2600 kata 🥂
Happy reading 💍👰♀️🤵****
Satu hari menuju pernikahan, rasa gugup telah benar-benar mendominasi diri Keegan. Rasanya semua kalimat janji suci yang sudah ia hafal-hafalkan mendadak hilang, lenyap dari kepalanya begitu saja.
Di saat dirinya begitu gugup, bagaimana bisa Thalia teramat santai dan selau riang gembira seperti tak memiliki beban rasa pun pikiran? Keegan ingin heran, tapi kembali lagi ia sadari jika Thalia memang seberwarna itu.
Sekarang saja Thalia sedang pergi memancing bersama Ruth dan juga Maia entah di mana, intinya perempuan itu katakan kalau ia ingin ikut Ruth dan Maia pergi memancing piranha.
Ngomong-ngomong, Roman, Maia dan Josiah pun sudah tiba di Amsterdam kemarin siang. Tidak ada alasan untuk mereka tidak hadir, bagaimanapun Thalia adalah putri mereka. Si putri sulung yang akan menikah, tidak mungkin mereka tidak datang dan menyaksikan pernikahan Thalia.
Para lelaki berkumpul di halaman samping mansion. Ada Hunter, Caleb, Matheo, Roman dan juga Keegan tentunya. Mereka duduk bersantai seraya meminum kopi, tapi tidak dengan Keegan yang mimiknya tampak tegang seperti akan mengikuti ujian CPNS.
"Tidak usah tegang begini. Semuanya akan berjalan lancar, percaya padaku." Hunter membuka suara, tidak tahan lagi melihat Keegan yang sekarang sudah mirip orang menahan berak.
"Besok tidak akan setegang ini. Tenanglah," kata Roman juga. Semuanya sudah berubah, tidak ada lagi rasa benci ataupun marah di hati Roman maupun Keegan. Cukup saja mereka saling menyadari.
"Bagaimana jika aku salah berucap?" Keegan agak melotot.
"Akan ada sesi remedial." Caleb ini ada-ada saja. Dia pikir ulangan kenaikan kelas atau bagaimana sebenarnya.
Roman menyeruput kopinya lebih dulu kemudian ia berkata, "Sudah, tidak usah panik. Katakan saja apa yang ada di kepalamu. Dulu pun aku sempat salah mengatakan 'akan selalu rajin menghantam Maia' di hadapan Pastor dan seluruh tamu undangan. Karena itulah yang ada di kepalaku, maka kukatakan saja."
"Dan kau rajin menghantam istrimu?" tanya Hunter.
"Setiap hari. Saking rajinnya, dua minggu kemudian Maia pun mengandung Thalia. Hebat, 'kan?" Roman tersenyum bangga. Kalau Keegan perhatikan, ternyata sisi prik Thalia menurun dari Roman.
"Magic," celetuk Matheo dan Caleb, kompak. Mereka bertepuk tangan seraya menggeleng-gelengkan kepala merasa sangat magic.
"Adik kita memang magic. Ha ha ha." Roman tertawa jahat.
"Ha ha ha. Magic." Hunter, Caleb dan Matheo pun ikut-ikutan.
Sementara Keegan diam saja, dia melirik keempat orang itu yang seketika menatapnya dengan senyum joker bersama lubang hidung mengembang. Prik juga Roman. Bisa-bisanya Keegan mendapatkan mertua yang sefrekuensi seperti ketiga sahabat kampretnya itu. Istri prik, sahabat prik, mertua pun prik.
****
"Wohh wohh wohh... aku dapat ikan, aku dapat ikan..." Seperti tarzan Thalia berseru heboh. Mengangkat pancing dan ikannya lalu melompat-lompat di atas perahu yang mereka gunakan.
Maia dan Ruth yang masih menunggu umpan mereka dimakan, datar-datar mereka melihat Thalia. Perempuan itu terlalu heboh dan terus melompat-lompat girang.
"Kecil pun," timpal Ruth.
"Tidak apa... yang penting aku dapat ikan..." Thalia bodo amat. Walaupun hanya ikan kepala tima seukuran jari telunjuk yang dia dapatkan, itu sudah keren. Karena ini benar-benar pertama kalinya ia memancing.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRUTAL ACCIDENT
HumorFollow untuk membuka bab-bab yang dikunci melalui web ! 18 + || ADULT ROMANCE & COMEDY Description : ❝Aku kalah.❞ ❝Uh?❞ Thalia menoleh. Berat kedua matanya namun ia paksa buka dengan lebar. ❝Taruhan kita saat itu.❞ Keegan melangkah maju. Melepas...