33 | Strawberry & Snail

33K 2.5K 255
                                    

Atmosfer pada bulan November di tahun ini terasa jauh lebih menyenangkan dari bulan-bulan sebelumnya. Bukan sekadar perasaan, namun nuansa pada awal November ini sungguh memberi enegeri positif kepada pria introvert itu, Keegan Prince Perseus.

Di bawah pohon yang tidak begitu tinggi tetapi berdaun rindang, di sanalah Keegan duduk seraya memangku gitarnya. Senar-senar gitar itu ia petik perlahan menciptakan melodi merdu berteman angin pada siang ini.

Seulas senyum tercipta, merekah di balik wajah cerah Keegan yang siang ini mengenakan setelan casual namun tetap manly. Matanya terfokus, hanya tertuju kepada sosok wanita di sana. Kepada wanitanya yang cantik, Thalia kekasih sang pujaan hati.

Mengamati, Keegan memperhatikan Thalia tengah asyik mencicipi strawberry-strawberry segar yang langsung perempuan itu petik dari sumbernya. Berderet teratur di dalam polibek-polibek, menggantung-gantung tiap tangkainya yang terdapat strawberry-strawberry merah segar.

Setiap memakan strawberry yang dirasanya segar juga manis, Thalia pun menggerak-gerakan kepalanya ke kiri dan kanan seperti seekor pinguin lucu. Manggut-manggut kemudian memetik dan menaruhnya di dalam keranjang anyaman kreasi tangan.

Keranjang itu sudah terisi setengah, Thalia lampirkan di lengan kirinya dan sesekali ia rapikan surai acak-acaknya karena terjangan angin. Dress pink wanita itu tersibak, beterbangan tatkala angin datang seolah hendak mengintip.

"Tuan batu." Suara lucu Thalia menyambut, memanggil Keegan hingga menyadarkan Keegan dari lamunan bergemingnya.

Keegan melihat tangan kecil Thalia memanggilnya untuk ke sana. "Sini. Aku menemukan siput," kata Thalia. Ia meletakan telapak tangannya di sebelah mulut saat berucap.

Menghampiri, Keegan berderap santai mendekati Thalia begitu wanitanya memanggil. Ia tenteng gitar di tangan kiri lalu tangan kanannya menyelip masuk ke dalam saku celana di samping. Melewati pagar rerumputan setinggi paha, Keegan berderap gontai lalu ia masuk ke dalam kebun strawberry mini di mana Thalia saat ini berada.

"Lihat? Siputnya lucu..." Thalia bersemringah menunjuk ke arah seekor siput yang menempel pada polibek. Sekarang tangannya terasa gatal benar-benar ingin memegang hewan tersebut.

"Boleh aku memegangnya?" Thalia menyengir. Mendongak menatap Keegan meminta persetujuan.

"Um." Keegan menyenggut. Tersenyum juga pria itu dengan manis meski tipis.

"Pegangkan keranjangku." Thalia menyerahkan keranjang strawberrynya kepada Keegan. Tanpa menolak Keegan pun memegangnya, bahkan kini ia lampirkan di lengan kirinya.

"Imut sekali... boleh aku membawanya pulang?" Thalia memegang hewan lengket itu tanpa rasa geli. Pun ingin memeliharanya juga di rumah. Adakah wanita selucu dirinya? Keegan rasa tidak. Thalia memang selucu itu tanpa ia sadari.

"Kau ingin memeliharanya juga?" tanya Keegan. Justru dia yang merasa geli saat melihat hewan di tangan Thalia itu menggeliat.

"Um. Dia lucu..." Thalia menyenggut sekali, memanyunkan bibirnya seperti ingin mencium siput tersebut.

"Boleh? Aku akan rajin-rajin membersihkan— ya ampun, ada lagi! Hoh, ini pasti pacarnya." Thalia heboh saat melihat seekor siput lainnya namun tampak lebih besar dan cakangnya berwarna kehitaman. Sementara yang di tangannya saat cangkangnya berwarna kekuningan.

Senyum Keegan merekah tampan, ia terkekeh saat Thalia mengambil lagi siput yang satunya dan wanita itu bergumam gemas seorang diri.

"Kalian harus ikut denganku, okay?! Kalian terlalu lucu untuk ditinggalkan di sini," monolog Thalia seorang diri.

"Tuan batu, aku ingin membawa mereka berdua pulang. Boleh?" Thalia berbalik menghadap Keegan, meminta lagi persetujuan dari prianya.

Mustahil bagi Keegan untuk menolak ataupun melarang. Thalia ingin memelihara seratus siput pun tidak akan dia larang. Bahkan, jika wanita itu ingin memelihara megalodon di dalam rumah mereka pun tidak akan pria itu melarangnya. Everything for Thalia. Everything.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang