datang bersama sang sahabat terkasih, Pangeran bungsu trah Scott Hunter Gideon Scott, juga Caleb dan Matheo tentu saja.

Semua pelayan yang mendengar garangnya dua mesin new Buggati mengilap itu lantas berlarian, memberitahu kepada sang majikan atas kedatangan tamu yang telah membuat Roman bergetar di sekujur tubuh.

Roman dan Maia saling melempar pandang, segera juga Thalia berlari keluar dari dalam kamar setelah satu orang datang memberitahunya.

Badai es seolah datang mengepung kediaman tersebut. Membawaserta raja besar di dalam lingkup yang mengendalikan sang badai tak diinginkan.

Keegan turun dari mobil memimpin langkah. Suit formal biru gelap licin membalut postur ramping nan gagahnya. Sepatu hitam mengilap bersol kerasnya menginjak tegas pada lantai. Tersisir tampan surai merahnya yang memperlihat kening kokoh pria tersebut.

Ketika para penjaga dan pelayan hendak menundukkan kepala guna menyambutnya, Keegan lantas mengangkat dua jarinya yang berbalut sarung tangan itu dan memerintah seluruh orang di sana membungkuk rendah. Dia tekan dua jarinya ke bawah sebagai perintah mutlak.

"Aku terbiasa diberi hormat membungkuk sembilan puluh derajat," timpal Keegan tanpa menghentikan langkah gontainya.

Hunter menyeringai, that's my bro.

Kompak seluruhnya membungkuk sembilan pulub derajat di sepanjang Keegan melangkah. Pria itu mengambil alih penuh kendali di sana seakan-akan ialah sang pemilik bangunan megah tersebut.

Roman dan Maia menuju ruang tamu bersama mata membulat. Keegan benar-benar datang membawa seluruh sisi berkuasa dan angkuhnya yang tinggi.

Tanpa mengucapkan apa pun, Keegan memimpin masuk Hunter, Caleb dan Matheo lalu mereka berdiri sejajar di hadapan Roman juga Maia. Terdapat Thalia di dekat anak tangga, berdiri memegang dadanya merasa begitu gugup pun panik.

Membengku Roman dan Maia di posisi mereka. Keduanya kesulitan meneguk saliva sendiri tatkala siren eyes Keegan menyorot mereka dengan manik greynya yang mengilap gelap, teduh setenang genangan air.

Tidak lagi basa-basi, Keegan memainkan dua jarinya memerintah Hunter, Caleb dan Matheo untuk maju. Di tangan Hunter ia menenteng sebuah peti berbalut kain merah, dan di tangan Caleb ia menteng satu koper besar berwarna silver lalu Matheo menenteng juga satu koper besar berwarna hitam pekat.

Majulah ketiga pria itu kemudian secara bersamaan meletakkan ketiga benda besar yang mereka bawa ke atas meja. Kompak mereka membuka kedua koper juga peti tadi.

Semakin membeku sudah Roman dan Maia. Peti berbalut kain merah yang Hunter bawa ialah peti berisikan berlian biru, sama persis seperti berlian yang menjadi mata kalung Keegan saat ini. Mengilap indah anak-anak berlian di dalam peti itu tersorot oleh lampu hias di atas.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang