26 | Joker

42.5K 3.4K 536
                                    

"Stress, uh?"

Hunter menggoda. Hari ini harusnya ia sudah kembali ke Amsterdam, akan tetapi, Keegan yang tiba-tiba saja meminta untuk ditemani pun membuat Hunter membatalkan penerbangannya bersama Caleb juga Matheo.

Ketiga pria itu lalu menghampiri Keegan, mendatangi Keegan langsung di apartmentnya yang pukul sepuluh tadi sudah ia bayar kontan lunas.

Harganya jauh lebih mahal, dikarenkan apartment itu tinggal Keegan terima bersih saja. Semua perabotan mahal-mahal sudah terisi penuh di dalam sana, bahkan apartment itu berada di tengah-tengah jantung Tokyo.

"Aku hanya butuh teman mengobrol. Thalia masih di hotel, sepertinya dia tidak ingin bertemu denganku dulu selama beberapa hari," terang Keegan. Pasrah karena itu memang salahnya.

Hunter, Caleb dan Matheo saling melempar pandang.

"Kalian bertengkar?" tanya Caleb.

"Um. Tadi kami sempat bertengkar," jawab Keegan. Tidak akan lagi dia ceritakan kejadian intim di antara dia dan Thalia.

Cukup sudah, dia tidak mau lagi ditertawai. Jujur saja rasanya agak memalukan.

"Tidak usah dipikirkan. Wanita memang seperti itu, hobby mereka adalah mencari masalah dengan kita," ujar Hunter. Maklum, dialah yang paling berpengalaman di sana.

Keegan berdecak kecil. Dia lepas kemajanya merasa gerah setelah meminum beberpa gelas air pusing murni tanpa campuran.

Melempar jasnya ke lantai lalu duduk mengangkang, membuka lebar kedua kakinya. Mendongak seraya terpejam, pusing juga memikirkan Thalia yang menjadi takut padanya.

"Jangan terlalu lemah begitu kepada wanita. Tegas-tegas saja, Thalia tidak akan meninggalkanmu jika kau bertindak cepat," sambar Hunter. Melempar Keegan dengan kulit kacang.

"Dia seperti ular, kau tahu? Lincah sekali melarikan diri dan membuatku selalu merasa kehilangan," jelas Keegan.

"Ular kita masih lebih lincah. Ayolah, jangan terlalu lemah. Hantam saja dia sampai menangis mohon ampun." Hunter bakar-bakar, memancing Keegan lalu Caleb dan Matheo tertawa.

Keegan pun ikut tertawa. Ia bersandar di kepala sofa, masih mengangkang lalu membenarkan batangnya yang salah posisi sampai kurang nyaman.

Hunter, Caleb dan Matheo kompak memecahkan tawa mereka. Mereka bertiga bergidik, menggeriap ngeri ngilu melihat keadaan kacau Keegan yang mengenaskan.

"Ada yang bisa jelaskan padaku? Kenapa orang-orang dengan postur seperti Keegan ini memiliki batang yang panjang-panjang?" Hunter bertanya. Semakin pecah sudah tawa Caleb dan Matheo.

"Aku serius. Lihatlah, batangnya sampai tampak jelas panjang ke samping dengan posisi tertidur di paha kiri." Hunter memang bangsat. Dia buat mata Caleb dan Matheo fokus tertuju ke arah batang Keegan.

"Ck. Urusi saja batang besarmu sendiri," timpal Keegan lantas terkekeh berat.

Hunter berdiri dan ia tampak antusias. "Begini." Hunter tenggak lebih dulu minumannya sampai tandas.

"Punyaku memang besar. Tapi tidak sepanjang Keegan, miliknya seperti batang orang-orang berkulit hitam. Besar dan panjang-panjang, brrrr..." Hunter tergelak kacau, diikuti oleh Caleb, Matheo juga Keegan yang tertawa hancur.

"Bagaimana Thalia tidak hamil hanya dengan sekali tembakan," sambar Matheo. Sudah paham mengapa cebong-cebong Keegan sangat tokcer.

Mereka bertiga masih cengengesan sementara Keegan memejam pening. Masih mendongak dan jakunnya nampak menonjol besar.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang