27 | Embarrassed

39.1K 2.9K 271
                                    

Happy reading,
sorry for typo 💘

"Tidak. Mr. Reid kumohon. Jangan batalkan pernikahan Thalia dan Sean. Thalia akan kembali, dia hanya pergi berlibur sebentar. A-aku tahu, aku tahu Thalia di mana sekarang."

Mati-matian Roman berusaha, bahkan sampai memohon kepada ayah Sean agar pernikahan anak mereka tidak dibatalkan.

"Mr. Callisto cukup. Kami bukan orang bodoh yang mau dipermainkan oleh anakmu. Lagi pula aku tahu, pernikahan anak kita hanyalah jembatan agar kau bisa mendapatkan untung besar dariku," papar ayah Sean. Mulai marah dan bosan dengan semua drama yang terjadi.

Roman menyugar surainya kuat. "Itu memang benar. Tapi Sean mencintai Thalia pun adalah kebenaran. Sean ingin menikahi putriku, Mr. Reid. Bersabarlah sebentar, Thalia pasti akan kembali," ujar Roman cepat. Meyakinkan.

Ayah Sean bangkit berdiri dari kursinya. "Tidak, cukup. Pernikahan dibatalkan. Aku tidak ingin lagi mengurus hal tidak penting ini. Anakku Sean masih bisa mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari putrimu," kata ayah Sean lebih cepat.

"Pernikahan dibatalkan dan semua rencana kita pun batal. Selamat siang, permisi," tandas ayah Sean. Pergilah ia dari sana, dari pada ruang kerja Roman.

Roman marah, stress juga pusing memenuhi kepalanya. Dia sapu semua berkas-berkas yang berada di atas nakas dengan tangan, menghamburkan semua penghuni nakas sampai terjatuh ke lantai.

"Kau benar-benar membuat Ayah marah, Thalia. BENAR-BENAR MEMBUATKU MARAH!" Roman berteriak.

Pria lima puluh tahun itu mulai gelap mata. Rencana jahat buruk pun mendadak berkeliaran di kepalanya.

"Tunggu dan lihatlah apa yang akan kulakukan padamu, rambut merah. Tunggu saja." Napas Roman memberat. Ia remas kuat pena di tangannya sampai gemetar.

"Jika bukan kau, berarti Thalia yang akan kubunuh!"

****

Berdeham. Hunter, Caleb dan Matheo, terus-terusan saja mereka berdeham. Berpura-pura sakit tenggorokan di hadapan Thalia dan Keegan.

Mereka berlima duduk bersama, kumpul di meja makan seraya menikmati sarapan yang Caleb dan Matheo buat.

Jujur saja, Keegan pun Thalia seperti ingin putus jantung saat menemukan ketiga pria penis bengkok itu sudah berada di sana.

Saat mereka bangun dengan perasaan malu-malu, mereka dibuat lebih malu lagi karena ternyata pintu kamar Thalia sudah tidak terkunci.

Itu artinya Hunter, Caleb dan Matheo sudah melihat mereka yang telah tidur bersama. Terlebih tadi mereka terbangun masih dalam keadaan telanjang dan hanya memakai selimut.

Keegan Thalia duduk berjauhan. Kursi mereka berjarak dua meter jauhnya. Makan dalam diam juga membisu. Sesekali mereka hanya saling melirik memakai ekor mata saja.

"Ekhem. Ck, sakit sekali tenggorokanku," celetuk Hunter. Menuang gelasnya dengan air putih sampai penuh dan ia tenggak setengah.

"Uhuk uhuk. Ekhem. Sepertinya aku terkena radang," kata Matheo juga. Batuk-batuk dan berdeham. Meminum juga sedikit air putih untuk membasahi tenggorokannya.

Caleb mendesis. "Radangku ini sudah satu minggu tidak sembuh-sembuh. Ditambah lagi— uhuk. Ekheeemmm... ekhem ekhem. Hemmm... ck, sial. Gatal sekali leherku."

Ketiga lelaki itu saling melempar pandang, mengulum bibir lalu kompak menenggak air putih pada gelas.

Daun telinga Keegan sudah memerah. Dia mengunyah amat pelan, tertunduk dan melihat lurus ke atas piring sarapannya saja.

BRUTAL ACCIDENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang